Perceraian memang termasuk ke dalam hal yang menyakitkan dalam hidup ini. Terlebih bila sebuah rumah tangga sudah dikaruniai momongan atau anak. Biasanya, anak akan merasa sangat sedih dan menderita saat menyaksikan ayah dan ibunya berpisah. Hal ini wajar karena sebelumnya anak terbiasa hidup bersama mereka.
Bicara tentang anak korban perceraian, ada sebuah kisah menarik yang bisa dijadikan sebagai introspeksi bagi para orangtua. Kisah tersebut terdapat dalam novel berjudul “Senyum Monalisa” karya Alya Nabila. Dikisahkan, Mona dan Lisa adalah dua gadis kembar yang akhirnya berpisah, disebabkan kedua orangtuanya bercerai. Mona ikut bersama sang ibu, sementara Lisa ikut sang ayah.
Hari-hari Mona tanpa Lisa terasa sepi. Mona tidak bisa bermain lagi bersama Lisa karena tempat mereka terpisahkan oleh jarak yang sangat jauh. Mona benci karena kedua orangtuanya bercerai.
Ingin rasanya Mona memiliki keluarga yang lengkap, harmonis, dan penuh cinta. Mona ingin memiliki saudara yang bisa bermain dengannya, juga kasih sayang seorang ayah. Sayangnya, semua itu tak dapat lagi dirasakan Mona saat ini.
Ketika Mona menanyakan pada sang ibu, perihal alasannya berpisah dengan ayah, sang ibu tampak uring-uringan. Sang ibu malah bilang agar Mona jangan mengungkit-ungkit hal itu lagi. Mona dilarang untuk menanyakan hal itu lagi pada sang ibu.
Untunglah, hubungan Mona dan Lisa terjalin dengan sangat baik meski keduanya berjauhan. Jalinan keduanya dilakukan melalui surat. Suatu hari Lisa mengirim surat yang membuat hati Mona gembira.
Lisa mengabarkan akan datang menemui Mona. Tentu saja Mona langsung membalas surat dari saudara kembarnya tersebut. Intinya, Mona ingin agar Lisa segera cepat berkunjung. Mona akan selalu merindukan Lisa.
Kisah Mona dan Lisa, anak korban perceraian dalam novel “Senyum Monalisa” masih panjang dan berliku. Misalnya, saat Mona harus menghadapi teman sekolahnya yang tak menyukai dirinya.
Salah satu pesan berharga yang dapat kita petik dari novel tersebut adalah: bahwa yang namanya perceraian itu sangat berdampak buruk pada kejiwaan seorang anak.
Video yang Mungkin Anda Sukai.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
-
Mahar Jingga: Cinta yang Halal Tapi Tak Selalu Membahagiakan
-
Ali Band dan Perayaan Musik Dansa dari Timur Tengah ke Jakarta
Terkini
-
Futsal Zaman Now: Ekspresi Diri, Kepribadian, dan Gaya Hidup Anak Muda
-
4 Daily Look Minimalis ala Mina TWICE, Cocok untuk Banyak Momen!
-
Daftar Lengkap Reshuffle Kabinet: Prabowo Tunjuk 5 Menteri Baru dan Bentuk Kementerian Haji
-
Delpedro Marhaen, Kriminalisasi Aktivis dan Cermin Demokrasi yang Retak
-
Kronologi Wafatnya Encuy 'Preman Pensiun': Ditemukan Istri, Langsung Dimakamkan Malam Itu Juga