Guru Besar Departemen Biologi IPB University, Prof. Dr. Rika Raffiudin, menyebut jika lebah madu memiliki potensi sebagai bioindikator alami dalam kesehatan lingkungan.
"Lebah madu bisa mendeteksi pencemaran lingkungan melalui berbagai indikator biologis," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Menurutnya, ketika terjadi pencemaran, lebah madu menampilkan perubahan perilaku dan kondisi fisik. Contoh yang mudah dikenali ketika meningkatnya kematian lebah setelah mengkonsumsi molekul berbahaya dari udara maupun tanaman di sekitar mereka.
"Bioindikator lainnya seperti cairnya sebagian lilin sarang lebah menjadi pertanda peningkatan suhu berkepanjangan, keberadaan pestisida dan logam dalam madu atau produk lebah lainnya, dan penurunan ukuran koloni lebah," ujar Prof. Rika.
Ia menyebut lebah madu sebagai makhluk istimewa karena hidup dalam koloni yang teratur dan memiliki kerja sama individunya menjadi contoh yang baik bagi manusia.
Tak hanya menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi seperti madu, royal jelly, propolis, dan lainnya. Lebah madu juga berperan penting dalam penyerbukan di berbagai tanaman hortikultura.
Menurutnya, urbanisasi dan populasi semakin merusak keseimbangan ekosistem, termasuk populasi lebah penyerbuk. Karena itu, lebah dianggap penting menjadi biokrator untuk mengukur kondisi lingkungan, perubahan iklim, hingga dampak pemanasan global.
Mengutip penelitian Duque dan Steffan-Dewenter dalam publikasinya di Frontiers in Ecology and the Environment. Menunjukan polusi udara seperti asap kendaraan bisa mengganggu kemampuan lebah dalam mengenali senyawa organik volatil (VOC) yang dihasilkan bunga.
VOC sendiri berfungsi sebagai sinyal interaksi serangga dengan tanaman. Dari percobaan pengkondisian penciuman, lebah dilatih mengenali profil VOC seperti linalool, dipentena, mirsen, dan geranium. Hasilnya, lebah membutuhkan waktu lebih lama mengenali VOC yang terkontaminasi emisi asap, dan lebih cepat melupakannya.
"Polusi udara mengubah insting dan daya ingat lebah terhadap VOC bunga, yang pada akhirnya dapat mengurangi efisiensi mereka dalam mencari nektar dan serbuk sari," ujarnya.
Temuan ini memperkuat posisi lebah madu sebagai indikator alami alat monitoring terhadap kualitas lingkungan, sebagai peringatan akan pentingnya menjaga udara bersih dan habitat penyerbuk.
Penulis: Muhammad Ryan Sabiti
Baca Juga
-
Bukan Cuma Drakor, 4 Drama China Tema Time Travel Ini Wajib Masuk Watchlist
-
Kabar Buruk dari Jakarta! Udara Pagi Ini Resmi Masuk Peringkat 5 Terburuk di Dunia
-
Reunian! Louis Tomlinson dan Zayn Malik Tampil Bareng di Serial Netflix
-
Bucin Tetap Jalan, Cuan Ikut Aman: Tips Nabung Bareng Pacar
-
El Rumi Unggah Foto Fitting Baju Adat, Warganet: Prewed Gak Sih?
Artikel Terkait
Rona
-
Perempuan Pesisir dan Beban Ganda di Tengah Krisis Iklim
-
Saat Pemuda Adat Tampil di Panggung Dunia Membela Hutan dan Budaya: Mengapa Ini Penting?
-
Polusi Plastik Mengancam Pesisir, Bagaimana Partisipasi Publik Jadi Solusi?
-
Ketika Musang Luwak Jadi Penyeimbang Ekosistem Hutan, Bagaimana Sumbangsihnya?
-
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih
Terkini
-
Bukan Cuma Drakor, 4 Drama China Tema Time Travel Ini Wajib Masuk Watchlist
-
Kabar Buruk dari Jakarta! Udara Pagi Ini Resmi Masuk Peringkat 5 Terburuk di Dunia
-
Reunian! Louis Tomlinson dan Zayn Malik Tampil Bareng di Serial Netflix
-
Bucin Tetap Jalan, Cuan Ikut Aman: Tips Nabung Bareng Pacar
-
El Rumi Unggah Foto Fitting Baju Adat, Warganet: Prewed Gak Sih?