Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | M. Guntur Rahardjo
ilustrasi password. (unsplash)

Untuk ukuran orang yang demen bikin akun disana dan disini, password adalah hal vital yang kerap kali saya lupa. Apalagi jika sudah berbulan-bulan tidak membuka akun itu, pasti lupa password yang sudah dibikin sendiri.

Untuk itu, adanya fitur bernama 'Lupa Password' adalah fitur yang paling membahagiakan. Akan tetapi seiring waktu, saya menyadari bahwa fitur Lupa Password itu ternyata salah konsep dari segi penamaan maupun makna.

Sepanjang pengalaman saya dalam membuat akun, jika lupa password dan menggunakan fitur Lupa Password ini justru kita diarahkan untuk membuat kata sandi baru.

Jadi kita disuruh untuk mengisi alamat email, masuk notifikasi, ada link, klik link itu, diarahkan ke halaman baru berisi membuat password baru, kemudian kitanya konfirmasi. Kalau dipikir-pikir, seharusnya fitur ini tidak menyuruh kita untuk membuat password baru.

Baca Juga: 5 Manfaat Menggunakan Kartu Kredit untuk Transaksi, Banyak Diskon Menarik!

Seharusnya, fitur ini mengingatkan kita dengan password lama. Bukan bikin yang baru dan menggantikan password lama.

Kaitan penamaan dan ekspetasi pengguna

Saya yakin seratus persen, siapapun yang memiliki akun lalu lupa passwordnya, pasti akan mengklik fitur tersebut alih-alih berusaha sekuat mungkin mengingatnya.

Jika kita amati dari segi namanya, yaitu 'Lupa Password', tentunya yang ada di pikiran kita adalah sistem platform ini akan mengingatkan kita dengan password yang telah kita buat.

Misalnya isi alamat email dan sistem akan mengirim berita berisikan password lama kita. Ekspetasi ini dipatahkan dengan adanya halaman yang memaksa kita untuk membuat password baru. Menyenangkan bukan? Bukan.

Baca Juga: 5 Frasa yang Sering Diucapkan dalam Anime selain Baka, Nani atau Kawaii

Bikin password baru tidak semudah asal mengetik

Password itu adalah kumpulan huruf yang amat penting dalam kehidupan yang serba digital ini. Tidak mungkin ada password yang sekedar huruf saja, pasti ada pula beberapa elemen khusus seperti penambahan angka, penggunaan simbol, hingga minimal jumlah huruf.

Setiap platform pun memiliki syarat pembuatan password yang berbeda-beda. Kebayang kan jika orang yang pikun atau gampang lupa dan setiap minggunya harus bikin password yang berbeda? Yang ada bukannya memudahkan malah lupa-lupa terus setiap waktu.

Ganti password tidak selamanya aman dari serangan

Dilansir dari perkataan perwakilan Lembaga keamanan asal Inggris bernama Communications-Electronics Security Group atau CESG, mengganti password secara keseringan dapat meningkatkan resiko untuk dibobol oleh orang-orang tidak bertanggungjawab.

Selain itu, menurut CESG, penggantian kata sandi juga memiliki celah untuk disusupi oleh pihak luar. Bayangin mau masuk ke suatu akun, terus lupa sandi, bikin sandi baru, pas udah masuk ada tulisan di layer ‘Akun Anda Sudah Diretas oleh Bjorka’. Panik sendiri kan?

Baca Juga: 5 Game Populer yang Digemari Anak-Anak Tahun 90-an, Ada Favorit Kamu?

Ganti nama atau berikan opsi

Jika sudah begini, sudah saatnya para pengembang platform untuk segera mempertimbangkan format penamaan yang seperti ini. Jika memang tujuannya untuk membuat password baru, maka baiknya ganti namanya menjadi ‘Ganti Password’.

Dengan begitu, pengguna sudah paham bahwa fitur ini memang menyuruh kita untuk membuat password baru. Atau kalaupun mager, tidak masalah jika Namanya tetap ‘Lupa Password’. Namun saat mengklik fitur itu, berikan dua opsi.

Pertama, mengirimkan notifikasi pengingat password dan kedua, menawarkan mengubah password. Opsi yang seperti itu jauh lebih baik dan membuat bahagia pengguna daripada harus repot memikirkan dan menyusun password lagi.

Memang benar, mengganti password secara berkala itu dianjurkan. Tapi bagaimana dengan kalangan yang mungkin sudah memiliki penyakit pikut akun? Kasihan juga kalau setiap waktu harus mengganti password akun mereka. Untuk itu, fitur tersebut seharusnya mengingatkan, bukan menggantikan.

M. Guntur Rahardjo