Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Buku 'Tanda-Tanda Anda Berhubungan dengan Orang yang Salah.' (DocPribadi/SamEdy)

Menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama ternyata bukan hal yang mudah. Diperlukan sikap toleransi yang tinggi, saling memahami karakter satu sama lain, dan menghargai setiap perbedaan yang muncul sewaktu-waktu, baik perbedaan ide atau gagasan, maupun perbedaan selera, dan lain-lain. 

Dari sekian banyak hubungan, mulai hubungan pertemanan hingga bisnis, hubungan percintaan bisa jadi yang paling rumit. Sebagaimana diungkap Yusrianto dalam buku Tanda-Tanda Anda Berhubungan dengan Orang yang Salah (Diva Press, 2014), bahwa hubungan cinta mungkin termasuk yang paling rumit karena melibatkan perasaan atau hati.

Banyak orang tidak sanggup mempertahankan hubungan cinta karena tidak memiliki komitmen serta arah dan tujuan yang jelas. Cinta hanya dijadikan sebagai pelampiasan nafsu belaka. Padahal, cinta itu fitrah yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kesucian, di mana penghargaan dan ketulusan termasuk poin utama.

Yusrianto menguraikan, merajut hubungan dengan siapa pun dalam bingkai kasih sayang dan penuh penghormatan memang tidak mudah. Terkadang Anda harus berhadapan dengan pribadi-pribadi yang sejak awal sudah kelihatan perangai buruknya. Dalam kasus ini, sudah pasti Anda harus waspada. Namun demikian, banyak juga pribadi-pribadi yang kelihatannya baik, tetapi sebenarnya mengenakan topeng-topeng kepalsuan yang sangat berbahaya. 

Barangkali Anda pernah merajut hubungan percintaan dengan sesosok pria atau wanita idaman Anda. Tetapi, seiring berjalannya waktu, ternyata dia yang Anda puja-puja itu memiliki perangai yang buruk. Kekecewaan dan ketidakbahagiaan itu pun perlahan menggelayuti hubungan Anda. Ketika ini terjadi berarti Anda sedang merajut hubungan dengan orang yang salah, orang yang ternyata tidak mencerminkan sosok yang Anda idam-idamkan selama ini (Tanda-Tanda Anda Berhubungan dengan Orang yang Salah, halaman 15-16).

Penting direnungi bersama, bahwa dalam menjalin hubungan dengan orang lain, jangan sampai kita salah langkah. Salah langkah di sini misalnya kualitas hidup kita yang semula bagus berubah menjadi buruk ketika berhubungan dengan seseorang.

Contoh paling mudah, ketika kita berhubungan dengan Si A misalnya, kita jadi gemar melakukan hal-hal buruk seperti yang biasa dilakukan oleh si A. Oleh karenanya, berusahalah untuk selalu waspada ketika hendak menjalin hubungan dengan orang lain, terlebih orang yang baru kita kenal. Jangan sampai terpengaruh kebiasaan buruknya.

Pengaruh moralitas. Begitulah kira-kira yang harus Anda waspadai. Dalam konteks hubungan apa pun, biasanya sikap atau moralitas saling mempengaruhi antara Anda dan pasangan atau partner Anda. Jika Anda terbawa ke dalam perilaku yang baik, pasti sosok yang Anda gandeng itu memberikan pencerahan dalam kehidupan Anda.

Bila sebaliknya; Anda terpengaruh sikap-sikap yang tidak baik yang dibawa oleh pasangan atau partner Anda , berarti menandakan bahwa Anda sedang berhubungan dengan orang yang salah (Tanda-Tanda Anda Berhubungan dengan Orang yang Salah, halaman 75).

Terbitnya buku Tanda-Tanda Anda Berhubungan dengan Orang yang Salah semoga dapat menjadi semacam ‘lonceng peringatan’ bagi pembaca agar selalu waspada saat menjalin hubungan dengan orang lain.

Sam Edy Yuswanto