Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rizky Melinda Sari
Buku 'Hello Memory' (Dok. Pribadi/Rizky Melinda Sari)

Cinta segitiga terlalu klise dan kurang menarik? Baca kisah cinta satu ini, rumit! Bercerita tentang beberapa remaja yang saling mengejar dan tidak menyadari ada orang yang justru menunggunya untuk berhenti.

Identitas Buku 'Hello Memory'

Judul Buku: Hello Memory

Penulis: Inesia Pratiwi

Penerbit: Coconut Books

Jumlah Halaman: 410 Halaman

Cetakan Pertama, April 2019

Ulasan Buku

Mungkin lagu yang paling cocok untuk menggambarkan konflik yang ada di buku ini adalah lagunya CJR yang berjudul Teman Saja. Berkisah tentang remaja-remaja SMA yang saling jatuh cinta, sayangnya dengan orang yang berbeda-beda. Mereka saling mengejar dan menunggu seseorang yang sudah memilih orang lain. Padahal, jika mereka mau, mereka bisa berhenti menunggu dan membalikkan badan untuk melihat orang yang telah menunggu mereka selama ini.

Maura dan Dewa Rama, arti nama mereka berdua adalah kegelapan. Maura adalah seorang siswi SMA yang ambis, sedangkan Dewa adalah sosok remaja laki-laki yang humoris, tapi genius. Lalu ada Nando, sang ketua kelas di kelas Maura yang memiliki mantan bernama Mia. Maura suka sama Nando, tapi sayangnya Nando masih menyimpan rasa pada Mia. Di sisi lain, ada Dewa yang jatuh hati pada Maura, tapi saat itu ia masih berpacaran dengan Luna. Rumit sekali, kan?

Sepanjang membaca buku ini, aku awalnya ketawa-ketawa, apalagi adegan ketika Dewa mulai mengeluarkan jurus flirting dan humornya. Berbagai usahanya untuk mendapatkan hati Maura, meskipun ia tahu Maura lagi jatuh cinta sama Nando, sering membuatku senyam-senyum gak jelas. Tapi sejak pertengahan hingga akhir, aku dibuat lebih banyak penasaran, menghela napas, baper lagi, lalu overthinking, dan berbagai perasaan nano-nano lainnya. 

Tidak hanya melulu tentang percintaan remaja, ada konflik keluarga juga, tentang Dewa yang berusaha menutupi aib orang tuanya dan berakting seakan ia dan maminya memang berhubungan seperti anak dan ibu sewajarnya. Konflik semakin memanas ketika Dewa tiba-tiba hilang ingatan karena suatu kejadian. Sialnya, ingatan yang hilang hanya memori 1 tahun sebelumnya, masa-masa ketika ia berkenalan dan menjalin hubungan dengan Maura. 

Bagi para penggemar happy ending yang kedua tokoh utamanya harus menikah dan bersama selamanya hingga punya cucu dan cicit, ending dari novel ini mungkin tidak sesuai dengan ekpektasi itu. Tapi, jika kita lihat dari sudut lain, ending ini mungkin memang yang terbaik. Tidak ada yang bisa menjamin meskipun Dewa dan Maura tetap bersama, mereka tetap akan bahagia, kan?

Rizky Melinda Sari