Upaya peduli lingkungan tampaknya memang harus terus digelorakan kepada seluruh lapisan masyarakat. Pasalnya, bumi dan lingkungan makin hari malah mengkhawatirkan lantaran disebabkan berbagai kerusakan, seperti banyaknya limbah dan sampah, polusi udara yang makin meningkat, dan pemanasan global.
Salah satu kampanye yang banyak digelorakan bagian dari upaya peduli lingkungan yakni gaya hidup slow fashion. Slow fashion adalah istilah yang menggambarkan praktik industri pakaian, yang berfokus pada penciptaan produk tahan lama dan mementingkan kualitas daripada jumlah produksi.
Nah, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Kate Fletcher, seorang profesor di bidang Sustainability, Design, and Fashion, University of the Arts London’s Centre for Sustainable Fashion. Menurutnya istilah slow fashion bertolak belakang dengan fast fashion.
Lantas, kalau istilah fast fashion seperti apa sih? Bisa dibilang slow fashion lawan dari fast fashion. Praktik fast fashion ini akan memproduksi pakaian dengan tempo yang singkat dan berjumlah banyak, namun bisa menyumbangkan jumlah limbah tekstil yang sangat besar.
Dampak buruk dari fast fashion terhadap lingkungan jelas berpengaruh besar. Bayangkan dengan limbah tekstil yang semakin meningkat dan tidak bisa terkelola dengan baik, maka tentu lambat laun juga bisa makin memperburuk lingkungan. Belum lagi kalau pencemaran limbah tekstil ini tersebar di perairan tentu sangat memprihatinkan.
Maka dari itu, makanya tidak heran kalau gerakan slow fashion menjadi solusi untuk mengatasi besarnya limbah fast fashion. Slow fashion menjadi salah satu solusi yang tepat untuk meminimalisir pembuangan limbah tekstil yang dihasilkan dari industri.
Ketika bisa menerapkan gaya hidup slow fashion setidaknya sudah ambil bagian untuk ikut menjaga bumi. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memulai praktik slow fashion dan hal ini harus berangkat dari niat yang tulus dan pola pikir yang berbeda.
Berikut langkah sederhana untuk menerapkan pola hidup slow fashion sebagai bagian dari peduli terhadap lingkungan.
1. Ubah mindset
Langkah pertama tentu harus bisa mengubah mindset soal fashion yang semakin trend. Hal yang tak bisa dipungkiri kalau sekarang ini industri fast fashion banyak menarik perhatian masyarakat. Makanya proses produksi industri pakaian gaya fast fashion ini justru makin meningkat demi memenuhi permintaan masyarakat.
Industri fast fashion kadang tidak terlalu memperhatikan proses produksi terhadap lingkungan, karena mereka lebih mengutamakan komersial dan kebutuhan pasar. Makanya, mengatasi ini harus dimulai dari masyarakat sendiri untuk mengurangi permintaan pakaian dari industri fast fashion.
Kondisi seperti inilah yang harus diubah mindset kita terhadap pembelian produk fast fashion yang setiap saat silih berganti. Cobalah berpikir kalau kita menginginkan pakaian baru, bukan berarti harus membeli baju baru bukan?
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengubah mindset terhadap kondisi ini. Misalnya memilih untuk membeli pakaian bekas yang masih berkualitas atau bisa juga bertukar pakaian dengan teman. Kedua cara ini sangat efektif dilakukan sekaligus mengurangi jumlah pengeluaran uang.
2. Pertimbangkan beli barang berkualitas
Mungkin saja barang dari industri fast fashion sedikit lebih murah ketimbang dengan barang dari industri slow fashion. Namun, kalau bicara mengenai kualitas tentu tidaklah sama.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa cara pemasaran industri fast fashion bisa saja membuat masyarakat mudah tergiur, seperti adanya diskon dan brand yang terbaru sehingga kita terkadang kalap untuk membelinya.
Padahal, belum tentu barang dengan harga yang murah itu memiliki kualitas yang baik, bisa jadi itu hanyalah keinginan semata. Memiliki pakaian sedikit dengan kualitas yang tinggi, itu justru jauh lebih berguna dan tahan lama.
Beda halnya dengan fast fashion, kebanyakan pakaian yang diproduksi memiliki kualitas rendah sehingga tidak bisa bertahan lama.
3. Perbaiki pakaian rusak
Cara selanjutnya yang bisa dilakukan untuk menerapkan gaya hidup slow fashion yakni dengan memperbaiki pakaian yang rusak selagi itu masih layak untuk dipakai. Cara ini juga berguna untuk mengurangi belanja pakaian, padahal masih banyak di lemari yang bisa digunakan atau diperbaiki.
Bisa pula dengan memakai pakaian sudah lama di dalam lemari dengan tetap memperhatikan trend yang ada, itu bisa dilakukan dengan berbagai kreasi dari pakaian yang tersedia. Maka kamu pun tidak merasa canggung, dan bisa tampil beda namun berbobot.
4. Upcycle Fashion
Cara ini juga bisa diterapkan bagian dari peduli lingkungan, bisa dibilang mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai lagi.
Upcycle fashion adalah langkah mengubah pakaian lama, usang atau rusak dan membuatnya menjadi sesuatu yang lebih baru. Bahkan, pakaian yang sudah tidak muat lagi dapat disulap menjadi produk yang baru.
Dengan begitu, barang-barang yang sudah dibeli itu setidaknya tidak hanya menjadi sampah dan memungkinkan kita bisa memanfaatkannya dengan baik, di sisi lain itu juga dapat menjadi bagian dari peduli lingkungan dengan menerapkan slow fashion.
Nah, itulah beberapa langkah sederhana menerapkan gaya hidup slow fashion sebagai bagian dari peduli lingkungan untuk kehidupan yang berkelanjutan. Apakah kamu siap ambil bagian untuk jaga bumi?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
-
4 Trik Tingkatkan Kualitas Audio di Laptop Windows
Artikel Terkait
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
Laba Bersih Tembus Rp 18,7 Triliun di Q3 2024, Kinerja Segmen Gaya Hidup LPKR Tumbuh Signifikan
-
Catat! 10 Tips Memilih Peralatan Outdoor yang Awet dan Tahan Banting
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
-
Thrifting: Gaya Hidup Hemat atau Ancaman Industri Lokal?
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
Bermain di Light Shop, Park Bo-young Ikut 'Kursus' Jadi Suster
-
Rilis Foto Pembacaan Naskah, Drama Love Scout Umumkan Jajaran Pemain Utama
-
Daftar Sementara 24 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Siapa Saja?
-
Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Insecure, Belajar Mencintai Diri Sendiri
-
Gandeng Park Hyo Shin, V BTS Siap Rilis Lagu Winter Ahead pada 29 November