Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Sam Edy Yuswanto
Buku "Merindukanmu, Duhai Muhammad!" (DocPribadi/SamEdy)

Memiliki harta kekayaan berlimpah memang menjadi impian banyak orang. Hal ini sangat bisa dimaklumi, sebab dengan kekayaan tersebut kita akan mendapatkan segala kesenangan yang bersifat duniawi. Dengan harta pula kita dapat meningkatkan amal ibadah kita kepada-Nya dengan menggunakan sebagian harta tersebut untuk memperbanyak amal kebajikan. 

Intinya, memiliki kekayaan berlimpah sah-sah saja asalkan kita bisa mengelolanya dengan baik dan tidak digunakan untuk kepentingan sendiri. Kekayaan mestinya membuat kita menjadi orang yang bijak dan tak hidup boros. Rasulullah Saw. adalah orang yang kaya tapi beliau menjalani hidup dengan kesederhanaan. 

Dalam buku Merindukanmu, Duhai Muhammad! Yadi Saeful Hidayat menjelaskan, Rasul Muhammad Saw. adalah seorang manusia mulia yang zuhud, warak, dan tawadhu; harta, kekayaan, dan jabatan tak pernah beliau minta dalam hidupnya.

Muhammad Saw. adalah seorang penduduk Makkah yang kaya-raya, tetapi beliau tidak pernah terbutakan mata hatinya hanya dengan kecintaan sesaat kepada harta benda. Beliau juga tidak mengumpul-ngumpulkan harta hanya untuk kepuasan sekejap di dunia. Pakaian yang dikenakan beliau bukan berasal dari bahan-bahan mahal nan megah (Merindukanmu, Duhai Muhammad! halaman 113).

Nabi Muhammad Saw. tak pernah silau dengan jabatan, pangkat, dan kekayaan. Ketika wafat, beliau tidak berwasiat kepada kita untuk menjadi orang kaya yang menumpuk-numpuk harta benda. Tidak! Beliau memerintahkan kita untuk memelihara shalat, menjaga kelestarian Islam, membelanjakan harta kita untuk kebaikan di jalan Allah, dan membersihkan hati kita dari segala perbuatan menduakan-Nya (Merindukanmu, Duhai Muhammad! halaman 116).

Selain menjalani hidup dengan kesederhanaan, Rasulullah Saw. juga memiliki perilaku yang semoga selalu bisa kita amalkan, yakni sikap dermawan. Ya, beliau adalah sosok yang mementingkan kepentingan umatnya.

Teladanilah Rasulullah Saw. yang dengan kedermawanannya selalu mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Ia tak pernah mengharap balasan apa pun dari kebaikan yang dilakukannya, kecuali hanya agar Allah ridha kepada dirinya. Beliau adalah sosok pemberi yang tulus-ikhlas (Merindukanmu, Duhai Muhammad! halaman 190-191).

Buku berjudul Merindukanmu, Duhai Muhammad! Karya Yadi Saeful Hidayat ini cocok dijadikan sebagai salah satu bacaan yang dapat memotivasi para pembaca untuk selalu mencontoh akhlak terpuji Rasulullah Saw.

Sam Edy Yuswanto