Dalang sebagai 'aktor utama' pertunjukan wayang, identik dengan sosok laki-laki. Walau begitu, ternyata ada juga dalang perempuan yang menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk ikut melek terhadap budaya. Ialah Rizki Rahma Nurwahyuni, dalang perempuan asal Bantul, Yogyakarta, yang sosoknya tak lagi asing di kalangan pencinta budaya.
Dalang dan Keluarga
Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Rahma mewarisi kemampuan pedalangan dari keluarganya. Latar belakang keluarga Rahma adalah seorang seniman. Simbahnya seorang seniman ketoprak. Sementara sang ayah, adalah dalang ternama yang telah menuntaskan pentas demi pentas di Yogyakarta dan sekitarnya.
Sejak kecil, Rahma telah dikenalkan dengan kesenian, khususnya kesenian Jawa. Ia bercerita bahwa orangtuanya sering mengenalkan kesenian seperti wayang, ketoprak, menari, dan banyak lagi. Bahkan bukan sekadar tahu, tapi juga dilatih agar bisa tampil di depan umum.
"Sejak kecil sama kakak, saya diajak bapak ikut pentas, pindah-pindah lokasinya," kata Rahma.
Kecintaan Rahma pada dunia seni dan budaya, membuatnya lantas mengikuti kejuaraan dalang cilik sekitar tahun 2004. Sejak saat itu, perjalanannya sebagai dalang pun akhirnya dimulai. Kalau anak-anak seusianya memilih lebih banyak bermain, lain halnya dengan Rahma yang sejak kecil memilih untuk ikut kegiatan seni orangtuanya.
Meski aktif sejak kecil, tapi Rahma mengaku bahwa keinginan mendalami seni bukan atas dasar paksaan dari keluarga.
"Keinginan untuk menekuni dunia pedalangan datang dari diri sendiri. Keluarga tidak memaksa, hanya memberikan dukungan," kata Rahma.
Rahma selalu semangat dan terus mengasah kemampuannya. Sampai pada akhirnya, kelihaiannya menjadi dalang lantas ia manfaatkan untuk meraih pengalaman sebanyak-banyaknya.
Salah satunya, semasa SMA, Rahma ikut pertukaran pelajar dan dikirim ke Makassar. Ketika itu, ia mempersembahkan pertunjukkan spesial dengan menjadi dalang dan memainkan wayang di sana.
Bukan cuma itu, Rahma juga membawa branding sebagai "dalang perempuan" saat mengikuti dimas diajeng, hingga pemilihan Putri Indonesia DIY. Dengan title sebagai "dalang perempuan", Rahma bisa menorehkan berbagai prestasi di kancah lokal hingga nasional.
Perempuan, Anak Muda, dan Karya!
Kalau dulu, perempuan identik dengan kerja-kerja di ranah domestik. Steorotip berkembang bahwa perempuan cuma dihasukan bisa masak, macak (dandan), dan manak (melahirkan). Namun, kekangan terhadap perempuan itu lantas ditentang sejumlah tokoh pergerakan perempuan. Hingga kini hasilnya terasa, perempuan lebih bebas berekspresi dan berkarya.
Tentu bukan hal mudah bagi Rahma menjadi dalang perempuan. Apalagi, ia berada di pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki.
Kendati demikian, Rahma dengan segudang prestasinya berhasil membuktikan bahwa tak cuma laki-laki saja yang bisa berkarya dan menjadi dalang. Namun, perempuan pun mampu melakukannya asal dibarengi dengan usaha dan kerja keras.
Rahma mengatakan, selama menjadi dalang perempuan, tak ada suara negatif tentang dirinya. Masyarakat pun tak mempermasalahkan apabila dalang adalah seorang perempuan. Justru sebaliknya, orang-orang bangga karena ada perempuan yang berani melestarikan budaya.
Kepada anak-anak muda, Rahma berpesan agar sebaiknya ikut melestarikan budaya. Tak harus menjadi sama seperti Rahma, upaya pelestarian bisa dimulai dari hal-hal paling sederhana.
"Penginnya anak-anak muda ikut melestarikan kesenian. Untuk generasi muda, yuk bareng-bareng melestarikan seni dan budaya!" ajak Rahma semangat!
Baca Juga
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
Artikel Terkait
-
Beda Pendidikan Ridwan Kamil vs Suswono: Sama-sama Seksis Lewat Ucapan Janda, Panen Kritik Keras
-
Etika Menjaga Kelestarian Destinasi Alam
-
Celetukan Ridwan Kamil Soal Janda Tuai Kecaman: Dinilai Lecehkan Perempuan
-
Veronica Tan Serukan Perempuan Harus Pintar dan Mandiri: Jangan Hanya Modal Cinta!
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg