Sebuah cerita fiksi yang dengan membaca lembar pertamanya saja sudah membuat kagum sekaligus penasaran. Buku ini mengisahkan tentang dua orang remaja laki-laki yang mendapat telfon pemberitahuan dari Death-Cast (lembaga pemberi peringatan bahwa seseorang akan segera menemui ajalnya).
Remaja laki-laki pertama itu bernama Mateo Torrez. Mateo dikejutkan dengan panggilan seseorang dari Death-Cast yang memberitahu bahwa ia akan meninggal dalam waktu dua puluh empat jam lagi. Remaja yang baru berusia delapan belas tahun itu tentu menyesali panggilan yang baru saja ia dapatkan. Mateo belum merasa melakukan banyak hal dalam hidupnya. Masih banyak yang ingin ia lakukan dalam hidup. Mateo bahkan belum memiliki surat izin mengemudi.
Orang yang sudah mendapat panggilan dari Death-Cast disebut sebagai Decker. Mateo menemukan sebuah aplikasi bernama Last Friend yang bisa menghubungkannya dengan para Decker lain di negaranya. Orang yang ia kira cocok untuk berteman dengannya bernama Rufus. Remaja laki-laki lain berusia 17 tahun yang juga akan mati dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam.
Mateo menemui Rufus. Mereka berteman dekat hanya karena beberapa obrolan dan memutuskan untuk menghidupi hari terakhir mereka dengan melakukan banyak hal bersama-sama. Dalam waktu dua puluh empat jam yang sebelumnya sangatlah singkat, ketika bersama Rufus, harinya terasa menjadi lebih panjang dan menyenangkan. Sampai Mateo rasanya sudah mengalami semua yang ingin ia alami dalam hidupnya. Bersama Rufus.
Mateo tak menyesali Rufus yang menjadi teman terakhirnya sebelum menghadap kematian. Begitu juga dengan Rufus, ia bersyukur karena bertemu Mateo di ujung usianya.
Dalam buku ini, kisah yang panjang, berliku, dan agak memacu adrenalin benar-benar tertulis dengan apik. Tapi konyolnya, kisah yang diceritakan sepanjang itu, ternyata adalah kisah Mateo dan Rufus yang sebenarnya hanya dua puluh empat jam.
Kita jadi bisa mengambil pelajaran dari buku ini. Bukankah waktu dua puluh empat jam bisa dihidupi dengan benar-benar hidup kalau kita tahu kita akan segera mati? Lantas kenapa tidak berpura-pura akan mati besok untuk terus menghidupi hari ini?
Baca Juga
-
DAY6 Ungkap Poster Baru untuk Konser Anniversary dan Comeback yang Dinanti
-
Beda Banget! Stray Kids Tampil dengan Konsep Visual Baru di Album KARMA
-
Kim You Jung Curi Perhatian di Sesi Baca Naskah Pertama Drama Bertajuk Dear X
-
Jeon So Mi Tampilkan Sisi Gelap dan Artistik Melalui Teaser Terbaru dari CLOSER
-
BIGHIT MUSIC Bantah Keterlibatan BTS dalam Proyek Tribute Michael Jackson
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Drama Korea Salon de Holmes: Ketika Ibu-Ibu Kompleks Jadi Detektif Dadakan
-
Madame Wang Secret Garden: Kafe ala Studio Ghibli di Tengah Kota Malang!
-
Ulasan Buku Less is More, Sebuah Panduan Hidup Minimalis ala Jepang
-
Golden dari HUNTR/X, Lagu tentang Jadi Versi Terbaik dan Terus Bersinar
-
Tingkatkan Potensi dan Raih Mimpimu dalam Buku The Potential Dream
Terkini
-
Keren! Semua Episode Anime Takopi's Original Sin Dapat Rating 9 ke Atas
-
BRI Super League: Pelatih Fisik Persib Bandung Update Kondisi Cedera Saddil Ramdani
-
Main Futsal Sekalian Cari Makna: Saat Lapangan Jadi Ruang Tafsir Hidup
-
Dear Pemerintah, Ini Tips Menyikapi Pengibaran Bendera One Piece
-
Ternyata, Feminitas Toksik Masih Membelenggu Kebaya hingga Saat Ini