Bagi penggemar dunia militer mungkin sudah tidak asing dengan beragam senapan atau senjata api yang diproduksi oleh pabrikan dalam negeri yang dikenal dengan nama PT. Pindad. Pabrikan senjata asal Indonesia ini memang hingga kini menjadi salah satu pemasok senjata TNI maupun Polri dan beberapa lembaga penegak hukum lainnya di Indonesia. Beberapa senjata buatan pindad pun juga banyak yang telah diekspor ke luar negeri.
Mungkin bagi sebagian orang sudah cukup mengenal senjata api buatan pindad semacam SS-1, SS-2, SPR, SMB dan beberapa senapan api lainnya. Namun, tahukah kamu ternyata senjata api yang kebanyakan merupakan pengembangan dan modifikasi lisensi tersebut tidak akan tercapai apabila PT. Pindad tidak membuat senapan SP-1 yang merupkan senapan lokal pertama buatan Indonesia. Masih tidak familiar dengan senjata ini ? yuk kita simak ulasannya berikut ini.
1. Senapan Pertama Yang Dilisensi oleh PT. Pindad
Senapan SP-1 sejatinya merupakan senjata turunan dari Beretta BM-59 buatan pabrik Beretta dari Italia. Dilansir dari situs airspace-review.com, senapan yang termasuk jenis battle rifle ini dipilih oleh pihak Pindad untuk dilisensi guna membangun kemandirian alutsista senjata api di Indonesia. Senapan BM-59 yang dipilih adalah varian Mk.1 yang sejatinya merupakan turunan dari senapan M14 buatan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Prediksi Ghana vs Uruguay di Grup H Piala Dunia 2022: Laga Penentuan Sekaligus Ajang Balas Dendam
BM-59 maupun M14 sepintas mirip dengan senapan legendaris buatan Amerikan Serikat yakni M1 Garand dan M2 Carbine yang populer saat perang dunia 2 hingga fase awal perang Vietnam. Senapan ini banyak dipakai oleh pihak militer di berbagai belahan dunia, khususnya yang berhaluan barat. PT. Pindad kemudian melisensi senapan BM-59 dan sedikit dimodifikasi dengan keperluan TNI hingga lahirnya senapan SP-1 pada akhir periode 1960-an.
2. Bukti Indonesia Kian Dekat Dengan Blok Barat
Indonesia melisensi senapan BM-59 selain guna memenuhi kebutuhan militer dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan kemandirian alutsista nasional, juga menjadi indikasi Indonesia kian dekat dengan blok barat pada masa awal orde lama. Hal ini dapat terlihat di mana TNI mulai mengadopsi senapan dengan kaliber 7.62 x 51 mm yang digunakan oleh SP-1. Meskipun sebenarnya sejak tahun 1962, Indonesia sudah melakukan uji teknis terhadap senapan BM-59 yang merupakan basis dari SP-1.
Selain itu, senapan yang memiliki beragam varian ini juga diproduksi guna memenuhi kebutuhan TNI yang pada periode akhir tahun 1960-an hingga awal periode 1970-an. Senapan ini terkenal digunakan oleh pihak TNI dan menjadi senapan standar sewaktu menjalankan operasi Seroja di Timor Timur guna merebut wilayah tersebut. Meskipun hanya digunakan dalam fase awal operasi, senapan ini juga menandakan bahwa Indonesia kian mendekat ke blok barat pada masa orde baru.
3. Senapan Dengan Beragam Permasalahan
Tidak dapat dipungkiri bahwa SP-1 merupakan senapan pertama yang diproduksi oleh Indonesia melaluin PT. Pindad. Namun, tentunya senapan ini juga tidak lepas dari beragam permasalahan dalam pengoperasiannya. Dilansir dari situs indomiliter.com, senapan yang menjadi standar senapan TNI pada tahun 1970-an ini seringkali mengalami permasalahan yang paling sering dialami adalah macetnya mekanisme penembakan akibat dari cuaca tropis di Indonesia.
Belum lagi masalah lain seperti popor kayu yang dirasa kurang ergonomis dan mudah retak maupun pecah karena lini produksi yang terburu-buru dalam memproduksinya. Bahkan, karena seringnya bermasalah banyak senapan SP-1 yang kemudian diganti di medan operasi menggunakan M16 dan AK-47 peninggalan masa orde lama. Senapan ini juga memunculkan banyak varian pembaharuan yang meminimalisir permasalahan di varian awal meskipun tidak berdampak signifikan. Pada akhirnya senapan ini digantikan dengan senapan serbu lainnya dan kini hanya digunakan sebagai senapan latih dasar di unit pendidikan TNI.
Itulah sedikit sejarah mengenai senapan SP-1 yang menjadi senapan pertama yang diproduksi oleh Indonesia. Meskipun tidak sesuai harapan dikarenakan banyaknya permasalahan yang menyertainya, akan tetapi senapan ini menjadi cikal bakal senapan-senapan modern yang diproduksi oleh PT. Pindad.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
Tak Hanya Bek Tengah, Pascal Struijk Ternyata Bisa Main di 3 Posisi Ini
-
Jay Idzes Kian Dekat ke Klub Inter Milan, Segera Gabung Musim Depan?
-
3 Alasan Mengapa Patrick Kluivert Harus Pertimbangkan Panggil Yakob Sayuri
-
Selain Jens Raven, 3 Pemain Diaspora Ini Layak Main di Ajang Piala AFF U-23
-
Kuala Lumpur City Incar Pemain Indonesia, 3 Nama Ini Berpeluang Bergabung
Artikel Terkait
-
Persoalkan Proses Pembentukannya, UU TNI Digugat 5 Mahasiswa Unpad ke MK
-
Siapa Mayjen Komaruddin Simanjuntak? Pertegas Sikap PPAD Soal Desakan Pencopotan Wapres Gibran!
-
Pengawasan Bawah Laut Nihil, TNI AL Curhat di DPR: Belum Punya Alat Deteksi Kapal Selam Asing
-
TNI AL Akui Nunggak Biaya BBM ke Pertamina Triliunan Rupiah, Minta Diputihkan
-
Forum Purnawirawan TNI Desak Gibran Dicopot, Feri Amsari: Kalau Mau Diusulkan Pemakzulan ke DPR
Ulasan
-
Ulasan Novel Resist Your Charm: Dilema Antara Cinta dan Keluarga
-
Review Anime Kaiju No. 8, Kekuatan Monster Jadi Harapan Terakhir
-
Review Emergent City: Dokumenter Soal Gentrifikasi dan Perlawanan Warga
-
Taman Nasional Bunaken, Populer karena Kekayaan Flora dan Fauna Bawah Laut
-
Review Film Havoc: Aksi Brutal Detektif Korup yang Bikin Deg-degan!
Terkini
-
Dies Natalis UAJY ke-60: Lomba Dongeng Bahasa Indonesia Jadi Jembatan Budaya Mahasiswa Internasional
-
Orang Tua dan Guru: Dua Pilar Pendidikan yang Sering Tak Searah
-
Jung Kyung Ho Bisa Lihat Hantu? Intip 3 Tokoh Unik di 'Oh My Ghost Clients'
-
Tak Peduli Omongan Orang, NEXZ Pilih Jadi Diri Sendiri di Lagu Baru O-RLY?
-
Jika PSSI Tak Gerak Cepat, Pascal Struijk Bisa Senasib dengan Mantan Pemain AZ Alkmaar Ini!