Bagi teman-teman yang gemar membaca karya-karya sastra ataupun pemerhati karya-karya sastra, barangkali teman-teman sudah tahu mengenai penyair asal Tasikmalaya yang satu ini. Bode Riswandi atau yang memiliki nama asli Budi Riswandi merupakan seorang penyair kelahiran Tasikmalaya pada 6 November 1983. Sebagai seorang penyair, tentu beliau sudah menerbitkan berbagai buku kumpulan puisi yang antara lain Mendaki Kantung Matamu (2010); Istri Tanpa Clurit (2012); Dada Tuhan (2013); Mereka Terus Bergegas (2019); dan Hari Terakhir di Rumah Bordil (2020). Dan kali ini, saya akan mengulas salah satu buku kumpulan puisi dari Bode Riswandi yang berjudul Mendaki Kantung Matamu, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2010 oleh penerbit Ultimus.
Mendaki Kantung Matamu merupakan judul dari buku kumpulan puisi karya Bode Riswandi yang pertama. Adapun buku kumpulan puisi tersebut memuat 63 puisi yang ditulis oleh Bode dari rentang tahun 2001-2009. Dalam buku kumpulan puisi tersebut, jenis puisi yang ditulis oleh sang penyair kebanyakan berupa lirik, hanya beberapa puisi yang ditulis dalam bentuk balada. Dengan menggunakan berbagai majas dan teknik penulisan puisi, karya-karya puisi yang terdapat dalam buku kumpulan puisi tersebut dapat merecoki pembaca yang tidak berhati-hati, sebab banyak perumpamaan-perumpamaan yang digunakan oleh sang penyair.
Dalam buku kumpulan puisi Mendaki Kantung Matamu terdapat pula kata pengantar yang disampaikan oleh Prof. Jakob Sumardjo, yang merupakan ahli filsafat dan sastrawan. Kata pengantar tersebut menjadi hal yang menarik karena berisi tentang hal ihwal membaca karya-karya Bode Riswandi dalam buku kumpulan puisinya yang pertama ini. Selain itu, terdapat beberapa tanggapan dari berbagai penyair lain dan kritikus sastra, misalnya saja Acep Zamzam Noor; Saut Situmorang; Nenden Lilis A.; dan Ahda Imran.
Itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku kumpulan puisi karya Bode Riswandi yang berjudul Mendaki Kantung Matamu. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku kumpulan puisi Bode Riswandi yang serupa. Buku kumpulan puisi Mendaki Kantung Matamu amat menarik untuk dibaca, dihayati, dan direnungkan. Dan menurut saya, buku tersebut sangat cocok bagi kalian yang ingin memperkaya penghayatan terhadap puisi. Baik, itu saja yang ingin saya sampaikan. Kurang dan lebihnya saya ucapkan permohonan maaf dan terima kasih.
Video yang mungkin Anda suka
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Elizas Eyes: Berteman dengan Hantu Cantik
-
Mendamaikan Konflik Batin, Tentang Penyebab dan Penanganannya
-
Gemar Membaca Buku Ternyata Bisa Membuat Hidup Lebih Lama, Begini Kata Studi
-
5 Tips untuk Menjaga Semangatmu dalam Membaca Buku
-
Ulasan Buku Susu Bikini: Kumpulan Esai yang Mengkritisi Cara Berbahasa Kita
Ulasan
-
Batik Kuansing, Ikon Budaya Pacu Jalur yang Bisa Dibawa Pulang
-
Membuka Luka Sejarah PKI 1965 Lewat Fiksi di Novel Noda Tak Kasat Mata
-
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
-
Review Film Sihir Pelakor: Teror Sabdo Pandito dalam Balutan Horor Religi
-
Ulasan Novel Hazel Says No: Keberanian Hazel dalam Menolak Eksploitasi
Terkini
-
Futsal dan Nepotisme: Saat Kesempatan Bermain Ditentukan oleh Kedekatan
-
5 HP Murah RAM Gede, Biar Multitasking Bisa Juga
-
Elizabeth Olsen Terjebak Cinta Segitiga di Film Eternity, Intip Trailernya
-
Sinopsis Film Son Of Sardaar 2, Dibintangi Ajay Devgan dan Mrunal Thakur
-
The Boyz Hadirkan Nuansa Musim Panas yang Segar di Teaser MV Lagu 'Aura'