Dalam dunia dakwah, murabbi adalah seseorang yang mendidik orang lain, terutama dalam hal keimanan dan ketakwaan. Orang yang sebelumnya malas beribadah, bahkan jauh meninggalkan kewajibannya sebagai hamba Allah, biasanya akan mencari sosok figur yang mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik.
Surat Cinta untuk Murabbi adalah sekumpulan kisah tentang pengalaman sejumlah orang yang pernah berinteraksi dalam dunia dakwah. Murabbi tidak harus seorang ustaz yang sudah berusia tua, tetapi juga bisa seorang pemuda saleh yang mampu berdakwah dan mengetuk orang-orang yang selama ini jauh dari Allah.
Dalam tulisan Pemuda Berhati Baja, misalnya, penulis berkisah tentang pengalamannya berinteraksi dengan seorang sahabat yang dianggapnya begitu berjasa dalam hal spiritual atau semangat hidup dan beribadah. Penulis menjelaskan, bahwa pemuda berhati baja tersebut adalah seorang santri yang gigih dalam bekerja dan meraih cita-cita. Meskipun berasal dari keluarga tidak mampu, dia tetap bersemangat untuk menuntut ilmu.
Selain gigih dalam belajar, pemuda tersebut begitu rajin beribadah. Selain salat wajib lima waktu, dia juga rajin melaksanakan salat tahajud. Semangatnya untuk selalu taat beribadah membuat penulis begitu tergugah untuk mencontoh apa yang selama ini dilakukan oleh sang pemuda yang dijuluki berhati baja (hlm. 151).
Sementara itu, dalam tulisan Kepada yang Tercinta Sang Guru Muda, Jajang Hartono mengisahkan pengalaman spiritualnya saat dididik oleh seorang guru muda atau ustaz tempatnya belajar di pesantren. Jajang begitu kagum dengan guru muda yang juga putra Sang Kiai tersebut.
Kekaguman Jajang diungkapkannya dalam tulisan berbentuk korespondensi yang ditujukan kepada sang guru muda. Selama ini, penulis begitu bersemangat belajar, tilawah bersama, dan kegiatan kepesantrenan lainnya. Semua berkat ketulusan sang ustaz yang tak pernah lelah membagi waktunya untuk dia dan santri-santri lain.
Pengalaman yang dituturkan oleh beberapa penulis dalam buku ini bisa menjadi pelajaran dan inspirasi bagaimana kita menjalani kehidupan yang sarat dengan ujian dan cobaan ini. Bahwa dalam hidup, kita tidak akan pernah terlepas dari pengaruh orang lain. Jika kita bergaul dengan orang yang berakhlak baik, maka kita akan tergugah untuk berbuat kebajikan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Kemenag Berangkatkan Jurnalis Jadi Petugas Haji 2022 untuk Edukasi Jemaah
-
Petugas Klaim Jamaah Haji Indonesia Disediakan Layanan Hotel Standar Bintang Lima di Mekkah
-
Ini Rukun dan Wajib Haji yang Penting Bagi Jemaah, Jangan Sampai Terlewat!
-
Mengenal 3 Fidyah dalam Haji: Ihram, Munshor, Jaza
-
Bolehkah Berhubungan Suami Istri Saat Haji? Berikut Hukumnya
Ulasan
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
Terkini
-
Perempuan Masih Jadi Second Sex: Membaca Simone de Beauvoir dalam Futsal
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Laga Pamungkas vs Korea Selatan, Bagaimana Kans Lolos Timnas U-23 Melalui Jalur Runner-up?
-
Kenal 2 Minggu, Anisa Bahar Langsung Dinikahi Brondong 19 Tahun Lebih Muda
-
Disorot 3 Jenderal TNI, Ferry Irwandi Bantah Tuduhan Pidana dan Siap Hadapi Hukum