Lina Emerson baru saja kehilangan ibunya. Atas permintaan ibunya dan persetujuan neneknya, Lina terbang ke Italia untuk menemui ayahnya yang bernama Howard untuk pertama kalinya seumur hidup. Fakta bahwa rumah Howard ada di daerah pemakaman tambah membuat Lina merasa tak yakin akan bisa merasa nyaman selama di Florence, Italia. Walau begitu, Lina beruntung karena Howard orang yang baik dan ramah, membuat Lina tak percaya dia adalah orang yang sama yang meninggalkannya dan ibunya selama ini.
Namun, ternyata ibunya memberikan jurnal lamanya pada Lina. Jurnal yang dia buat ketika masih muda dan berkuliah di Italia. Jurnal yang berisi perjalanan hidupnya di Italia. Awalnya Lina merasa takut untuk membaca jurnal itu. Namun, perlahan dia mulai memberanikan diri karena rasa penasaran, dan benar saja, perjalanan ibunya menarik untuk diikuti serta rupanya menyimpan teka-teki yang akan Lina pecahkan.
Kemudian Lina bertemu dengan seorang lelaki bernama Ren yang kelak akan menjadi teman di sekolah barunya. Ditemani oleh Ren, dan sesekali Howard, Lina menjelajahi keindahan Florence dan rasa spesial Gelato. Oleh karena kecantikan Italia, dan keberadaan jurnal, Ren, serta teka-teki yang harus dipecahkan, Lina mulai mencintai kehidupannya di Italia.
Cara sang penulis menggambarkan perjalanan Lina menikmati Italia sangatlah memikat. Deskripsinya tidak membosankan dan mudah dimengerti. Kita akan merasa diajak berkeliling ke Ponte Vecchio, The Duomo, Boboli Garden, Piazza della Signoria, Fontana del Porcellino di Mercato Nuovo, dan diberi tahu tentang salah satu karya seni paling terkenal di Italia: The Rape of The Sabine Women karya Giambologna. Bahkan kita dipaksa merasakan betapa lezatnya Gelato dan roti di sebuah toko roti rahasia.
Novel ini menyuguhkan dua kisah cinta yang menarik untuk diikuti. Kisah cinta Lina bersama Ren (teman berkelananya) yang juga dibumbui oleh kehadiran Thomas (cowok ganteng ber-aksen British), serta kisah cinta ibunya Lina sewaktu masih muda bersama Howard dan seorang asisten dosen.
Bersama dengan Lina, kita akan dibuat terkejut ketika asumsi kita selama membaca buku dinyatakan salah. Ada fakta baru di jurnal ibunya Lina yang membawa Lina ke sebuah perjalanan, yang mana di perjalanan itu lah sesuatu di antara Lina dan Ren mulai terungkap. Akan ada kalanya kita merasa bosan membaca buku ini, di bagian-bagian yang tak ada perkembangan sama sekali serta betapa lamanya Lina memecahkan masalah, alurnya memang berjalan cukup lambat. Walau begitu, alurnya menjanjikan untuk dibaca hingga akhir.
Novel ini memiliki suasana yang hangat dan manis. Kita diajak merasakan kenyamanan di Florence, Italia, serta merasakan kepedihan dan kebahagiaan dari kisah cinta yang ada. Bukan sekedar kisah cinta tentang sepasang kekasih, tetapi juga antara ibu dan anak ataupun ayah dan anak. Untuk kamu yang butuh bacaan ringan dan menyentuh, buku ini pilihan yang tepat.
Baca Juga
-
Sinopsis Film Liar Liar: Kefrustasian Seorang Pria yang Tak Bisa Berbohong
-
Sinopsis Film Ramona And Beezus: Seorang Gadis yang Gemar Berimajinasi
-
4 Tips Menulis Surat Cinta Untuk Pasangan, Bikin Makin Mesra
-
Sinopsis Film Big Fish: Pria yang Mendongeng Hingga Kematiannya
-
5 Tanda Orang Jatuh Cinta pada Pasangan, Kamu Merasakannya Juga?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
-
Ulasan Novel Terusir: Diskriminasi Wanita dari Kacamata Budaya dan Sosial
-
Review Film Tukar Takdir: Kisah Penyintas yang Menyayat Hati!
-
Review Film Rangga & Cinta: Sekuel AADC yang Lebih Emosional dan Musikal!
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
Terkini
-
Review Xiaomi 15T Pro: Flagship Killer dengan Harga yang Masuk Akal
-
Minat Menikah pada Anak Muda Menurun, Enzy Storia: Nggak Usah Buru-Buru
-
Saat Karangan Bunga Bicara: Untaian Doa dan Apresiasi Publik untuk Purbaya
-
Rantai Pasok Makanan Sekolah: Celah Besar Program MBG
-
Ghosting dan Breadcrumbing: Kenapa Gebetan Tiba-Tiba Lenyap atau Cuma Kasih Harapan Palsu?