Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Salah satu adegan di film The Kissing Booth (dok. tangkapan layar film The Kissing Booth)

Bagi sebagian orang, remaja merupakan masa yang penuh warna dan sebuah pembelajaran menuju kedewasaan. Sebagai masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, memasuki masa remaja ibarat menapaki gerbang sebelum memasuki kehidupan yang penuh dengan kerumitan dan masalah-masalah baru. Hal itulah yang menjadi garis merah dalam film berjudul The Kissing Booth.

Film adaptasi dari novel terkenal dengan judul yang sama karya Beth Reekles ini memang mengangkat tentang warna-warni kehidupan. The Kissing Both juga mengangkat permasalahan yang dialami oleh para remaja. Kelebihan dari film ini tentu saja alur ceritanya yang sangat mewakili masa muda anak-anak berusia tanggung.

Film ini mengisahkan tentang kehidupan Shelly “Elle” Evans yang diperankan oleh Joey Kings, seorang gadis ceria nan enerjik. Ia bersahabat karib dengan Lee Flyn (diperankan oleh Joel Courtney) semenjak mereka masih kecil. Sebagai seorang gadis belasan tahun, kehidupan Elle benar-benar sempurna. Sebab, ia memiliki keluarga yang menyayangi. Apalagi, ia juga memiliki sahabat yang juga pengertian. Bahkan, mereka memiliki janji dan rules yang harus ditaati satu sama lain.

Namun, dalam perjalanannya, Elle justru jatuh cinta pada Noah Flynn, kakak dari Lee Flyn yang diperankan oleh Jacob Elordi. Setelah melalui berbagai lika-liku menjadi sepasang kekasih, mereka pada akhirnya resmi berpacaran juga. Dari sinilah, kita bisa merasakan betapa relate-nya film ini dengan kehidupan para remaja.

Pada film Kissing Booth pertama yang rilis pada tahun 2018 lalu, kita bisa merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta dan likuan menjadi sepasang kekasih. Kemudian pada film kedua yang rilis pada 2020, kita akan merasakan bagaimana hancurnya hati Elle ketika merasakan sang pasangan, Noah Flynn tengah dekat dengan teman kuliahnya ketika mereka harus menjalani LDR. Apalagi, ketika kesetiaannya pada Noah Flyn diuji dengan kehadiran sosok Marco yang tak kalah keren dan perhatian dengan sang kekasih.

Lebih lanjut, pada film ketiga yang rilis pada tahun 2021 lalu, kita diajak untuk menyelami bagaimana perasaan Elle yang dihadapkan pada sebuah pilihan sulit untuk memilih sahabatnya, atau kekasihnya. Terasa relate sekali kan dengan kehidupan nyata para remaja? Ada yang pernah mengalaminya?

Nah, selain menawarkan alur cerita yang mumpuni pada ketiga film yang telah dirilis, The Kissing Booth juga menawarkan sebuah hal baru. Apalagi kalau bukan memasang para aktor dan aktris yang masih fresh di dunia perfilman. Bagaimana? Berminat untuk kembali mengenang masa-masa remaja melalui film ini?

M. Fuad S. T.