Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Eko Saputra
Ilustrasi baca buku elektronik (pixabay).

Saat ini, membaca buku-buku berkualitas tidak lagi sulit. Kecanggihan teknologi membuat buku tidak hanya dibaca dalam bentuk fisik, melainkan juga versi ebook. Salah satu aplikasinya yaitu iPusnas.

Platform perpustakaan digital milik Perpustakaan Nasional ini menyediakan puluhan ribu judul buku dan dapat diakses secara gratis. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak membaca. Nah, jika kamu bingung hendak baca buku yang mana, berikut ini 4 rekomendasi buku fiksi di iPusnas, baik itu cerpen maupun novel.

1. Introver – MF Hazim

Novel ini menceritakan kehidupan masa SMA Nawawi, seorang introver yang dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya, termasuk keluarganya sendiri. Nawawi tidak suka dengan teman-teman di kelas. Menurutnya mereka terlalu berisik dan heboh. Setiap hari di sekolah seperti neraka baginya, apalagi kalau dapat tugas kelompok. Ia tidak nyaman berada di keramaian. Bel pulang sekolah merupakan hal yang selalu dinantinya. Nawawi selalu mampir ke perpustakaan atau toko buku.

Novel ini bercerita perihal keseharian orang-orang introver. Membacanya, kita dibawa menyelami kedalaman imajinasi dan pemikiran seorang introver, serta segala hal yang berkecamuk di dalamnya; resah, gundah, juga pertempuran batin. Novel ini seolah menggugat dunia kaum ekstrover yang dirasa tidak bisa memahami orang-orang introver.

2. Cinta Tak Ada Mati dan Cerita-cerita Lainnya – Eka Kurniawan

Buku ini terdiri dari 13 cerpen yang mana sebelumnya pernah diterbitkan di berbagai media. Eka Kurniawan mengangkat beragam tema. Misalnya dalam cerpen ‘Bau Busuk', menceritakan orang-orang komunis yang dibantai besar-besaran, lalu mayatnya dibiarkan tergeletak begitu saja, sehingga bau busuk tersebar ke penjuru kota. Uniknya cerita sepanjang sembilan halaman ini hanya terdiri dari satu kalimat. Ya, satu kalimat saja.

Ada juga cerpen menarik berjudul ‘Pengakoean Seorang Pemadat Indis' yang menggunakan Bahasa Indonesia ejaan lama. Pembaca yang tidak terbiasa bakal kesulitan mengikuti ceritanya.

3. Misteri Anjing Setan – Sir Arthur Conan Doyle

Para penggemar cerita kriminal tentu tidak asing dengan Sherlock Holmes. Tokoh fiktif ciptaan Conan Doyle ini memang selalu memukau pembaca dalam setiap petualangannya. The Hound of the Baskerville sendiri merupakan buku kelima dalam sembilan buku serial Sherlock Holmes. Dalam novel ini, Holmes dan rekannya, Dr. Watson mendapatkan kasus yang tidak biasa. Klien mereka, Dr. Mortimer meminta Detektif Konsultan itu memecahkan misteri kematian pasien sekaligus sahabat baiknya, Sir Charles Baskerville.

Charles Baskerville ditemukan tak bernyawa di kawasan rawa-rawa. Tubuhnya terlungkup. Tangannya terentang. Jari-jarinya mencakar tanah. Raut mukanya sungguh menakutkan. Namun, tak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya. Di rawa-rawa itu, hanya ditemukan satu jejak kaki lain selain jejak kaki Charles Baskerville, yaitu jejak kaki seekor anjing. Anjing raksasa.

Legenda Anjing Setan Baskerville pun kembali dimulai. Anjing Setan yang tidak membiarkan satu pun garis keturunan keluarga Baskerville tetap hidup.

Holmes yang menolak percaya pada mitos semacam itu, dipaksa berpikir keras ketika petunjuk demi petunjuk yang diperolehnya menemui jalan buntu. Namun ia tak berhenti mengedepankan logika, meski semua fakta yang muncul tetap tak bisa dicerna oleh akal sehat. Kasus ini disebut-sebut sebagai kasus paling misterius sekaligus berbau supranatural yang pernah ditangani Sherlock.

4. Lelaki Tua dan Laut – Ernest Hemingway

Novel ini bercerita tentang seorang Lelaki Tua bernama Santiago yang telah melaut selama delapan puluh empat hari, tetapi tidak mendapatkan seekor ikan pun. Pada empat puluh hari pertama, ia ditemani seorang anak kecil. Namun karena tidak membuahkan hasil, orang tua anak itu pun melarangnya berlayar dengan si Lelaki Tua dan bergabung bersama nelayan lain. Setelah itu, si Lelaki Tua berlayar sendirian, tetapi anak laki-laki tersebut masih membantunya mempersiapkan alat-alat dan persediaan untuk melaut.

Pada hari ke delapan puluh lima, akhirnya si Lelaki Tua berhasil mendapat ikan yang luar biasa besar. Namun, nasib baik belum berpihak kepadanya. Ikan itu terlalu berat untuk ditarik dan malah menarik perahu. Karena tidak mau tali pancingnya putus, si Lelaki Tua pun membiarkan ikan besar itu membawanya ke mana saja.

Novel pendek ini menceritakan perjuangan tanpa henti si Lelaki Tua bertahan berhari-hari di lautan luas, sendirian di atas perahu kecil dengan seekor ikan besar menyeretnya. Buku ini menghadirkan konflik batin si tokoh utama dalam dialog-dialog dengan dirinya sendiri. Berdebat dengan pikirannya. Terkadang ia ragu, tetapi kemudian yakin. Selama di lautan, ia selalu membayangkan seandainya anak kecil itu bersamanya sekarang, tentu akan jadi lebih mudah. Tetapi kemudian pikirannya yang lain muncul, mengingatkannya untuk fokus pada apa yang terjadi saat ini, bukan 'seandainya-seandainya'.

Novel Lelaki Tua dan Laut ini mengantarkan Ernest Hemingway meraih Hadiah Pulitzer pada 1953.

Nah, itulah 4 buku fiksi yang dapat kamu baca di iPusnas. Tertarik dengan yang mana saja? Atau sudah membaca semuanya?

Eko Saputra