Wisata yang menurut saya sangat murah tapi tidak murahan adalah laut atau pantai. Sebagai orang yang bermukim di sebuah desa yang lokasinya lumayan dekat dengan pantai selatan (sekitar tiga kilometer dari rumah), tentu saya tak melewatkan kesempatan untuk sesering mungkin mengunjunginya. Terlebih bila pantai yang dikunjungi masih alami, masih dikelola oleh warga setempat, atau bahkan belum dikelola sama sekali.
Ada banyak sekali nama-nama wisata pantai di daerah saya, yang sebenarnya semuanya bermuara pada satu pantai yang sama. Di antara pantai yang kerap dikunjungi warga misalnya Pantai Petanahan, Pantai Suwuk, Pantai Lumut, Pantai Suwuk, Pantai Karangbolong, Pantai Menganti, Pantai Mliwis, Pantai Bopong, dan masih banyak yang lainnya.
Tadi pagi, Kamis (19/5/2022) seusai mengirim paket buku-buku pesanan teman via kantor pos di kecamatan Puring Kebumen, saya langsung meluncur menuju Pantai Bopong. Kebetulan jarak antara kantor pos dengan pantai tersebut cukup dekat, sekitar tiga kilometer, dengan kondisi jalan yang sudah cukup bagus dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Setiba di pantai, suasana begitu sepi, sementara langit agak tersaput oleh mendung. Maklum, saya ke pantai bukan pas hari libur, sehingga hanya segelintir orang, termasuk para pemancing ikan, yang mengunjungi laut. Enaknya, saya tak perlu membayar karcis masuk, alias dibebaskan. Saya hanya membayar parkir sepeda motor sebesar dua ribu rupiah. Sangat murah bukan?
Karena suasananya sepi, maka saya pun bisa bebas jalan-jalan bahkan berlarian di tepi pantai. Enaknya kalau pantai sedang sepi kita bisa sepuasnya mengambil foto dengan beragam pose, tanpa merasa sungkan atau risih, karena tak ada orang-orang yang memperhatikannya, hehehe.
Saya sengaja tak bermain air laut, hanya berjalan-jalan dan berfoto saja. Selain malas anggota tubuh menjadi basah, ombak laut juga sedang kurang bersahabat. Ombaknya cukup tinggi, sehingga harus ekstra waspada bila ingin bermain air laut. Meskipun tadi saya sempat melihat ada orang yang sedang mandi di laut, tapi saya tidak merekomendasikan para pengunjung untuk mandi di sana. Mengingat ombak pantai selatan selama ini dikenal berbahaya.
Itulah sedikit pengalaman saya berkunjung ke wisata Pantai Bopong hari ini. Menurut saya, mengunjungi pantai bisa menjadi sarana refreshing yang murah meriah, sarana melepas penat sejenak, sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai sarana merenungi kemahabesaran ciptaan Tuhan.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - Infinity Castle: Awal dari Akhir Perjalanan Tanjiro Kamado
-
Ulasan Buku Make It Happen, Now! Panduan Perencanaan Finansial Keluarga
-
Ulasan Novel Notes on an Execution: Catatan Terakhir Seorang Terpidana Mati
-
Review Film The Bad Guys 2: Kombinasi Sempurna Antara Aksi dan Komedi!
-
Novel Onwards and Upwards: Perjalanan Wanita Paruh Baya Menemukan Harapan
Terkini
-
Apresiasi Erick Thohir untuk Sumatera Utara Usai Sukses Gelar Piala Kemerdekaan 2025
-
Maarten Paes Cedera dan Tak Bisa Bela Timnas, 4 Pemain Ini Siap Gantikan!
-
Komunitas Buku sebagai Safe Space: Pelarian dari Kegaduhan Dunia Digital
-
Ceria dan Penuh Energi, NCT Wish Siap Warnai Dunia Lewat Lagu Baru 'Color'
-
OOTD Gaeul IVE: 4 Gaya Kasual yang Fleksibel Buat Segala Momen