Siapa yang tidak mengenal Sapardi Djoko Damono? Siapapun yang mencintai dan menggemari karya-karya sastra Indonesia, sudah barang tentu mengenali beliau. Beliau adalah seorang sastrawan, sekaligus guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Sapardi Djoko Damono banyak menulis puisi, dan tentu saja karya-karya fiksi lainnya. Selain menulis karya fiksi, beliau juga menulis karya-karya non-fiksi, seperti halnya buku kajian dan buku teori.
Kali ini saya akan mengulas secara ringkas buku non-fiksi berupa kajian dari beliau yang berjudul "Bilang Begini Maksudnya Begitu", yang mana merupakan sebuah buku mengenai apresiasi puisi.
Dalam bukunya tersebut, Sapardi secara mendetail menguraikan penjelasan bagaimana caranya agar kita bisa menangkap sebuah puisi agar dapat dihayati. Juga agar karya-karya puisi yang ada dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Sebab banyak sekali dari kita yang tidak bisa mengerti isi dari sebuah puisi dan mengakibatkan kita menjadi acuh tak acuh terhadap karya-karya itu, walaupun sebenarnya tidaklah untuk dipikirkan maknanya apa dan artinya apa. Begitulah kurang lebih kata beliau dalam bukunya.
"Bilang Begini Maksudnya Begitu", merupakan sebuah buku yang mengkaji puisi mulai dari bentuk dan tata kebahasaannya. Dalam bukunya tersebut, Pak Sapardi menyajikan karya-karya puisi dari berbagai penyair untuk dijadikan contoh kajian. Ada puisi yang berbentuk berita, ada pula puisi yang berbentuk prosa atau naratif, ada puisi yang sederhana bahasanya, ada puisi yang rumit penggunaan bahasanya. Itu semua beliau rangkum secara ringkas dalam bukunya.
Selain membahas puisi agar dapat diapresiasi oleh masyarakat, lebih dalam lagi, Sapardi berusaha mengkaji karya-karya puisi melalui pendekatan ilmu lain, agar dapat dihayati secara logis. Karya-karya puisi yang dijadikan sebagai contoh kemudian dikaji dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain seperti agama, budaya, politik, sejarah, psikologi, sosiologi, antropologi, termasuk latar belakang si penyair.
Di beberapa halaman terakhir sebelum penutup, Sapardi juga mengulas bagaimana pengaruh dongeng atau mitos bagi sebuah puisi. Menurutnya, puisi-puisi modern bisa saja menggunakan dongeng atau mitos zaman dulu sebagai bahan untuk isi karyanya, atau bahkan memelintirkan sebagian isinya untuk menawarkan sesuatu hal yang baru. Dengan begitu, puisi tidaklah kehilangan daya magisnya, dan tetap bisa mempertahankan tradisi-tradisi lama.
Itu tadi merupakan suatu ulasan mengenai buku "Bilangnya Begini Maksudnya Begitu." Semoga khalayak yang ingin mempelajari teori apresiasi puisi bisa menjadikan buku tersebut sebagai contoh referensi.
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
Ulasan
-
Langgam 'Kuncung' Didi Kempot, Kesederhanaan Hidup yang Kini Dirindukan
-
Review Anime Madome, Raja Iblis Jatuh Cinta Pada Budak Elf
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
-
Andhe-andhe Lumut: Langgam Tentang Loyalitas, Kejujuran, dan Self Confident
Terkini
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Kim Soo-hyun Kembali Bantah Tuduhan Pedofilia kepada Kim Sae-ron
-
Dari Ratu Rom-Com ke Horor, Kim Hye Yoon Digaet Bintangi Film Salmokji
-
xikers 'Breathe,' Tak Gentar Raih Tujuan di Tengah Situasi Sulit
-
Timnas Indonesia U-17 Tampil Beda saat Gasak Yaman, Nova Arianto Soroti Dua Hal Ini