Terkadang untuk membaca kisah detektif tentang kasus pembunuhan sering kali terasa unik bagi para pembacanya. Salah satunya adalah novel yang ditulis oleh Soji Shimada ini.
Berkisahkan tentang sebuah kasus pembunuhan yang menimpa seorang seniman pada suatu malam bersalju di dalam studionya pada tahun 1936. Polisi menemukan surat wasiat aneh yang rencananya untuk menciptakan Azoth atau "sang wanita sempurna" dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya.
Tak lama setelah itu, mayat-mayat mereka yang termutilasi ditemukan. Hal yang unik pada kasus ini adalah, semua mayat itu dikubur sesuai dengan prinsip astrologis yang diuraikan sang seniman. Pembantaian itu mengguncang Jepang. Kiyoshi Mitarai yang merupakan seorang astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik beserta rekannya Kazumi Ishioka mulai melacak jejak pelaku setelah kasus itu tidak lagi dibicarakan 40 tahun kemudian.
Rating buku ini adalah 17+. Buku yang berisikan 354 halaman ini memiliki jalan cerita yang sungguh tidak dapat ditebak untuk saya. Saat membacanya saya sering salah kaprah dalam mengetahui siapa pelakunya. Tingkah dan sifat yang unik dari Kiyoshi Mitarai seringkali menarik perhatian, tetapi saya tidak menduga kalau ia memang begitu pintar.
Pada bagian awal buku ini menceritakan isi dari surat wasiat yang sebenarnya cukup mendetail, karena membicarakan tentang Azoth. Hanya saja, sedikit terasa rumit untuk saya yang kurang paham tentang astrologi.
Selain itu, hal yang saya sukai dari buku ini adalah, penulis menjabarkan siapa saja tokoh dari cerita ini. Karena jumlahnya sangat banyak, sehingga terkadang saya lupa nama tokoh yang satu dengan lainnya. Pada buku ini diuraikan secara detail terhadap beberapa bagian, dengan memberikan ilustrasi.
Novel ini adalah salah satu novel misteri yang sebenarnya cukup rumit untuk saya, tetapi saya juga menikmatinya. Pembaca seperti tidak banyak dikasih waktu jeda untuk berhenti berpikir siapa pelakunya, dan apa motifnya.
Hanya saja saat terungkap siapa pelakunya, saya merasa seperti "Hah?" dalam artian lain, sedikit bingung bagaimana cara Kiyoshi Mitarai mengetahuinya karena terasa sangat tiba-tiba. Hal yang saya kurang sukai adalah terlalu banyak dialog, tetapi mungkin itu adalah cara terbaik untuk memberikan gambaran tersendiri tentang kasus pembunuhan itu.
Baca Juga
-
Review Novel Perempuan Bayangan, Cerita dengan 3 Sudut Pandang
-
Review Novel Goodbye Days, Kisah Traumatis Kehilangan Sahabat
-
Review Anime Doctor Elise, Kembali ke Masa Lalu untuk Menjadi Dokter
-
Review Novel Dona Dona, Melintasi Waktu dari Kafe di Hokkaido
-
Review Novel Eksekutor, Saat Sebuah Jiwa Mencari Kepastian
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
Ulasan
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
ASTRO & Friends 'Moon' Ungkapan Cinta dan Kerinduan untuk Mendiang Moonbin