Kapal cepat rudal (KCR) mungkin sangat familiar bagi telinga orang awam. Pasalnya, kapal tempur jenis ini memang masih populer digunakan di era kini, termasuk digunakan oleh TNI-AL. Akan tetapi, ternyata terdapat salah satu jenis kapal yang bisa dikatakan sejenis dengan kapal tipe KCR. Kapal tersebut dikenal dengan tipe Kapal cepat torpedo (KCT) atau yang dalam penamaan internasional dikenal dengan sebutan Motor Torpedo-Boat (MTB).
BACA JUGA: Momen Willian Pacheco Pamer Dua Bintang Usai Dikartu Merah, Provokasi Lawan?
Meskipun kurang populer, ternyata TNI-AL sejak dahulu hingga kini ikut mengoperasikan kapal jenis ini. Apabila di era modern ini TNI-AL mengoperasikan KCT dengan nama FPB-57 yang terdiri dari 4 unit kapal, di masa lalu TNI-AL juga mengoperasikan kapal sejenis dengan nama Jaguar-class atau yang memiliki nama lengkap Type 140 Jaguar-class fast attack craft.
1. Terbuat dari Kayu dan Baja Ringan
Kapal Jaguar-class dibeli dari Jerman barat oleh Indonesia dan mulai memperkuat kekuatan maritim militer Indonesia pada pertengahan tahun 1960. Dilansir dari situs indomiliter.com, ada dua varian kapal di kelas ini yang dibeli oleh Indonesia. varian pertama terbuat dari perpaduan kayu Mahogani dan baja ringan sebanyak 4 unit. Kemudian, Indonesia membeli 4 unit lagi varian yang terbuat dari besi.
BACA JUGA: Update Korban Gempa Cianjur Versi Pemkab: 635 Orang Meninggal Dunia
Meskipun memiliki bahan penyusun tubuh kapal ini berbeda, namun secara spesifikasi kemampuan kapal tersebut dapat dikatakan sama. Total, angkatan laut Indonesia memiliki 8 unit kapal di kelas tersebut.
Delapan unit kapal tersebut diberi nama KRI Serigala, KRI Beruang, KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, KRI Anoa, KRI Adjak, KRI Singa, dan KRI Harimau. Kapal jenis ini menjadi komponen kapal tempur cepat bersama kapal cepat rudal (KCR) Komar-class yang dibeli dari Uni Soviet.
2. Dipersenjatai Meriam dan Peluncur Torpedo
Untuk sistem persenjataan, sesuai dengan namanya kapal ini dipersenjatai dengan 4 tabung torpedo berdiameter 533 mm. Selain itu, kapal ini juga dapat membawa beberapa unit bom laut dan juga ranjau laut. Untuk sistem persenjataan permukaan, kapal ini dilengkapi dengan 2 unit meriam Bofors L/70 kaliber 40 mm dan senapan mesin kaliber 12.7 mm. Kapal yang mulai diproduksi sejak tahun 1957 hingga tahun 1975 ini diawaki dengan 39 pelaut dan mampu mencapai kecepatan maksimal 78 km/jam. Untuk radius tempurnya sekitar 1.300 km.
3. Pernah Terlibat Pertempuran Melawan Belanda
Kapal torpedo Jaguar-class pernah terlibat dalam salah satu pertempuran laut melawan Belanda sewaktu operasi Trikora di Irian barat/Papua. Peristiwa ini dikenal dengan nama “Pertempuran Laut Aru”, peristiwa ini terjadi pada tanggal 15 Januari 1962. Saat itu kapal destroyer angkatan laut Belanda yang didukung pesawat patroli maritim Neptune dan Firefly menyerang kapal Jaguar-class, KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, dan KRI Harimau.
Dikarenakan kondisi yang tidak berimbang dan tidak adanya kekuatan udara dari AURI, maka dua kapal yakni KRI Matjan Kumbang dan KRI Harimau harus terpaksa mundur untuk meminimalisir kerugian. Akan tetapi, KRI Matjan Tutul yang dinahkodai oleh Komodor Yos Sudarso harus karam bersama para awaknya karena serangan Belanda. Dikarenakan peristiwa tersebut, Yos Sudarso kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional, sedangkan tanggal 15 Januari ditetapkan sebagai “Hari Dharma Samudera”
Peristiwa tersebut menimbulkan kontroversi hingga hari ini dikarenakan adanya permasalahan antara AURI dan ALRI kala itu yang diindikasikan mengalami kesalahpahaman informasi. Selain itu, hal tersebut juga dikarenakan semua unit kapal Jaguar-class yang dimiliki oleh Indonesia tidak dilengkapi dengan sistem torpedo dikarenakan embargo dari Inggris. Hal ini dikarenakan sistem torpedo yang sejatinya akan digunakan di Jaguar-class merupakan buatan pabrikan Inggris. Namun, karena Indonesia sedang berkonflik dengan Belanda kala itu membuat Inggris menjatuhkn sanksi embargo kepada Indonesia yang membuat Jaguar-class milik Indonesia tidak dilengkapi sistem torpedo.
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
PSSI Cari Pelatih Berpengalaman Piala Dunia, John Herdman di Ambang Pintu?
-
Tak Pandang Bulu, Ini Cara Nova Arianto Seleksi Pemain Untuk Timnas U-20!
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
-
Akhir Pahit di SEA Games 2025: Timnas U-22 Tersingkir, Rekor Indra Sjafri Terhenti
-
SEA Games 2025: Waketum PSSI Disebut Jadi Biang Keladi Kegagalan Timnas?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan The First Ride: Perjalanan 4 Sekawan dengan Plot Twist Tak Terduga
-
Ulasan Buku El Nino La Nina Rumah Tangga: Bahas Pernikahan dengan POV Realistis!
-
Review Drakor Oh My Ghost Client: Kisah Jung Kyung Ho Jadi Pengacara Hantu
-
Hatta: Ideologi dan Kepemimpinan yang Mengukir Sejarah Indonesia
-
Ulasan Qorin 2: Fedi Nuril Keluar Zona Nyaman, tetapi Naskah Terasa Repetitif
Terkini
-
Menunggu Hari Perempuan Bisa Benar-Benar Aman dan Nyaman di Konser Musik
-
4 Rekomendasi Iron Mascara untuk Bulu Mata Lentik Natural ala Lash Lift
-
Seruan Tak Bertuan: Suara Ganjil di Keheningan Malam
-
Fakta Baru dari Bocoran Redmi K90 Ultra: Baterai Jumbo Cepat Penuh
-
Praktis & Anti Ribet! 4 Sunscreen Stick Lokal Harga di Bawah Rp100 Ribu