Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Novita Edy
Ilustrasi acar timun. (Pixabay/Photo Mix)

Acar adalah hidangan pelengkap yang terbuat dari campuran mentimun dan wortel yang dipotong kecil, juga bawang merah dan cuka serta cabai. Tanpa adanya kehadiran acar pada makanan seperti sate, nasi goreng, mie goreng, martabak, dan gulai, maka akan terasa seperti ada yang hilang atau kurang bukan?

Nah, sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UNIMED yakni Muhammad Yusuf Nasution, Ashar Hasairin, dan Tri Harsono mengungkap fakta lain tentang acar yang sangat menarik.

Dalam penelitian yang berjudul Kajian Keragaman Jenis dan Laju Pertumbuhan Kapang Dalam Acar Limau Kasturi (Citrofortunella Microcarpa) Makanan Masyarakat Melayu, menyebutkan bahwa acar atau ‘achar’ berasal dari bahasa India (Hindu) yang artinya hidangan sampingan. Makanan ini sejak dulu kerap disajikan pada acara adat dan hari besar keagamaan. Cita rasa asli acar adalah asam dan pedas, serta diklaim baik untuk pencernaan karena mengalami proses fermentasi.

Acar sendiri biasanya mendampingi hidangan yang berminyak dan tinggi kolesterol sebagai penyeimbang rasa dan menetralkan kolesterol pada hidangan utama.

National Geographic melansir, acar ternyata sudah jadi makanan yang dikonsumsi sejak 4.000 tahun atau jaman Mesopotamia. Hal itu karena Cleopatra dan Julius Caesar bersumpah bahwa kemunculan acar dimulai lebih dari 4 ribu tahun saat manusia Mesopotamia merendam mentimun di air garam asam agar sayur tersebut bisa awet.

Mengutip History.com, pada New York Food Museum ada bukti bahwa dua kali Injil menyebut mentimun merupakan bahan dasar acar. Mentimun sendiri adalah buah asli India, yang telah dikonsumsi sejak 3.000 tahun lalu di wilayah Asia Barat, Mesir Kuno, dan Yunani.

Ternyata hidangan ini sudah dimakan oleh penghuni bumi sejak dulu kala ya, keren.

Novita Edy