Anne with an E merupakan serial televisi kanada yang diadaptasi dari buku novel klasik Anne of Green Gables karya L. M. Montgomery. Serial ini diangkat ke layar kaca yang diproduseri oleh Moira Walley-Beckett dan dirilis secara global pada tahun 2017 melalui Netflix. Sejauh ini, Anne with an E sudah diproduksi sampai 3 season.
Serial Anne with an E mengisahkan tentang Anne (Amybeth McNulty), seorang anak yatim piatu dengan imajinasi tanpa batas. Dia diadopsi oleh kakak beradik Matthew dan Marilla Cuthbert. Awalnya kakak beradik ini menginginkan adopsi anak laki-laki, tetapi ternyata terjadi kesalahpahaman. Meskipun begitu, mereka tetap mengadopsi Anne untuk tinggal bersama di Green Gables dan menjadi bagian dari keluarga Cuthbert.
Serial Anne with an E dianggap menarik dan cukup menghibur karena menyajikan isu yang masih relevan sampai saat ini. Nah, berikut beberapa di antaranya.
Kesetaraan Gender
Dalam serial Anne with an E isu mengenai kesetaraan gender juga ikut dibahas. Berlatar pada abad ke-19, di mana saat itu masih sulit untuk memperjuangkan kesetaraan. Pada masa itu, posisi perempuan dan laki-laki dibedakan. Perempuan dianggap tidak bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki, seperti bekerja di ladang dan hanya bisa mengurus pekerjaan rumah saja. Hal ini terlihat dari keinginan kakak beradik Matthew dan Marilla Cuthbert yang tadinya ingin mengadopsi anak laki-laki untuk membantu pekerjaan Matthew di ladang.
Selain itu, perempuan yang terlihat seperti laki-laki dianggap aneh dan menyimpang. Terlihat dari guru baru yang ditugaskan untuk mengajar, yaitu Miss Stacy. Dia mendapat pandangan buruk dari masyarakat Avonlea karena mengerjakan pekerjaan laki-laki dan penampilannya yang tidak biasa dengan menggunakan celana yang pada saat itu tidak ada perempuan yang memakai celana.
Kebebasan Berpendapat
”Kami di sini bukan untuk memprovokasi. Kami di sini untuk didengar. Walau kalian berusaha membungkam suara kami, kami punya pesan untuk kalian. Kebebasan berpendapat adalah hak asasi manusia.”
Kutipan ini ditunjukkan dalam serial Anne with an E saat Anne dan teman-temannya memprotes dewan balai kota karena membatasi kegiatan mereka untuk menuangkan opininya di koran sekolah dan hanya boleh menulis topik-topik tertentu saja.
Nah, itu tadi review singkat dan beberapa isu yang dibahas dalam serial Netflix Anne with an E dan masih relevan hingga saat ini. Tentunya, cerita yang dihadirkan dalam serial ini sangat menginspirasi bagi banyak orang.
Baca Juga
-
3 Drama Korea yang Tayang di Netflix Tahun Ini, Ada Favoritmu?
-
Sinopsis The Silent Sea, Serial Netflix Berlatar Luar Angkasa yang Dibintangi Gong Yoo
-
3 Rekomendasi Drama Korea untuk Menemani Libur Natal dan Tahun Baru, Tidak Bikin Bosan!
-
Mengenal Zoom Fatigue: Kelelahan Akibat Pertemuan Daring
-
Mengenal Sindrom FOMO dan JOMO, Kamu Tipe yang Mana?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Antara Ronggeng dan Revolusi: Potret Sosial dalam Novel Dukuh Paruk
-
Ulasan Buku B.J. Habibie: The Power of Ideas
-
Latar Ijen: Resto Bergaya Mewah dan Nyaman di Kota Malang
-
Review Film There's Still Tomorrow: Drama Emansipasi yang Bikin Getir
-
Opa Noodle Bar: Tempat Nongkrong Asyik bagi Pecinta Mie di Malang
Terkini
-
Menari di Antara Batas! Kebebasan Berekspresi di Sekolah vs Kampus
-
Kejebak Diskon? Yuk, Kenali Bedanya Impulsive Buying dan Unplanned Buying!
-
Youthful! Ini 4 Ide OOTD ala Hana FIFTY FIFTY yang Pasti Cocok Buatmu
-
Relate Banget! 5 Rekomendasi Film Buat Kaum Introvert yang Wajib Ditonton
-
Josh Duhamel Jadi Ilmuwan Jenius di Film Off the Grid, Intip Trailernya