Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Adegan Tim Jenkin dan Stephen Lee mencoba kunci kayu yang mereka buat (dok. tangkapan layar film Escape from Pretoria)

Akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk memanjakan diri. Bagi yang hobi menonton film, kali ini saya akan memberikan sebuah rekomendasi tayangan berkualitas, yakni berjudul Escape from Pretoria. Sebuah film yang mengangkat tentang usaha melepaskan diri dari kurungan penjara dengan peralatan yang seadanya.

Film yang rilis pada tahun 2020 lalu ini merupakan visualisasi dari kisah nyata pelarian tahanan Afrika Selatan, ketika negara tersebut masih memberlakukan politik Apartheid. Sekadar informasi, politik atau sistem Apartheid adalah kebijakan rasial yang memisahkan antara hak dan kewajiban masyarakat Afrika Selatan berdasarkan warna kulit dan disahkan melalui undang-undang.

Dalam hal ini, orang kulit putih (Bangsa Eropa terutama Belanda) mendapatkan hak-hak yang lebih istimewa jika dibandingkan dengan warga berkulit hitam. Di film Escape from Pretoria, peristiwa inilah yang menjadi latar waktu kejadian.

Diceritakan, Tim Jenkin (Daniel Radcliffe) dan Stephen Lee (Daniel Webber), adalah pegiat HAM dan kesetaraan ras di Afrika Selatan semasa Politik Apartheid diberlakukan. Meskipun merupakan warga kulit putih, tetapi mereka bersimpati dengan perjuangan masyarakat setempat yang menyuarakan persamaan ras sebagai warga negara.

Tentu saja, perjuangan mereka mendapatkan sorotan dari aparat penegak hukum. Hingga suatu ketika, mereka ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara di Pretoria yang dikenal memiliki penjagaan berlapis. Selain memiliki penjagaan berlapis, penjara tempat mereka ditempatkan juga dikenal memiliki pintu berganda, dengan masing-masing kunci berbeda setiap lapisnya. Masa-masa penahanan pun dimulai. Namun, selama berada dalam tahanan, mereka selalu mencari celah untuk bisa kabur dari kungkungan.

Mau tak mau, mereka harus memutar otak untuk bisa lepas dari penjara yang minim dengan peralatan itu. Hingga pada akhirnya, sebuah ide muncul, ketika mereka mendapatkan repihan kayu. Dengan keahliannya sebagai ahli kunci, Tim Jenkin secara sembunyi-sembunyi membuat pola kunci setiap pintu dan gembok.

Memang, dari judulnya kita sudah tahu, Tim Jenkin dan kolega akhirnya berhasil kabur dari penjara ini. Namun, yang membuat film ini menarik adalah ketegangan ketika proses mereka untuk lepas dari penjara dan mengecoh para penjaga, hingga akhirnya berhasil keluar. Terlebih, dengan hanya mengandalkan kayu yang secara logika mudah patah, mereka harus berhasil membuat kunci untuk membantu rencana pelarian yang telah disusun.

Dikemas dengan alur yang menawan, film ini mendapatkan rating yang cukup baik di laman IMDb, yakni 6,8/10 dari 32 ribu pengulas. Bagaimana? Tertarik untuk masuk dan merasakan ketegangan film Escape from Pretoria?

M. Fuad S. T.