Film Yuni merupakan karya Kamila Andini yang tayang di bioskop pada sejak 9 Desember 2021 kemarin. Peran utama dalam film ini adalah Yuni yang diperankan oleh Arawinda Kirana. Film ini mengisahkan tentang Yuni, seorang remaja perempuan yang memiliki mimpi, tetapi harus terbelenggu oleh sistem patriarki.
Di dalam film, kehidupan Yuni sebagai seorang remaja perempuan yang tinggal dalam lingkungan patriarki sangat disorot. Pamali yang lekat dalam keseharian perempuan seperti “Jangan duduk depan pintu, nanti sulit dapat jodoh” atau “Kalau lamaran itu gak boleh ditolak 2 kali, nanti jauh dari jodoh” dan lain-lai, juga ikut ditampilkan dalam film ini. Tentu saja kita tidak buta, karena kenyataannya pamali atau mitos yang berkaitan dengan perempuan masih dipegang oleh sebagian kelompok masyarakat.
Selain itu, pernikahan di usia dini juga menjadi problematika yang disorot pada film ini. Biasanya, pernikahan usia dini dapat terjadi karena faktor ekonomi. Pernikahan dalam hal ini dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Akan tetapi, apakah memang pernikahan usia dini adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah?
Adanya penggalan puisi karya Sapardi Djoko Damono ikut menghidupi suasana film Yuni. Tak hanya itu, dialog para tokoh yang menggunakan bahasa daerah juga membuat film ini terlihat semakin natural. Selain itu, warna ungu yang ditonjolkan dalam film memiliki makna bermartabat serta kebijaksanaan yang sesuai dengan karakter Yuni.
Warna ungu dilambangkan sebagai identitas dari perjuangan perempuan. Lebih tepatnya, menggambarkan sosok Yuni dengan perjuangannya sebagai perempuan yang kehilangan hak-haknya karena tradisi dan patriarki.
Film Yuni beberapa kali memenangkan banyak penghargaan, di antaranya Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021, Piala Citra untuk Kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik, Silver Hanoman di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021, dan masih banyak lagi prestasi terbaik lainnya.
Tidak heran bahwa film Yuni dapat menyabet banyak penghargaan. Pasalnya, film ini dapat mengedukasi dan memberikan inspirasi bagi masyarakat. Film Yuni dapat menjadi sebuah representasi dari kehidupan perempuan yang tinggal dalam sistem patriarki nan kental.
Baca Juga
-
3 Drama Korea yang Tayang di Netflix Tahun Ini, Ada Favoritmu?
-
Sinopsis The Silent Sea, Serial Netflix Berlatar Luar Angkasa yang Dibintangi Gong Yoo
-
Review Anne with an E: Serial Netflix yang Mengangkat Banyak Isu Sosial
-
3 Rekomendasi Drama Korea untuk Menemani Libur Natal dan Tahun Baru, Tidak Bikin Bosan!
-
Mengenal Zoom Fatigue: Kelelahan Akibat Pertemuan Daring
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
Terkini
-
Kronologi Wafatnya Encuy 'Preman Pensiun': Ditemukan Istri, Langsung Dimakamkan Malam Itu Juga
-
10 Rekomendasi Aplikasi Edit Foto AI Gratis Terbaik untuk Hasil Keren
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
Prabowo Depak Sri Mulyani dari Kursi Menkeu, Tunjuk Purbaya Yudhi Sadewa
-
Viral di TikTok! Ini Cara Ubah Fotomu Jadi Action Figure AI, Cuma Copas 10 Prompt Ini