Sampah adalah materi yang tidak lagi terpakai akibat berakhirnya proses alam atau aktivitas manusia. Pengelolaan sampah penting dilakukan untuk memastikan nilainya terjaga, dimanfaatkan sebagai produk daur ulang, dan tidak merusak lingkungan.
Ketidakmampuan mengelola sampah dengan baik bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Seiring dengan peningkatan jumlah timbulan sampah, penggunaan lahan Tempat Pembuangan Akhir pun akan berkurang, karena selama ini sampah hanya ditimbun di TPA.
Adanya teknologi yang dapat mengolah sampah sangat diperlukan untuk mengontrol pengelolaan sampah di lingkungan.
Dalam upaya menangani akumulasi sampah, dibutuhkan teknologi pengolahan yang dapat mengubahnya menjadi energi terbarukan.
Salah satu solusinya adalah mengembangkan teknologi pengolahan sampah yang mampu menghasilkan energi listrik melalui proses insenerasi.
Teknologi insinerasi adalah metode mengolah sampah di mana sampah dibakar langsung menggunakan udara sebagai oksidator. Metode ini terbukti sangat efisien dalam mengurangi massa dan volume sampah hingga 90%.
Sistem kontrol atau pengendali diperlukan pada mesin insenerasi untuk memastikan bahwa emisi partikel dan gas buangan tetap dalam batas yang ditetapkan. Dengan demikian, asap yang dihasilkan dari mesin tersebut dapat dijamin telah berubah menjadi gas yang tidak berbahaya.
Pengolahan sampah menjadi energi listrik melalui teknologi insinerasi melibatkan beberapa tahapan yang dapat dibedakan, antara lain:
1. Tahap Pra-Pengolahan
Dalam tahap pra-pengolahan sampah, terdapat dua langkah yang diperlukan, yaitu penyortiran dan homogenisasi. Penyortiran sampah bertujuan meningkatkan nilai kalor sampah sebelum dimasukkan ke mesin insinerator.
Berikutnya, homogenisasi, yang berupa pencampuran sampah, berperan dalam mengatur masukan energi pada proses insinerasi.
2. Tahap Pembakaran
Terdapat tiga prinsip utama dalam proses pembakaran diantaranya suhu, gerakan turbulen, dan waktu. Kenaikan suhu menyebabkan peningkatan gerakan turbulen, yang dapat memperpanjang durasi flue gas selama proses pembakaran.
3. Tahap Pemulihan Energi
Pemulihan energi ini bergantung pada kondisi pasar energi lokal. Hasil Energi termal nantinya dipulihkan melalui penggunaan boiler untuk mencegah kontak langsung antara pipa air dan nyala api pada temperatur tinggi.
4. Tahap Penanganan Gas Buang APC sistem
Metode insinerasi dalam mengolah sampah dapat menyebabkan risiko kesehatan akibat flue gas yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan sistem kontrol polusi udara yang disebut Air Pollution Control System (APC System) untuk mengurangi emisi dari flue gas ini. Dengan demikian, hasil energi termal tidak mengakibatkan pencemaran udara.
5. Tahap Kontrol Emisi dan Pelepasan Gas melalui Cerobong
Sesudah melewati sistem APC, bahan akan masuk ke proses pengendalian emisi dan pelepasan gas melalui cerobong. Gas dengan temperatur tinggi akan dimanfaatkan dalam mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi.
Uap ini akan dimanfaatkan dalam menggerakkan turbin uap yang terhubung langsung dengan generator listrik, kemudian energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari..
Teknologi insinerasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Beberapa kelebihan teknologi ini diantaranya:
- Menghasilkan energi listrik dengan menggunakan panas dari bumi dan dari proses pembakaran sampah.
- Dapat mengurangi kandungan bakteri yang dapat mencemari lingkungan.
- Memungkinkan pengolahan sampah dalam waktu yang relatif singkat.
Namun, teknologi insinerasi juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Menghasilkan emisi CO2 yang tinggi dari penggunaan teknologi ini dapat menyebabkan peningkatan pemanasan global karena pelepasan gas beracun ke atmosfer.
- Terdapat risiko pencemaran lingkungan jika tidak diikuti dengan pengelolaan emisi gas buang.
- Pembakaran sampah menghasilkan abu sebanyak 20% dari total sampah yang terbakar.
Dengan diterapkannya teknologi ini, diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah pada Tempat Pembuangan Akhir. Selain itu, energi listrik yang dihasilkan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi beban polusi udara dari hasil pembakaran batu bara di PLTU.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
-
Jaga Bumi? Mulai Aja Dulu!
-
Ekonomi Sirkular Diyakini Ampuh Kurangi Sampah Plastik
-
Anak Kecil Bawa Chery Omoda E5 Tabrak Tembok di Mal, Pameran Otomotif Wajib Libatkan Praktisi Keselamatan
-
Bijak Memilih Transportasi untuk Meminimalisir Emisi
-
Kawasan Bromo Ada Pembersihan Sampah, Wisatawan Setop Datang Sementara
Rona
-
Polusi Plastik Mengancam Pesisir, Bagaimana Partisipasi Publik Jadi Solusi?
-
Ketika Musang Luwak Jadi Penyeimbang Ekosistem Hutan, Bagaimana Sumbangsihnya?
-
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih
-
Di Balik Senyum Buruh Gendong Beringharjo: Upah Tak Cukup, Solidaritas Jadi Kekuatan
-
Sering Tergoda! Fast Beauty, Perawatan Diri atau Ancaman Lingkungan?
Terkini
-
AXIS Nation Cup 2025 Tak Hanya Pertandingan, Tapi Juga Karnaval Suporter!
-
AXIS Bawa Energi Baru di ANC 2025, Evan Movic Sulut Api Suporter Bekasi!
-
Dari Sertifikasi K3 Jadi Mobil Mewah: Daftar Aset Haram Eks Wamenaker Noel yang Disita KPK
-
Beda dengan Malaysia, Diam-Diam Filipina Punya Pemain yang Debut Bersama Barcelona
-
Teka-Teki Ivar Jenner, Betul Cedera atau Memang Sengaja untuk Disingkirkan?