Menjauhi perbuatan dosa atau maksiat seyogianya selalu kita upayakan. Agar kita tidak menjadi manusia yang hina di mata Tuhan dan sesama manusia. Agar kita bisa memperoleh kemuliaan dan kebahagiaan di dunia dan juga akhirat kelak.
Buku berjudul Maksiat-Maksiat Penutup Rezeki & Hidup Hina karya Rizem Aizid menguraikan sederet dosa-dosa yang bisa menjadi pengalang tertutupnya pintu rezeki dan bisa mengantarkan pelakunya menjadi manusia yang hina.
Salah satu dosa yang hendaknya kita jauhi adalah zina. Rizem Aizid menjelaskan, zina termasuk maksiat yang mengantarkan pelakunya kepada dosa besar. Setidaknya, hal ini dapat diketahui dari haramnya hukum zina dan larangan keras untuk mendekatinya. Tak heran jika pelakunya maupun orang yang mendekati zina disempitkan rezekinya oleh Allah. serta hidupnya tidak mulia.
Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, zina terbukti menjadi salah satu sendi perusak ketenangan dalam masyarakat, penghancur nilai keluhuran manusia. Masyarakat yang binasa akibat penyakit ini bukan satu dua, dan dalam konteks keluarga, keadaannya tidak berbeda, ia merusak dan menghancurkan. Bahkan, secara individu, pelaku zina akan dihina, dicemooh, dan dikucilkan dalam masyarakatnya (Maksiat-Maksiat Penutup Rezeki & Hidup Hina, halaman 60).
Berbohong juga termasuk ke dalam bentuk dosa atau maksiat yang mestinya selalu kita jauhi. Orang yang terbiasa berbohong biasanya tak lagi mendapatkan kepercayaan oleh orang lain. Karenanya, hidupnya akan kesusahan karena ulahnya sendiri.
Rizem Aizid menjelaskan, berbohong atau berdusta merupakan perbuatan nista yang dilarang dalam Islam. Berbohong, berkata dusta, atau berperilaku tidak jujur haram hukumnya di dalam Islam. Alquran menganggap berbohong adalah perilaku orang yang tidak beriman. Sebagaimana ditegaskan dalam Alquran Surat an-Nahl: 105, "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan (dusta) hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah pembohong (pendusta)”.
Mencuri adalah perbuatan dosa yang dapat menyebabkan kesengsaraan bagi pelakunya, baik sengsara di dunia, lebih-lebih di akhirat. Dalam agama Islam, mencuri itu haram. Dan memakan harta dari hasil mencuri adalah memakan harta haram. Islam dengan tegas memerintahkan agar memberikan hukuman sekeras mungkin di dunia kepada pencuri (Maksiat-Maksiat Penutup Rezeki & Hidup Hina, halaman 153).
Semoga ulasan buku Maksiat-Maksiat Penutup Rezeki & Hidup Hina ini bisa menjadi semacam bahan renungan bersama, agar kita selalu berusaha menjauhi segala bentuk dosa atau kemaksiatan. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel The Manor of Dreams: Perseteruan Keluarga Demi Sebuah Warisan
-
Review Film My Sunny Maad: Realita Cinta yang Nggak Seindah Harapan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Cinta Sejati yang Bikin Baper!
-
Ulasan Novel Fight or Flight: Pertemuan Tak Terduga yang Mengubah Segalanya
-
Citra Kebun Wisata, Lokasi Piknik di Tengah Padatnya Kota Batam
Terkini
-
7 Rekomendasi Film Romantis Korea yang Bikin Baper dan Terharu
-
Harus Jalani Kualifikasi Piala Asia untuk Edisi 2027, Malaysia Benar-Benar Tak Beruntung!
-
Gigit Jari! Indonesia Open 2025 Buktikan Bulutangkis Indonesia Merosot Tajam?
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
Disebut Muncul di Film 28 Years Later, Sutradara Beberkan Penampilan Cillian Murphy