Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku ‘Reclaim Your Heart’ (Dokumen pribadi/Sam Edy)

Shalat mestinya selalu kita jadikan sebagai kebutuhan utama dalam hidup ini. Nyatanya, banyak orang yang mengaku beragama Islam mengabaikan hal ini. Banyak dari mereka yang tak menjadikan shalat sebagai kebutuhan yang urgen, sehingga mereka mengabaikan bahkan dengan sengaja meninggalkannya.

Disadari atau tidak, selama ini banyak orang lebih sibuk mengejar urusan dunia. Setiap hari mencari harta benda, tapi mengabaikan saat panggilan untuk melakukan ibadah shalat telah tiba. Semoga kita bukan termasuk golongan mereka: orang-orang yang dengan sengaja meninggalkan shalat.

Ada penjelasan menarik perihal shalat, yang saya temukan dalam bukuReclaim Your Heart’ karya Yasmin Mogahed. Yasmin menjelaskan, ada banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk shalat di tempat-tempat kerja atau sekolah atau saat mereka sedang keluar. Tapi, berapa banyak yang mengatakan bahwa mereka tak punya waktu untuk pergi ke kamar mandi, saat sedang keluar, atau di tempat kerja atau di sekolah, sampai-sampai mereka lebih memilih untuk memakai popok dewasa?

Berapa banyak yang lebih suka mengompol daripada pergi ke kamar mandi untuk buang air pada waktu subuh? Bahkan, kita bakal susah payah untuk turun dari tempat tidur, keluar dari kelas, atau menghentikan pekerjaan kita untuk pergi ke kamar mandi, tapi tidak untuk shalat. Kedengarannya memang lucu, tapi sebenarnya, kita menempatkan kebutuhan tubuh di atas kebutuhan jiwa kita (halaman 177).

Saya sangat sepakat dengan penjelasan Yasmin dalam buku ini, bahwa “kita memberi makan tubuh kita, karena jika tidak, kita akan mati. Tapi, begitu banyak orang yang membiarkan jiwanya kelaparan. Lupa bahwa jika kita tidak mengerjakan shalat, jiwa kita akan mati. Dan ironisnya, tubuh yang kita rawat ini bersifat fana, sedangkan jiwa yang kita abaikan justru abadi.

Bagi orang-orang yang mengaku baragam Islam dan selama ini dengan sengaja meninggalkan beribadah kepada-Nya, mumpung masih diberi kesehatan dan kesempatan bernapas, mari kita kembali ke jalan-Nya. Mari kita berusaha untuk memperbaiki diri kita.  

Menurut Yasmin Mogahed, mereka yang telah terjatuh dari jalan lurus hanya perlu melihat kembali ke tempat ia bermula; dan mereka akan mendapati bahwa itu dimulai dengan shalat. Hal yang sama persis berlaku sebaliknya. Bagi mereka yang ingin mengubah kehidupan, mulailah dengan berfokus pada shalat dan menyempurnakannya.

Semoga para pembaca dapat memetik hikmah dan manfaat setelah membaca buku ‘Reclaim Your Heart’ (Zaman, 2014) karya Yasmin Mogahed ini.  

Sam Edy Yuswanto