Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Budi Prathama
Ilustrasi ilmu matematika. (Pixabay.com)

Ilmu matematika umumnya dikenal hanya sebatas hitung-menghitung, padahal memahami matematika dapat mengajarkan kita untuk dapat berpikir secara logis. Memahami ilmu matematika memang kadang sulit dan banyak pula memakai bahasa abstrak, tetapi alur pemikiran matematika dapat digunakan untuk mengkaji berbagai permasalahan sosial. 

Bahasa matematika dengan bahasa sosial jelas berbeda, tetapi saat proses penyelesaian masalah secara matematis justru dapat memberikan solusi yang tepat. Misalnya seorang matematikawan melihat persoalan, kemudian ia membawa persoalan itu ke dalam bahasa matematika kemudian menyelesaikannya secara matematis, lalu hasil dari penyelesaian itu diubah kembali menjadi bahasa sosial yang dapat dipahami seluruh masyarakat. Seperti itulah kinerja dari matematika dalam perannya terhadap masalah sosial. 

Matematika dapat berfungsi sebagai bahasa, proses dan teori yang dapat memberikan ilmu pada suatu bentuk dan kekuasaan. Bahkan matematika dapat memberikan kemampuan kepada manusia untuk memahami dunia fisik dan memberikan pengaruh pada tiap kebudayaan manusia. 

Mungkin akan timbul pertanyaaan apa yang membuat matematika sebagai bentuk pemikiran abstrak dapat memainkan peranan yang efektif? Terkait dengan pertanyaan tersebut, berikut 4 sifat matematika yang memungkinkan memegang peranan penting pada kegiatan keilmuan, seperti dijelaskan dalam buku, "Cara Efektif Belajar Matematika," karangan Muhammad Arif Tiro. 

1. Matematika sebagai metode penalaran yang logis

Ilmu matematika memang sebagai bentuk penalaran dan pemikiran yang logis untuk menarik kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan dalam pemikiran deduktif merupakan konsekuensi logis dari fakta yang diketahui sebelumnya. Sehingga ketika fakta sudah mendasari benar, maka kesimpulannya tidak perlu diragukan selama penalaran juga benar. 

Melalui penalaran yang logis maka dapat mengubah pengalaman indera menjadi bentuk yang berbeda-beda, kemudian dapat dirubah lagi menjadi yang lebih umum. 

2. Matematika berhubungan dengan pernyataan dan pengujian kebenaran secara matematis

Ilmu matematika tentu tidak lepas dari pernyataan yang berupa teorema dan konsekuensinya dengan pengujian kebenarannya secara matematis yang mampu diterima oleh semua orang bagi yang berpikir rasional. Artinya saat pengambilan kesimpulan secara deduktif, dapat menghasilkan suatu kebenaran baru yang dapat digunakan sebagai argumentasi untuk deduktif lain dengan menghasilkan kesimpulan baru lagi. 

Rangkaian argumentasi untuk menghasilkan suatu kesimpulan disebut teorema, dan rangkaian argumentasi deduktif pada suatu teorema disebut pembuktian. 

3. Matematika memiliki bahasa simbolis dengan serangkaian makna

Dalam ilmu matematika memang dikenal banyak simbol (lambang atau notasi) yang tentu memiliki makna tertentu yang ingin disampaikan kepada khalayak. Matematika bagian dari bahasa yang berupaya untuk menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional dari bahasa verbal. 

Terkait dengan penggunaan simbol terhadap sesuatu yang ditelaah dapat disimbolkan dengan apa saja sesuai dengan kesepakatan. Melalui simbol manusia dapat mudah mendapatkan pengertian sebab pemikiran manusia bekerja lebih baik ketika mempergunakan ekspresi simbolisme. 

4. Matematika tidak bergantung pada perubahan ruang dan waktu

Maksud dari tidak bergantung pada perubahan ruang dan waktu, bahwa matematika mampu berkembang sendiri atas pengaruh dari dalam diri matematika sendiri, tanpa memperhatikan lingkungannya. Artinya matematika mampu berjalan melalui sintesis deduktif dan analisis logika. 

Sintesis berhubungan dengan penyusunan buatan yang sebelumnya tidak ada, sedangkan analisis berhubungan dengan penguraian sesuatu yang ada ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. 

Itulah empat alasan, mengapa ilmu matematika mampu memegang peranan penting dalam kegiatan keilmuan. Namun bukan berarti ilmu matematika sifatnya stagnan, melainkan akan terus berkembang dan maju sesuai dengan kebutuhan manusia. 

Budi Prathama