Persada Studi Klub merupakan salah satu komunitas sastra yang pernah ikut serta dalam meramaikan dunia kesusastraan Indonesia, khususnya puisi di Kota Jogja pada akhir tahun 60-an hingga pertengahan 70-an. "Persada Studi Klub, dalam Arena Sastra Indonesia" adalah buku yang mengulas bagaimana proses para anggota Persada Studi Klub hingga mereka dapat mendirikan sebuah komunitas sastra Kota Jogja; bagaimana proses pergulatan serta proses kreatif mereka dalam menciptakan suasana yang bersahaja dalam sebuah komunitas; serta bagaimana peran masing-masing anggotanya dalam mencapai eksistensinya.
Pada mulanya, "Persada Studi Klub, dalam Arena Sastra Indonesia" merupakan buku tesis karya Asef Saeful Anwar yang membahas dan mengkaji seluk-beluk komunitas sastra, yakni Persada Studi Klub dengan metode/pendekatan sosiologi.
Hal yang menarik dalam buku "Persada Studi Klub, dalam Arena Sastra Indonesia," salah satunya ialah menggunakan bahasa yang ringan kendati pun merupakan buku kajian. Selain itu, penceritaan dalam buku ini juga dilengkapi dengan cetakan-cetakan koran tahun 70-an yang memuat aktivitas komunitas Persada Studi Klub. Dengan begitu, kita seakan bisa berselancar ke masa itu dengan bantuan cetakan-cetakan koran sebagai dokumenter.
Persada Studi Klub merupakan sebuah komunitas sastra yang didirikan oleh penyair Umbu Landu Paranggi bersama rekan-rekannya pada akhir tahun 60-an, yaitu Iman Budhi Santosa dan Ragil Suwarno Pragolapati. Dalam buku ini, dibahas pula bagaimana peran Umbu Landu Paranggi sebagai pimpinan redaksi koran Pelopor Yogya (yang saat itu berfungsi sebagai pemuat karya-karya para anggota Persada Studi Klub) dengan fungsinya yang lain, yakni membimbing teman-temannya agar bisa hidup berdampingan dengan puisi.
Selain itu, ilmu sosiologi yang merupakan metode dalam pengkajian ini berperan penting dalam mengungkap hal-hal nyentrik yang biasa dilakukan oleh para anggota Persada Studi Klub, seperti halnya berjalan kaki pada tengah malam di sepanjang Jalan Malioboro; tradisi memiskinkan diri; hingga menolak sentralisasi dalam sastra yang sebenarnya bisa saja membuat kaya para anggotanya.
Buku "Persada Studi Klub, dalam Arena Sastra Indonesia" sangat cocok bagi kalian yang ingin mengetahui atau bahkan sudah mengidolakan para sastrawan Jogja seperti Umbu Landu Paranggi, Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi AG, Iman Budhi Santosa, dan lain sebagainya untuk mencari informasi lebih lanjut. Sebab di dalam buku ini, dibahas pula mengenai kesuksesan para anggota Persada Studi Klub dalam mendaki arena sastra nasional.
Itu tadi merupakan ulasan mengenai sebuah buku yang berjudul "Persada Studi Klub, dalam Arena Sastra Indonesia" karya Asef Saeful Anwar. Semoga bermanfaat.
Tag
Baca Juga
-
Mari Kembangkan Diri Bersama Buku Bertajuk 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif
-
Ulasan Tuan Besar Gatsby Karya F. Scott Fitzgerald, Salah Satu Novel Terhebat dalam Sastra Dunia!
-
Misi Evakuasi Para Tentara Inggris pada Perang Dunia II dalam Film Dunkirk
-
Ulasan Film The Pursuit of Happyness: Perjuangan Seorang Ayah Meraih Kesuksesan
-
Ulasan Film Fury: Pertempuran Sengit Melawan Satu Batalion Tentara Jerman
Artikel Terkait
-
Gilas Arab Saudi, Bung Towel: Timnas Indonesia Bagus karena Kualitas Pemain atau Shin Tae-yong?
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Sikap 'Aneh' Calvin Verdonk Terbongkar di Ruang Ganti Timnas Indonesia: Vibe Lionel Messi
-
Maarten Paes Absen di Piala AFF 2024, Saatnya Cahya Supriadi Unjuk Gigi?
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat
-
Maarten Paes Absen di Piala AFF 2024, Saatnya Cahya Supriadi Unjuk Gigi?
-
Review Film The Twisters 2024: Perburuan Badai yang Mendebarkan
-
Apesnya Vietnam, Pemusatan Latihan di Korea Terancam Kacau Gegara Hal Ini