Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Budi Prathama
Sampul buku Emotional Intelligence. (DocPribadi/@budiprathama)

Orang yang memiliki IQ tinggi tidak selamanya dapat merasakan kehidupan yang sukses dan tenang. Bahkan banyak orang ber-IQ tinggi gagal ketimbang mereka yang ber-IQ rata-rata, justru mereka yang ber-IQ rendah bisa menjadi sangat sukses. Ternyata penyebabnya adalah kecerdasan emosional. Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati, serta kecakapan sosial. 

Dalam bukuEmotional Intelligence,” yang ditulis oleh Daniel Goleman, ternyata disebutkan bahwa kecerdasan emosional lebih penting daripada IQ. Kecerdasan emosional adalah ciri mereka yang mampu menonjol dalam kehidupan nyata dan kehidupan sosial. Orang yang memiliki hubungan kedekatan yang hangat dan memiliki rasa empati, maka akan menjadi bintang di suatu tempat kerja. 

Kecerdasan emosional yang sedemikian itu merupakan juga karakter dan disiplin diri yang baik, altruisme, serta memiliki belas kasih. Kemampuan-kemampuan seperti itulah yang dibutuhkan jika menginginkan terciptanya masyarakat yang sejahtera. 

Orang yang rendah kecerdasan emosional, maka akan sulit untuk mengontrol dirinya sendiri, bahkan kadang selalu dilanda perasaan yang tidak pernah tenang. Bahkan Goleman mengungkapkan banyaknya terjadi kasus kejahatan dan tindakan yang tidak bermoral, dipengaruhi karena kecerdasan emosional yang rendah. 

Menurutnya, kecerdasan intelektual tidak boleh menghalalkan segala cara sampai-sampai mengorbankan hak-hak orang lain, hanya karena memenuhi hasrat pribadi semata. Kondisi itu tidak menggambarkan sebagai ciri orang yang memiliki kecerdasan yang baik. 

Rendahnya kecerdasan emosional juga dapat menghambat pertumbuhan telektual dan bisa menghancurkan karier. Dan bisa jadi kerugian terbesarnya akan dirasakan oleh anak-anak yang mungkin masih bisa mengalami depresi, gangguan makan dan kehamilan yang tak diinginkan, agresivitas, serta kejahatan dengan kekerasan. 

Akan tetapi, menurut Goleman bahwa kecerdasan emosional itu tidak ditentukan sejak lahir, melainkan dapat dipelajari dan dilatih dalam aktivitas kehidupan. Singkatnya, masa kanak-kanak sangat penting untuk mendapatkan kecerdasan emosional, baik yang didapatkan langsung dari orang tuannya terlebih yang akan didapatkan dalam pendidikan formal. 

Melalui buku Emotional Intelligence telah banyak dipaparkan ciri-ciri dan penerapan kecerdasan emosional. Bagaimana mengelola emosi sehingga mampu tampil gemilang dengan kecerdasan emosional. Yang paling terpenting juga, lingkungan keluarga harus bisa mencerminkan suasana dengan rasa empati, sehingga dari situ dapat melatih ada kecerdasan-kecerdasan emosional bisa timbul. Ada dua hal penting yang harus dimiliki agar bisa memiliki rasa empati (kepekaan) terhadap orang lain, yakni kemampuan mengendalikan diri dan kasih sayang. 

Budi Prathama