Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Dian Haerani
Buku hello cello (dok.pribadi/Dian Haerani)

Tepat setelah selesai menamatkan membaca buku fiksi romantis karya Nadia Ristivani ini, saya langsung menulis ulasannya karena terlampau excited! 

Buku ini sama sekali bukan bacaan yang berat. Melainkan merupakan sebuah buku yang memberikan kesan healing bagi para pembacanya karena banyak sekali hal-hal lawak dan konyol di dalamnya. Semua itu diimbuhkan dengan mulus oleh penulis di sela-sela alur cerita romantis Cello dan Helga.

Marcello, seorang mahasiswa tampan yang terkenal sebagai playboy alias buaya, selalu mendekati wanita-wanita cantik di kampus. Bukan untuk dijadikan pacar, hanya didekati lalu ditinggalkan begitu saja setelah terbawa perasaan. Yap, dighosting.

Kemudian Cello dipertemukan dengan Helga. Teman sekampusnya Cello yang merupakan seorang penulis cerita romantis. Helga memiliki banyak pengalaman pahit yang disebabkan oleh para mantannya. Dia berkali-kali disakiti oleh lelaki sebelum bertemu dengan Cello.

Karena hal tersebut, bukan hal yang mudah bagi Cello untuk mendekati Helga yang sudah mengalami terlalu banyak kisah percintaan yang suram karena Helga jauh lebih berhati-hati. Padahal Cello sama sekali tak berniat untuk memberi harapan palsu kepada gadis itu. Cello merasa Helga ini berbeda.

Pria yang tidak mudah menyerah itu terus berusaha mendekati Helga. Ia sangat berhati-hati karena tak mau dicap modus oleh Helga. Cello melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan, demi Helga.

Mereka semakin dekat dan dekat, mengisi hari-hari satu sama lain selama kurang lebih satu tahun di masa perkuliahan. Sampai mereka menyadari perasaan satu sama lain yang sudah sama-sama tersiratkan.

Tapi, keraguan dalam diri Helga membuat Cello tak bisa begitu saja bersatu dengan dirinya. Padahal mereka berdua sudah sama-sama saling suka. Benar-benar plot yang hebat karena begitu out of the box.

Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Cello dan Helga, terutama tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan diri sendiri. Bacaan ini juga sangat cocok bagi anak muda yang tengah duduk di bangku perkuliahan karena latar ceritanya sendiri yang membahas tentang dunia universitas.

Penasaran dengan akhir kisah manis Cello dan Helga? Ayo baca cerita ketiga karya Nadia Ristivani yang satu ini!

Dian Haerani