Film sejarah merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan oleh para sineas untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai cinta tanah air. Tak hanya itu, dengan mengangkat tokoh yang terlibat dalam sejarah perjuangan suatu bangsa, maka secara tak langsung para sineas telah memberikan contoh nyata mengenai arti penting kemerdekaan dan perjuangan. Maka tak heran, film-film di Korea Selatan pun seringkali mengangkat tokoh pejuang pembebasan negeri mereka untuk menumbuhkan atau mempertebal rasa nasionalisme generasi sekarang.
A Resistance menjadi salah satu film yang mengangkat tentang keberanian seorang pejuang wanita Korea Selatan dalam memperjuangkan kebebasan negerinya dari penjajahan Jepang. Berlatar pendudukan Jepang, film Korea ini mengisahkan militansi perjuangan seorang wanita muda bernama Yu Gwan Sun (diperankan oleh Ko Ah Sung), dalam pergerakan nasional pembebasan Korea.
Pasca pendudukan Jepang, Yu Gwan Sun yang masih berusia 17 tahun, bergabung dalam kelompok pergerakan kemerdekaan, dan ikut serta dalam aksi protes yang dilakukan selama beberapa bulan berturut-turut. Dimulai tanggal 1 Maret, Yu Gwan Sun dan para aktivis lainnya turun ke jalan dan meneriakkan kalimat menuntut pembebasan untuk Korea dari Jepang.
Gerakan tersebut menginspirasi masyarakat luas, sehingga aksi represif pun dilakukan oleh pemerintah pendudukan Jepang dengan menembaki dan menikam para demonstran. Korban sipil pun berjatuhan, termasuk dari keluarga Yu Gwan Sun. Namun, jatuhnya korban sipil justru semakin membuat Yu Gwan Sun bertekad untuk melakukan perlawanan. Hingga pada akhirnya, pemerintah Jepang menangkapnya dan mengirimkan ke penjara Seodaemun. Sebuah penjara yang terkenal dengan pengamanannya yang berlapis.
Meski berada di dalam penjara, Yu Gwan Sun sama sekali tak mengendorkan perlawanan yang dilakukannya. Bahkan, dari dalam penjara, dirinya mampu membangun solidaritas di antara sesama narapidana, dan menanamkan pemikiran-pemikiran kritis melawan pemerintah pendudukan.
Hingga tak ayal, hal tersebut menjadikan dirinya kerap merasakan penyiksaan fisik maupun mental selama berada di dalam penjara. Bahkan, berkali-kali dirinya harus dimasukkan dalam sel isolasi karena dinilai berbuat makar dari dalam penjara dan melakukan aksi perlawanan terhadap petugas. Ibaratnya, tiada hari tanpa siksaan bagi Yu Gwan Sun. Bagaimanakah akhir kisah Gwan Sun ini? teman-teman bisa menemukannya di film A Resistance yang rilis pada tahun 2019 lalu ini ya.
Disclaimer: karena film ini diangkat dari kisah nyata, maka penggambaran terhadap Yu Gwan Sun diceritakan dengan detail, termasuk dengan siksaan-siksaan yang dialami olehnya. Jadi, harap teman-teman bijak dalam menonton ini ya. Selain menemukan waktu yang tepat, juga hindari menonton bersama dengan anak-anak di bawah umur. Terima kasih.
Baca Juga
-
Sama-Sama dari Asia Timur, Pemecatan Masatada Ishii dan STY Ternyata Identik dalam 2 Hal Ini!
-
Turunkan Timnas U-23 di FIFA Matchday November, PSSI Bikin Keputusan yang Gegabah!
-
Malang Benar! Gegara Malaysia, Facundo Garces Harus Dapatkan Kerugian 4 Kali Lipat!
-
Piala Dunia U-17: Statistik Pembuka Grup H, Timnas Indonesia Berpotensi Jadi Tim Kuda Hitam
-
Dari Lapangan ke Komentar: Bukti Nyata Perbedaan Level Shin Tae-yong dan Alex Pastoor
Artikel Terkait
Ulasan
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
4 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jabal Magnet!
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Terkini
-
Indra Sjafri, PSSI, dan Misi Selamatkan Muka Indonesia di Kancah Dunia
-
4 Toner Tanpa Alkohol dan Pewangi untuk Kulit Mudah Iritasi, Gak Bikin Perih!
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru