Film “Dune” merupakan hasil adaptasi novel milik Frank Herbert yang disutradarai oleh Denis Villeneuve. Film ini mungkin bisa dibilang menjadi salah satu film dengan tema fiksi ilmiah terbaik versi saya selaku penggemar film bergenre fiksi. Rumitnya film ini mungkin bisa membuat kalian bingung saat menontonnya, tidak jarang disela-sela menonton “Dune” saya mencari istilah-istilah yang tidak saya ketahui dalam film tersebut.
Cerita ini mengambil latar waktu tahun 10.000 sekian di planet gurun Arrakis yang menjadi lahan tambang rempah selama 80 tahun oleh keluarga Harkonnen, selama 80 tahun itu pula bangsa Fremen terjajah dan tertindas oleh mereka. Sampai akhirnya terjadi dekrit imperial dari Kaisar yang membuat Harkonnen pergi dari Arrakis. Dalam dekrit imperial itu, keluarga Atreides dipilih menjadi penguasa Arrakis menggantikan Harkonnen.
Paul Atreides merupakan fokus utama dalam film “Dune” dan merupakan putra mahkota keluarga Atreides. Paul dianggap mempunyai tanda-tanda seorang al-Mahdi, dalam film ini disebut dengan Lisan al-Gaib yang ditunggu selama berabad-abad oleh bangsa Freman, bangsa asli planet Arrakis. Jika Lisan al-Gaib adalah sosok yang dinantikan oleh bangsa Fremen untuk membawa mereka dari penderitaan dan membawa kebebasan, maka sebaliknya Kwisatz Haderach adalah sosok yang dinantikan oleh para penyihir Bene Gesserit untuk menguasai kenangan orang-orang dan kemudian menciptakan dunia dibawah kendali para penyihir.
Setelah menonton ulang film ini, ternyata Paul Atreides adalah sosok yang ditunggu oleh bangsa Fremen sebagai Lisan al-Gaib sekaligus sosok yang dinantikan para penyihir Bene Gesserit sebagai Kwisatz Haderach. Jadi menurut kedua kelompok ini Paul Atreides memiliki tanda-tanda sebagai sosok yang mereka nantikan. Hal tersebut menjawab rasa penasaran saya soal mengapa Gaius Helen Mohiam (penyihir terhormat di Bene Gesserit) tidak membunuh Paul Atreides saat datang ke Atreides.
Yang membuat saya yakin jika Paul Atreides itu Lisan al-Gaib adalah ucapan Dr. Liet Kynes, Hakim di Arrakis. Dia berkata “Dia akan tahu kebiasaannya seolah-olah dia dilahirkan bersama mereka”. Yang saya pahami ‘dia’ itu merujuk ke Lisan al-Gaib, dan ‘mereka’ merujuk ke bangsa Fremen. Jadi itu adalah tanda-tanda seorang Lisan al-Gaib yang mengerti kebiasaan bangsa Fremen. Saat adegan bertarung dengan Jamis pula, membuat saya semakin yakin kalau Paul memang Al-Mahdi.
Nah, tertarik untuk menonton film ini? atau sudah ada yang menonton? Saya telat menulis ulasan sepertinya. Yuk berikan tanggapan kalian terkait ulasan saya.
Artikel Terkait
-
Sinopsis Santet Segoro Pitu, Film Horor tentang Persaingan Dagang
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Kilas Balik Kematian Tragis Nia Kurnia Sari Penjual Gorengan: Kisahnya Bakal Digarap Jadi Film
-
Lebih Dari 2.000 Peserta Ikuti Road To Perayaan Fesbul 2024
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
Ulasan
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Review Webtoon Pasutri Gaje, Drama Kehidupan Rumah Tangga yang Relate!
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya
-
Ulasan Film REC, Horor Found Footage yang Mencekam
Terkini
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers
-
Sukses! Mahasiswa Amikom Yogyakarta Adakan Sosialisasi Pelatihan Desain Grafis
-
EXO 'Monster': Pemberontakan dari Psikis Babak Belur yang Diselamatkan Cinta
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings