Salah satu cara untuk mengajarkan nilai kehidupan kepada anak-anak adalah melalui kisah-kisah dan cerita yang menarik. Seperti salah satu buku fiksi karya Tere Liye yang berjudul Si Anak Savana Ini. Buku yang termasuk ke dalam salah satu serial Anak Nusantara dengan sampul berwarna biru ini mengandung banyak sekali nilai-nilai kehidupan. Berikut adalah identitas lengkapnya:
Judul buku: Si Anak Savana
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Sabakgrip
Jumlah halaman: 382 halaman
Tahun terbit: 2022
Simak ulasannya berikut ini!
Jika Si Anak Badai bercerita tentang anak-anak tangguh yang bersahabat dengan gelombang serta air laut yang tidak bisa diprediksi, maka Si Anak Savana bercerita tentang anak-anak luar biasa dari sebuah Kampung Dopu yang terletak di dekat Savana, padang rerumputan dengan pemandangan sapi atau kuda sedang merumput.
Kita akan diajak menyelami kehidupan sehari-hari Wanga, Rantu, Bidal, Somat, dan Sedo yang sederhana tetapi sarat akan makna. Tentu saja bagian favoritku adalah bab Seberapa Besar Kasih Sayang Mamak Sama seperti di buku-buku Seri Anak Nusantara Lainnya, bab ini yang paling menyentuh.
Banyak hal yang bisa kita contoh dari sikap anak-anak Savana ini, mulai dari giat belajar di mana saja dan kapan saja, saling peduli dan membantu sesama teman, menghormati yang lebih tua. Aku suka sekali bagian Wanga dan yang lain ketika berusaha membantu Sedo saat Sedo sedang kesusahan. Persahabatan mereka begitu tulus dan murni.
Topik lain yang cukup menyita perhatianku selama membaca buku ini adalah tentang pencurian sapi yang terjadi di Kampung Dopu. Di halaman pertama saja, kita sudah disajikan adegan sapi yang hilang. Dan ternyata, buku ini juga diakhiri dengan terkuaknya pelaku pencurian sapi, yang juga melibatkan hilangnya Wak Ede, salah satu warga Kampung Dopu yang terkenal ramah dan baik kepada anak-anak.
Seperti biasa, gaya penceritaan khas Tere Liye dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu, membuat cerita terasa mengalir. Puisi yang dibuat Sedo dengan judul Anak Savana juga keren! Pesan yang bisa kutangkap, kita harus bangga dengan asal daerah kita, tempat lahir kita, tempat tumbuh kita. Sama seperti Wanga dkk. yang sangat menyayangi Savana dan Kampung Dopu.
Salah satu quote favoritku yang ada di buku ini adalah 'Lari dari sebuah kesalahan tidak lebih baik daripada berbuat salah itu sendiri'.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Ugly Love, Permainan Hati yang Berujung Luka
-
Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi, Novel Fantasi dengan Petualangan Epik
-
Mengungkap Sisi Lain Jakarta dalam Novel Cerita-Cerita Jakarta
-
Ulasan Novel Semasa, Mencari Arti Rumah dalam Kisah Keluarga Kecil
-
Refleksi Kehidupan Perempuan dalam Kumpulan Cerita Pendek 'Mimi Lemon'
Ulasan
-
Ulasan Novel Semasa, Mencari Arti Rumah dalam Kisah Keluarga Kecil
-
Review Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri, Sekuel yang Lebih Ngeri
-
Ulasan Film 'Green Book': Bersatunya Dua Perbedaan dalam Satu Mobil
-
Mengungkap Sisi Lain Jakarta dalam Novel Cerita-Cerita Jakarta
-
Ulasan Film The Lobster: Dunia Distopia yang Tak Ramah untuk Para Jomblo
Terkini
-
7 Drama Korea Tayang Desember 2024, Ada Squid Game Season 2!
-
Transparansi Menjaga Demokrasi di Balik Layar Pemilu, Wacana atau Nyata?
-
Sinopsis Drama Korea Who Is She, Dibintangi Kim Hae Sook dan Jung Ji So
-
Polemik KPU Menghadapi Tekanan Menjaga Netralitas dan Kepercayaan Publik
-
Coffee Shop Menjamur di Era Sekarang, Apakah Peluang bagi Para Pengusaha?