Selama ini mungkin kita menganggap Google, Tesla, Apple atau bahkan Facebook sebagai perusahaan terkaya di dunia. Hal ini memang wajar, karena perusahaan-perusahaan tersebut memiliki aset yang sangat besar dan jaringan bisnis yang menggurita di berbagai negara.
Produk-produk yang mereka rilis pun menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat luas, sehingga semakin menambah besar income bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Memang tak salah jika kita menyebut Google, Tesla, Apple ataupun Facebook sebagai perusahaan yang besar dan kaya. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut bukanlah perusahaan yang paling besar atau paling kaya yang pernah ada di dunia.
Perusahaan terkaya yang pernah ada di bumi, justru lahir dan berkembang di abad ke-17 lalu, di sebuah wilayah yang saat ini dikenal bernama Indonesia. Perusahaan terkaya sepanjang sejarah tersebut adalah Vereenigde Oostindische Compagnie, yang biasa disingkat VOC.
VOC sebagai kongsi dagang Belanda, berdiri serta berkembang di Hindia Belanda yang kini bertransformasi menjadi Indonesia.
Dikutip dari dutchreview, kekayaan VOC yang menjadi pemegang dan pengatur utama perdagangan rempah-rempah dunia mencapai 78 juta gulden Belanda, pada abad ke 17-18.
Jika diestimasikan dengan kurs sekarang, maka nilai itu setara dengan 7,9 triliun US Dollar, alias 7.900 Miliar Dollar. Jika dijadikan rupiah, maka nilainya tentu sangat besar sekali ya dengan kurs 1 USD sekitar 14 ribu rupiah.
Jumlah kekayaan yang dimiliki oleh VOC ini tentu jauh lebih besar daripada perusahaan terkaya dunia saat ini, yakni Apple. Berdasarkan rilis resmi dari laman thetealmango, kapitalisasi pasar yang dimiliki oleh Apple per 2021 ini berada di kisaran angka 2,4 triliun US Dollar. Belum mencapai setengah dari kapitalisasi pasar yang dimiliki oleh VOC di masa jayanya dulu.
Kekayaan VOC ini tentunya berasal dari perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi yang ada di Indonesia. Pasalnya, sejak berdiri tahun 1602, VOC langsung memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia, dan juga mengeruk kekayaan alam negeri ini.
Hingga keruntuhannya pada 31 Desember 1799, VOC setidaknya telah mengeruk berbagai kekayaan negeri ini, mulai dari rempah-rempah, logam-logam tambang, hewan ternak, hingga hasil bumi seperti teh, kopi, kedelai, tebu dan anggur.
Di masanya, wilayah operasi VOC mencapai India, Tiongkok, Thailand, Taiwan, Jepang dan juga Afrika Selatan. Nah, jika VOC saja menjadi perusahaan terkaya sepanjang sejarah karena kekayaan yang kita miliki, mengapa Indonesia tidak bisa ya?
Tag
Baca Juga
-
Ironi Piala Presiden 2025: Jagoan Lokal Keok, Tim Undangan dari Thailand dan Inggris Pesta Gol
-
FIFA Resmi Rilis Rangking Bulan Juli, Capaian Timnas Indonesia Tersalip Malaysia!
-
3 Pemain ASEAN Kini Berkarier di Liga Jerman, tapi Kevin Diks Tetap Paling Unggul!
-
Rilisan Ranking FIFA, Babak Kualifikasi Ronde Keempat dan Ujian untuk Konsistensi AFC
-
Sempat Dikabarkan Jalin Kontak, 2 Alasan Ini Bisa Bikin Thom Haye Urung Merapat ke Persija
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film F1 The Movie: Rasakan Pengalaman Epik Jadi Pembalap Formula 1
-
Ulasan Buku A Starry Journal: Catatan Harian agar Fokus Meraih Impian
-
Dari Kuliner, Ke Cinta: Luka yang Tak Disuarakan di Novel "Adam & Aisyah"
-
Review Film The Seed of the Sacred Fig: Saat Rezim Tumbuh di Dalam Rumah
-
Misi Pencarian Makna Hidup dalam Ulasan Film 3 Hari untuk Selamanya
Terkini
-
Bualan Politik: Ancaman Nyata saat Rakyat Tak Cek Fakta
-
Sosok Aisar Baru, Sultan Singapore Keeganteng
-
Pelatih Persebaya Surabaya Jajal Kemampuan Semua Pemain saat Laga Uji Coba
-
Demokrasi 5.0 atau Digitalisasi Masalah? Kontroversi Wacana E-Voting
-
G-Dragon Umumkan Batal Konser di Bangkok, Tuai Protes Penggemar ke Agensi