Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Niam At Majha
Buku Manajemen Qalbu (Dok. Pribadi/niamatmajha)

"Ketahuilah bahwa di dalam jasad ada segumpal darah. Jika ia bagus, maka seluruh anggota tubuh akan bagus. Ia adalah hati" Sabda Nabi Muhammad Saw.

Salah satu organ tubuh kita yang paling urgen adalah hati. Ia bagai seorang raja yang mengepalai angkatan perangnya. Ia berhak memerintah, berkehendak, memaksa, maupun melarang kehendaknya.

Hati adalah sang penguasa tubuh seseorang akan mematuhi segala perintah dan larangan hati. Karena itu, hati yang akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Karena hati mempunyai kependudukan tertinggi, maka orang orang saleh sangat peduli untuk mengobati penyakit penyakitnya dan meluruskan arahnya.

Buku Manajemen Qolbu, Menguak Hati yang Hidup dan Hati yang Mati, menjelaskan secara runtut bagaimana seharusnya kita mengelola hati, dengan dijauhkan dari sifat iri dan dengki, sifat sombong dan jumawa. Dan didekatkan sifat welas asih, saling menolong, serta dzikir dzikir dalam hati dengan kalam kalam ilahi.

Sebab api neraka diciptakan untuk melelehkan hati yang mengeras. Dan jika hati telah mengeras maka mata akan tertutup. Sedangkan kerasnya hati ada empat hal yang melampaui batas keperluan: makan, tidur, berbicara, berkumpul. Seperti halnya badan, jika sakit maka tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, begitu juga hati jika sakit karena syahwat, maka segala nasihat tidak akan mampu menembusnya.

Hati bisa sakit seperti sakitnya badan. Sembuhnya penyakit hati adalah dengan taubat dan penyesalan. Hati bisa kotor, maka bersihnya adalah dengan dzikir; hati juga bisa telanjang seperti telanjangnya badan, maka perhiasannya adalah takwa, hati bisa lapar seperti laparnya perut, maka makanan dan minuman hati adalah ma'rifat, mahabbah, tawakal, taubat dan pengabdian. (halaman 8)

Dalam buku bertajuk Manajemen Qolbu, Menguak hati yang hidup dan Hati yang Mati. Maka dari itu hati dibagi tiga macam; pertama, hati yang sehat yaitu hati yang bersih, seorang tidak akan selamat di hari kiamat, kecuali ketika ia menemui Allah dalam keadaan hati yang bersih. Kedua, Hati yang mati adalah hati yang tidak hidup, ia tak mengenal Tuhannya, tidak menyembah-Nya, tidak mencintai-Nya. Ia hanya mengikuti kesenangan nafsunya. Ketiga, hati yang sakit adalah hati yang hidup, tetapi menderita sakit. Hati macam ini adakalanya condong kepada kebenaran, yaitu hari yang lebih mengutamakan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Setelah mengetahui tentang berbagai macam hati. Maka kita bisa meraba raba diri sendiri apakah hati kita masuk kategori, hati yang mati, hati yang hidup atau sakit. Dan buku ini telah menjelaskan semuanya.

Niam At Majha