Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Mery Anthonia
Ilustrasi transportasi umum (Pixabay/NoName_13)

Setiap harinya, manusia melakukan berbagai aktivitas, baik aktivitas di dalam rumah maupun aktivitas di luar rumah. Dalam melakukan aktivitas tersebut, manusia biasanya membutuhkan sarana untuk membantu dan mempermudah dalam melakukan aktivitas. Salah satu sarana yang digunakan untuk membantu aktivitas tersebut adalah transportasi

Saat ini, transportasi dinilai menjadi suatu hal yang penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, khususnya aktivitas di luar rumah yang membutuhkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan jarak yang cukup jauh. Keberadaan transportasi dinilai memberikan banyak manfaat bagi manusia.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa selain dapat memberi manfaat, tranportasi juga dapat memberikan dampak negatif, khususnya bagi lingkungan hidup. Transportasi menjadi salah satu penyumbang besar emisi karbon.

Berdasarkan data dari Kementerian perhubungan, sektor transportasi Indonesia meyumbang 5% dari total emisi. Besaran emisi yang dihasilkan dari transportasi tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis transportasi, jarak tempuh, frekuensi penggunaan, dan kapasitas penumpang. 

Transportasi memiliki berbagai jenis, mulai dari jenis ukuran yang berbeda, jumlah daya tamping penumpang yang berbeda, juga bahan bakar yang berbeda. Maka, setiap transportasi dapat menghasilkan jumlah emisi karbon yang berbeda pula.

Transportasi dengan bahan bakar bensin akan menghasilkan emisi karbon dengan jumlah yang lebih besar disbanding transportasi dengan bahan bakar solar. Sedangkan transportasi dengan menggunakan listrik akan menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah disbanding dua bahan bakar sebelumnya.

Selanjutnya terkait kapasitas penumpang, transportasi yang membawa lebih banyak penumpang akan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibanding transportasi yang hanya memuat satu atau dua orang saja. Maka dari itu, penggunaan transportasi umum lebih dianjurkan.

Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisir jumlah emisi karbon yang bersumber dari transportasi?

Sebagai manusia yang diberi karunia berupa akal budi, maka tentu masing-masing individu dapat berppikir dan meningkatkan kesadaran serta kepeduliannya terhadap lingkungan. Salah satunya melalui transportasi yang kita gunakan.

Jika tidak memungkinkan untuk melepaskan diri dari penggunaan transportasi, maka yang harus dilakukan adalah bijak dalam memilih penggunaan transportasi.

Dengan perkembangan transportasi saat ini, diharapkan dapat menekan jumlah penggunaan transportasi/ kendaraan pribadi, dan beralih ke transportasi umum.

Pemerintah telah berupaya untuk terus mengembangkan dan memajukan bidang transportasi di Indonesia. Maka sangat disayangkan apabila upaya dari pihak pemerintah tersebut tidak didukung oleh peran aktif dan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan menggunakan transportasi umum. 

Pengembangan transportasi umum dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh masyarakat Indonesia, yaitu dengan adanya Moda Raya Terpadu/ Mass Rapid Transit (MRT), dan Lintas Rel Terpadu/ Light Rail Transit (LRT).

Selain itu, keberadaan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang saat ini semakin baik, dari segi kinerja transportasi maupun pelayanannya, menunjukkan asemakin berkembangan transportasi umum di Indonesia.

Selain pengembangan ketiga transportasi umum tersebut, keberadaan jalur sepeda dan trotoar juga merupakan bentuk pengembangan yang diupayakan pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna sepeda dan pejalan kaki.

Dengan adanya fasilitas tersebut, apabila ingin bepergian ke suatu tempat yang jaraknya tidak jauh, maka menggunakan sepeda atau berjalan kaki dapat dijadikan opsi yang baik. Selain untuk meminimalisir emisi karbon, penggunaan sepeda dan berjalan kaki juga bermanfaat bagi kesehatan.

Mari beralih dari penggunaan transportasi pribadi ke transportasi umum, untuk bantu meminimalisir emisi karbon!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Mery Anthonia