Apa yang terlintas di benak kalian ketika pertama kali membaca judul buku dari karya Tere Liye ini? Sebuah kisah cinta antara sepasang remaja yang sedang jatuh cinta dan kasmaran? Kisah rindu seorang anak rantau terhadap kampung halamannya? Atau kisah tentang seorang anak yang merindukan kedua orang tuanya?
Sayang sekali, saya awalnya juga terkecoh dengan judul buku satu ini. Kisah yang disajikan melalui buku setebal 500 halaman lebih ini lebih dalam daripada itu semua. Sebuah kisah yang akan membekas di hati dan ingatan para pembaca. Berlatarkan tempat di sebuah Kapal Blitar Holland yang sedang menuju Tanah Suci.
Kisah ini bercerita tentang sebuah perjalanan haji mengarungi samudera luas dan singgah di berbagai pelabuhan pada zaman sebelum Indonesia merasakan nikmatnya kemerdekaan. Saat itu, Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Hanya segelintir orang-orang tertentu saja yang mampu melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Itupun memerlukan waktu berbulan-bulan terapung di samudera tanpa tepi.
Ada banyak tokoh yang terlibat dalam kisah luar biasa ini. Ada Elsa dan Ana, sepasang kakak beradik yang sangat polos, lugu, serta menggemaskan dengan tingkah khas anak-anak mereka, sehingga membuat suasana perjalanan di atas kapal menjadi ceria. Ada Bonda Upe, seorang wanita yang mengajari anak-anak di atas kapal mengaji selama perjalanan. Ada Mbah Putri dan Mbah Kakung, pasangan lansia yang keromantisannya terkenal seantero kapal. Ada Gurutta Ahmad Karaeng, sang ulama mashyur. Terakhir, ada Ambo Uleng, seorang pemuda misterius yang ikut perjalanan untuk melarikan diri dari kenangan masa lalu.
Mereka semua memiliki kisah tersendiri yang dikemas dengan sangat apik oleh sang penulis. Sebuah kisah yang penuh akan makna, dalam sebuah perjalanan panjang penuh kerinduan. Terangkum dengan sangat memukau mulai dari masa lalu Bonda Upe yang kelam, sampai kisah cinta sejati Mbah Putri dan Mbah Kakung yang siap menguras air mata.
Bacalah buku ini jika kalian ingin menemukan arti memaafkan, cinta sejati, dan berani jujur terhadap diri sendiri. Rasakan perjalanan haji penuh hikmah yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Identitas Buku
Judul buku: Rindu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
tebal dan dimensi buku: ii + 544 halaman; 13,5 x 20,5 cm
Cetakan XLVII, Maret 2018
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Novel Bungkam Suara: Memberikan Ruang bagi Individu untuk Berpendapat
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
-
Cerdas dalam Berkendara Lewat Buku Jangan Panik! Edisi 4
-
Ulasan Film Bad Times at the El Royale: Konflik Menegangkan di Hotel Misterius
Ulasan
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
-
Review Film Aftermath, saat Terjadi Penyanderaan di Jembatan Boston
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
Terkini
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi