Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Muhamad Firdaus | Naufal Ar Rafizi
Ilustrasi Code Flutter.[Unsplash/Artur Shamsutdinov]

Flutter merupakan salah satu framework yang dibuat oleh Google. Flutter sendiri bisa dijadikan sebagai codebase yang dapat dijalankan di berbagai platform cross platform/hybrid (Android, iOS, Web, maupun Desktop).  Flutter atau yang dikenal sebagai sky dirilis pada tahun 2015 di sebuah acara Dart Developer Summit pada tahun tersebut. Selanjutnya di tanggal 4 Desember 2018, Google merilis Flutter 1.0 di sebuah acara Flutter Live Event.

Flutter memiliki keuntungan yang unik dibanding framework yang lain terutama pada penggabungan UI dan logic di satu codebase, dan fitur Hot Reload yang dimiliki Flutter. Karena keunggulan tersebut flutter banyak dijadikan pilihan ketika ingin membuat aplikasi diplatform manapun.

Sekarang Flutter sudah menjadi favorit framework dalam membuat aplikasi digital. Pada laman resmi Flutter Showcase kita bisa melihat beberapa perusahaan besar yang memilih flutter sebagai framework untuk aplikasi digital mereka, diantaranya :

1. Alibaba Group

Pada Alibaba Group ada satu aplikasi yang bernama Xianyu (e-commerce) telah memakai Flutter sebagai framework mereka. Dan berikut ulasan dari Xianyu tersendiri setelah menggunakan Flutter sebagai framework mereka.

"Kami tertarik dengan User Experience Flutter dimana terdapat FPS yang tinggi dan UI yang Halus. Terlepas dari itu semua, flutter sangat hebat dalam hal mempersingkat waktu. Para pengembang tahu dalam rangka mencapai pengguna dalam jumlah besar, kamu perlu membuat aplikasi untuk iOS dan android, dan memelihara 2 basis kode, akan memperlambat anda. Namun, flutter membuat kami bisa memiliki 1 basis kode saja, membuat kita dalam memelihara aplikasi jauh lebih baik," jelas Jidong Chen (Senior Engineer Xianyu).  (Soure : Youtube/Google Developer).

2. Abbey Road Studio

Abbey Road Studio merupakan studio rekaman, yang menginginkan setiap orang dalam memaparkan ide mereka terhadap musik dimanapun mereka berada. Mereka membuat aplikasi bernama Topline, yang juga menggunakan framework Flutter. Topline sebelumnya hanya tersedia di iOS. Dom Dronska mengatakan, "… Mereka menanyakan untuk versi android. Permintaan tersebut banyak sekali berdatangan, dari Facebook kami, Instagram kami, Twitter kami. Dan kami harus membuatnya dengan sangat cepat."

"Karena kita menginginkan demokratisasi pembuatan musink, ini adalah hal yang sangat penting untuk mempunyai versi full aplikasi tersedia sesegera mungkin. Maka kita sangat senang terhadap aplikasi kita yang sudah tersedia di iOS dan Android," jelas Dom Dronska.

3. Miquido

Perusahaan pengembang software ini juga memakai flutter. Project manager Miquido Iza Kierzek mengatakan jika perusahaannya senang memakai flutter.  "Intinya, mengimplementasikan FLutter Sdk dan plugin-plugin-nya sangat sangat sederhana. Terimakasih Flutter, kami dapat menyelesaikan membangun versi android hanya 10 minggu dengan tim yang kecil dengan hanya 3 orang, 1 Android dan 2 Frontend Developer," jelasnya. 

Pada unggahan web resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang berisi tentang Apa itu Industri 4.0 dan bagaimana Indonesia menyongsongnya, Mentri Perindustrian Airlangga Hartarto berkata, "Revolusi Industri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama."

Dalam penjelasan Airlangga tadi terdapat  point mengintegrasikan dunia online.  Point tersebut sangat relevan dengan adanya framework Flutter yang sudah kita bahas tadi. Dari 2 Perusahaan yang kita kutip mengenai flutter, mereka sama-sama senang, dan berterimakasih dengan Flutter, karena mereka dapat mewujudkan digitalisasi produk mereka. Selain itu mereka dapat dengan mudah memangkas waktu, dan SDM yang diperlukan dalam suatu pembuatan aplikasi digital.

Naufal Ar Rafizi

Baca Juga