Perang yang berkecamuk selalu menyisakan kepedihan bagi mereka yang terlibat, baik secara langsung maupun tak langsung. Tak hanya bagi mereka yang gugur, perang juga menyisakan luka bagi mereka-mereka yang selamat dan tetap hidup. Setidaknya, kenangan tentang kengerian perang, ataupun kenangan tentang rekan-rekan seperjuangan, akan selalu menghantui di sisa waktu kehidupan yang mereka jalani.
Film Yamato produksi Jepang tahun 2005, mengangkat tentang kisah seorang survival perang dunia kedua yang terjadi antara Jepang dan pihak sekutu. Film ini sendiri secara garis besar, menceritakan tentang perjalanan Makiko Uchida, yang berusaha untuk mencari keberadaan kapal perang Yamato, kapal perang terbesar, terberat dan bersenjata paling lengkap yang pernah dibuat oleh manusia, yang karam di lautan.
Dalam perjalanannya mencari keberadaan bangkai kapal perang Yamato yang tenggelam pada 7 April 1945 tersebut, Makiko Uchida ditemani oleh kapten Katsumi Kamio, seorang survival perang yang juga menjadi bagian dari sejarah kapal perang Yamato. Mengetahui bahwa Makiko Uchida merupakan anak tiri dari Nagoya Uchida, rekan seperjuangannya dahulu, Katsumi Kamio akhirnya berani menempuh perjalanan yang penuh risiko.
Di sepanjang perjalanan, Kamio yang merupakan saksi hidup ganasnya peperangan yang melibatkan kapal perang Yamato, mengenang masa-masa genting ketika harus bertaruh nyawa mempertahankan kehormatan bangsa dan negaranya. Tak hanya kisah peperangan saja, namun Kamio juga menceritakan berbagai kisah tentang kemanusiaan yang dia alami secara langsung ketika berada di kapal perang Yamato dulu.
Sebuah perjalanan yang penuh haru. Pasalnya, sepanjang mereka menempuh perjalanan, perasaan sentimentil dan emosi yang mereka rasakan pun semakin membuncah. Terlebih, ketika perjalanan panjang yang penuh dengan halangan tersebut berhasil mereka selesaikan, hingga ada akhirnya mereka berada di tempat kapal Yamato karam puluhan tahun yang lalu.
Film yang rilis pada tahun 2005 ini secara garis besar mengangkat kisah para awak kapal Yamato yang harus melakukan misi terakhir demi bisa membendung pergerakan pasukan sekutu yang semakin merangsek ke pusat kekuasaan kekaisaran Jepang. Jika selama ini kita seringkali dicekoki dengan film yang mengangkat sudut pandang perang Jepang-Sekutu dari sudut pandang blok barat, maka dalam film ini kita akan disuguhi sebuah film perang yang mengangkat kisah tersebut dari sudut pandang tentara Jepang.
Nah, bagi teman-teman yang suka dengan film peperangan, film ini sangat cocok untuk dijadikan salah satu pengisi waktu luang. Selamat menyaksikan!
Baca Juga
-
Timnas Indonesia U-17 dan Label 'Kalah Terhormat' yang Layak untuk Mereka Sandang
-
Nasib! Banding Ditolak FIFA, Malaysia Juga Terancam Potensi Hukuman Tambahan
-
Imanol Machuca, Timnas Malaysia dan 17 Menit yang Membuat Karier Sepak Bolanya Sengsara
-
Dear Malaysia, Sudah Terima Saja Sanksi dari FIFA, Tak Usah Lagi Ajukan Banding ke CAS
-
Piala Dunia U-17: 3 Momen Timnas Indonesia yang Bikin Gemas di Laga Kontra Zambia
Artikel Terkait
Ulasan
-
Fame Cafe Jambi: Suasana Santai, Rasa Juara, Bikin Tak Mau Pulang
-
Review Film Good Fortune: Komedi Malaikat yang Menggelitik Hati dan Pikiran
-
Maksa Penonton Nangis! Film Regretting You Rasa Sinetron Dilengkapi Iklan
-
Review Air Mata Terakhir Bunda: Magenta yang Bikin Mata Menganak Sungai!
-
Review Drama Korea 2025 'Spirit Fingers': Hangatnya Persahabatan dan Kisah Cinta
Terkini
-
Timnas Indonesia U-17 dan Label 'Kalah Terhormat' yang Layak untuk Mereka Sandang
-
Sinopsis Those Days, Drama China yang Dibintangi Tong Yao dan Jiang Xin
-
Akhirnya! KPop Demon Hunters 2 Dikonfirmasi Tayang pada 2029
-
Diterpa Isu Miring, Hamish Daud Akui Baru Pulih usai Operasi di Rumah Sakit
-
Bagikan Trailer Baru, Five Nights at Freddy's 2 Segera Rilis Desember 2025