Kurikulum 2013 menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas dengan berbasis teks dan buku teks. Sebenarnya tanpa adanya ini pun, sudah menjadi hal umum bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan buku teks. Sejarah telah membuktikan bahwa buku teks memiliki peranan yang amat vital dalam proses belajar di kelas. Akan tetapi, di era yang telah penuh dengan modernisasi seperti sekarang ini diperlukan adanya pembaruan dalam belajar Bahasa Indonesia.
Adanya inovasi belajar akan membuat suasanya di kelas terasa berbeda dan memberikan efek langsung kepada peserta didik, dimana mereka akan menjadi lebih tertarik mengikuti pelajaran. Guru dapat menerapkan beberapa model pembelajaran, salah satunya adalah model Snowball Throwing.
BACA JUGA: Ogah Lihat Argentina Berpesta, Ronaldo Dukung Timnas Prancis Juara Piala Dunia 2022
Snowball Throwing jika diterjemahkan secara bahasa, berarti melempar bola salju. Sesuai namanya, ini adalah model belajar dimana peserta didik akan melemparkan media berupa bola yang berisikan materi pembelajaran di hari itu. Biasanya model ini diterapkan secara berkelompok antar siswa-siswi.
Ilustrasi model ini adalah seperti berikut. Guru memberikan penjelasan mengenai materi Bahasa Indonesia hari ini kepada siswa-siswi. Misalnya materi mengenai cerita rakyat. Setelah mendapatkan materi, guru membentuk empat kelompok yang terdiri dari lima siswa. Kemudian dipilih satu perwakilan untuk menjadi ketua. Setelah itu, guru memberikan materi kepada ketua kelompok dan ketua akan menyampaikan materi lagi kepada anggotanya.
Terakhir, setiap kelompok akan diberikan sebuah kertas kosong dan media bola. Kertas itu akan diisi dengan pertanyaan yang dibuat oleh kelompok dan dimasukkan kedalam bola. Terakhir, bola akan dilemparkan antar kelompok dan setiap kelompok saling menjawab pertanyaan tersebut.
Jika diperhatikan, model pembelajaran ini sangat menarik jika diimplementasikan. Penggunaan buku teks yang minim dan dominan bergerak akan membuat pelajar merasakan hal baru. Selain itu, guru juga mendapatkan peran yang tidak banyak namun penting. Guru akan menjadi fasilitator dan pengawas selama berjalannya pembelajaran. Sebaliknya, siswa-siswi akan dituntut menjadi lebih aktif. Berikut beberapa kelebihannya:
1. Penerapan seluruh kemampuan berbahasa
Kemampuan bahasa ada lima, yaitu menulis, membaca, menyimak, berbicara, dan memirsa. Dalam model Snowball Throwing, pelajar mendapatkan pengalaman dari lima kemampuan tesebut. Menyimak guru dalam belajar atau menyimak ketua kelompok saat menjelaskan materi, mengkomunikasikan materi dari guru kepada anggota kelompok, menulis pertanyaan dengan kritis, menjawab pertanyaan, dan mengevaluasi setiap pertanyaan dari kelompok lain.
2. Menguji sikap kooperatif dan kerja sama
Metode ini umumnya dilakukan dengan berkelompok, bukan individual. Secara tidak langsung, turut membuat pelajar harus bisa bekerja sama dan bersikap kooperatif kepada teman kelompoknya. Disini juga guru dapat menilai bagaimana reaksi, aksi, dan tindakan setiap siswa dalam situasi tersebut. Apakah siswa menjadi lebih aktif atau hanya sekedar mengikuti arahan.
3. Praktik dan sarana rekreasi
Ketika diterapkan, guru akan memberikan tindakan praktik yang sangat dominan dalam kelas. Hal ini menjadikan siswa-siswi lebih cepat dalam pembelajaran. Selain itu, memberikan juga tindakan rekreasi kepada siswa-siswi dengan lebih menyenangkan.
BACA JUGA: Tes Kepribadian 13 Desember 2022: Pilih Simbol Rune, Prediksi Kehidupanmu di Bulan Januari Nanti
Meskipun terlihat menantang, faktanya model Snowball Throwing ini juga memiliki kekurangan-kekurangan. Bahkan, bisa saja membuat guru merasa gregetan. Berikut beberapa kekurangannya:
1. Tuntutan kemampuan komunikasi
Peran siswa jauh lebih dominan dalam model ini, khususnya ketua kelompok. Ia harus mampu mengkomunikasikan materi kepada anggota dengan baik. Namun, tentunya tidak semua siswa mampu melakukan ataupun menguasai kemampuan tersebut dengan baik. Sehingga ketua kelompok harus benar-benar dipilih dengan baik.
2. Keributan dan terhambatnya pembelajaran
Model belajar ini memiliki karakteristik seperti sedang bermain, yang tentu saja akan memancing adanya siswa yang benar-benar menganggapnya seperti bermain. Kelas dapat menjadi sangat riuh dan ribut karena akan ada proses bermain secara asal-asalan. Sehingga dapat menghambat pembelajaran di kelas.
Inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas dapat dilakukan dengan beragam jenis cara dan metode, bergantung pada bagaimana guru dapat menguasai kelas. Model Snowball Throwing dapat dijadikan referensi pengajaran, namun guru harus memiliki penguasaan kelas yang optimal agar dapat berjalan dengan baik. Model-model belajar yang baru seperti ini dapat memantik semangat siswa-siswi untuk terus mengikuti proses mengajar di sekolah.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Nissa Sabyan Sekolah di Mana? Jurusan Antri Mainstrem Vokalis Grup Gambus yang Dikabarkan Nikah dengan Ayus
-
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Tes Fisik Berat
-
Sandy Walsh: Kata Bahasa Indonesia Pertama yang Saya Tahu, Tolol
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
-
Cara Happy Hearts Indonesia Bantu 90.000 Anak di Indonesia: Bangun Lebih dari 300 Sekolah Terdampak Bencana
Ulasan
-
Review Film We Live in Time, Kisah Romansa yang Dibintangi Andrew Garfield
-
Menguak Misteri Pembunuhan Sebuah Keluarga dalam Novel 'Pasien'
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Belajar Berani Untuk Tidak Disukai Melalui Buku The Courage to be Dislike
-
Scrambled: Journeylism, Misteri Dokumen yang Hilang dan Musuh dalam Selimut
Terkini
-
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
-
Bukan Hanya Negara ASEAN, Kandang Indonesia Kini Juga Patut Ditakuti Para Raksasa Asia
-
Kurang Menit Bermain, Apakah Sandy Walsh Ikuti Nasib Shayne Pattynama?
-
3 Fakta Menarik F1 GP Las Vegas 2024, Max Verstappen Sah Jadi Juara Dunia
-
Piala AFF 2024: Vietnam Girang, Maarten Paes Tidak Perkuat Timnas Indonesia