Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Sam Edy Yuswanto
Buku ‘Micro Stories >> Macro Meaning, Memaknai Ide Sederhana >> Kehidupan Dahsyat’. (Dok. Pribadi/ Sam Edy)

Kebutuhan setiap orang tentu beragam. Mulai kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Kita tentu sepakat bahwa manusia hidup di dunia ini tak hanya cukup makan, minum, dan bekerja saja. Setiap kita tentu membutuhkan hal-hal yang lebih dari itu. Misalnya membutuhkan beragam fasilitas serta gaya hidup yang akan semakin memanjakan kehidupannya. 

Namun, hal yang paling penting diperhatikan ialah: jangan sampai kita terlalu berlebih-lebihan dalam menginginkan sesuatu. Jangan lantas kita gemar menghambur-hamburkan uang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. Alangkah lebih baiknya, kelebihan uang tersebut dialokasikan untuk sesuatu yang bermanfaat, seperti membantu sesama.

Berapa pun gaji atau pendapatan kita setiap bulannya, berusahalah untuk menggunakannya dengan baik. Sisihkan sebagiannya untuk ditabung sebagai bentuk jaga-jaga kalau suatu saat kita memerlukan dana tak terduga. Katakanlah sebagai bekal hidup kita di masa depan. Jangan sampai pengeluaran kita setiap bulannya lebih besar dari pendapatan kita.

Ada penjelasan menarik dari Gunawan Halim dalam buku “Micro Stories >> Macro Meaning, Memaknai Ide Sederhana >> Kehidupan Dahsyat” (Elex Media Komputindo, 2010) terkait cara mengendalikan pengeluaran Anda (sehingga masa depan Anda dan keluarga, masa depan anak-anak lebih terjaga). Berikut ini penjelasan ringkasnya:

Pertama, uang itu terbatas. Seberapa pun besarnya, uang yang kita miliki tidak akan dapat membeli segalanya. Bahkan, investor terbesar dunia, Warren Buffet saja dalam membeli saham perusahaan tidaklah sembarang membeli, ia hanya mempertimbangkan saham yang strategis dengan dananya yang banyak (namun tetap terbatas), dengan tingkat risiko yang sudah diperhitungkan dia (margin of error yang sangat kecil). Pendapatan kita pun terbatas, bahkan dibatasi oleh usia produktif kita untuk bekerja/berkarya. 

Kedua, kebutuhan, bukan keinginan. Pertimbangkan lagi, apakah saya butuh barang atau jasa ini atau hanya merupakan keinginan impulsive sesaat? Bila orang lain memiliki barang tersebut, janganlah karena alasan prestise yang mendorong Anda untuk ikut membelinya.

Ketiga, substitusikan yang mahal. Apakah ada produk lain yang kualitasnya relevan atau lebih bagus lagi kalau serupa seperti obat-obat generik, atau untuk produk yang bersifat komoditas seperti gula pasir, garam beryodium, air mineral, kertas atau buku tulis, dan sebagainya. Komoditasi mendorong kita untuk lebih mudah berpindah ke produk yang mungkin tidak terlalu branded, tapi kualitasnya standar.

Cara mengendalikan pengeluaran selanjutnya yang dipaparkan dalam buku ini antara lain: pos masa depan, gunakan instrumen keuangan dengan cerdas, prioritaskan pengeluaran, manfaatkanlah alam, dan rencanakan, catat, rencanakan lagi. 

Buku berisi kumpulan tulisan beragam tema ini menarik dan bagus dijadikan sumber inspirasi dan motivasi. Selamat membaca.    

Sam Edy Yuswanto