Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | itaa
Ada Apa dengan Sate Padang Uni Ermi?

Kala senja menyapa, langit memendar jingga. Ketika itulah, kedai sate padang sederhana di Jl. Lintas Sumatera, Kecamatan Mataram Baru, Lampung Timur, dibuka. Meski baru buka di jam-jam penuh romansa semesta, kedai ini bukan hanya diperuntukkan bagi anak-anak senja. Kedai mungil yang hanya memiliki tiga buah meja panjang di dalamnya ini dibuka untuk umum. Mulai dari balita hingga oma-opa, bebas duduk menyantap sate padang di kedai ini. Yang penting, bayar!

Biasanya, pukul 17.00, Uni Ermi –pengolah, penjual sekaligus pemilik usaha sate padang ini, baru tiba di kedai. Panci berisi saus kental berwarna kuning yang kaya akan rempah-rempah, baru saja dinaikkan di atas tungku, pengunjung sudah berduyun-duyun. Kedai belum sempurna dibuka, sudah ramai ibu-ibu, bapak-bapak, mbak-mbak juga mas-mas yang menunggu dengan wajah menyiratkan lapar yang sempurna.

Bagaimana tidak, baru satu kibasan kipas bambu, aroma menggugah selera semerbak ke segala penjuru? Siapa coba yang mampu menahan godaannya?

Antre tak pernah jadi masalah bagi mereka. Kenapa? Karena apa yang nanti mereka terima sungguh setimpal dengan penantian panjangnya. Tak heran jika banyak yang lebih memilih antre menunggu sate padang Uni Ermi tersaji dalam piring, daripada menunggu janji si dia yang katanya mau menjadikan pendamping, eh malah ngilang. Di-ghosting deh sampai keriting! Duh.

Uni Ermi merupakan orang Padang tulen. Maka, tak perlu diragukan lagi jika rasa satenya itu, padaaang sekali. Sate dengan bahan dasar daging sapi ini diolah melalui tiga tahap. Pertama, direbus dahulu. Lalu, ditumis dengan bumbu. Terakhir, dibakar, dong! Kan sate. Kalo dilepeh, itu mah mantan! Ups.

Dengan pengolahan yang optimal, wajar saja jika empuk dan rasa rempah khas masakan padangnya begitu terasa. Sekali gigit, kunyah, no drama alot-alot.  

Sepiring sate padang dengan taburan bawang merah goreng di atas saus panas dan beruap ini, merupakan idola para pemburu kuliner sore hingga malam. Selain karena rasanya yang aduhai, harganya memang karib banget sama kantong, say! Cukup serahkan uang dua puluh ribuan ke Uni Ermi, kalian masih bisa menerima kembalian dua ribu. Nah, sudah kenyang dengan sepuluh tusuk sate dan potongan lontong munjung sepiring, masih sisa pula uangnya. Mantap, bukan?

Sate padang memang kurang lengkap rasanya bila tak ada teman kriuknya. Oleh sebab itu, lagi-lagi, karena Uni Ermi memang padang sekali, maka kedai ini juga menyajikan keripik singkong khas padang. Singkong diiris tipis-tipis dan digoreng garing dengan bumbu khas Padang yang kaya akan rempah. Kombinasi rasa pedas, gurih, asin dalam kriuknya membuat tak ingin berhenti mengunyah. Keripik singkong spesial ini hanya akan kalian temui di Kedai Uni Ermi. Harganya? Hanya seribu rupiah saja.

Sate padang ditambah keripik singkong ini tentunya merupakan perpaduan yang luar biasa, bukan? Yakin, masih mikir-mikir lama mau ke sini?

Fyi, khusus hari Rabu dan Minggu, kedai sate padang ini buka pagi hari, mulai pukul 09.00 sampai stok sate dan saus terkuras habis. Pokoknya, jangan sampai selepas azan dzuhur kalian baru datang, atau kalian hanya akan mencium aroma sisa-sisa saus dalam panci yang sudah kering kerontang.

Jadi, jika kalian tersesat di Lampung Timur, jangan hanya berpikir akan bertemu begal. Geser sedikit ke Komplek Pasar Simpang, di Jl. Lintas Sumatera, dan temukan kedai sate padang Uni Ermi ini. Rasakan dan kalian akan ketagihan!

Jadi, Ada Apa Dengan Sate Padang Uni Ermi? Ada aku yang gagal move on darinya (baca: sate padang Uni Ermi). Hahaha.

itaa