Pasca pengakuan kedaulatan oleh pihak Belanda terhadap Indonesia, pada saat itu Belanda setuju untuk membantu pembangunan militer Indonesia dengan menghibahkan sebagian besar alutsista mereka untuk digunakan angkatan bersenjatan Indonesia. Salah satu alutsista unggulan yang dihibahkan oleh pihak Belanda kepada militer Indonesia adalah pesawat tempur legendaris P-51 “Mustang”
Pesawat tempur yang populer saat perang dunia ke-2 ini memang menjadi salah satu ikon pesawat tempur klasik pada dekade 1940 hingga 1950-an. Banyak militer di dunia menggunakan pesawat tempur bermesin turboprop ini baik saat perang dunia ke-2 atau mempergunakannya pasca berakhirnya perang dunia tersebut.
BACA JUGA: Piala AFF 2022: Filipina Disikat, Kamboja Kini Incar Kemenangan Lawan Timnas Indonesia
P-51 “Mustang” juga dianggap sebagai pesawat tempur terbaik yang pernah diciptakan karena beragam kehandalannya. Berikut ini merupakan beberapa fakta unik pengoperasian P-51 “Mustang” di tubuh militer Indonesia.
1. Dihibahkan Langsung oleh Belanda Pasca Pengakuan Kedaulatan
Pengoperasian P-51 “Mustang” dalam tubuh TNI-AU atau yang pada saat itu masih bernama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) mulai dilakukan pada tahun 1950. Dilansir dari situs tni-au.mil.id, penyerahan pesawat P-51 “Mustang” tersebut disertai dengan penyerahan Markas Besar Penerbanan Militer Belanda atau Hoofd Kwartier Militaire Luchtvaart (HKML) yang dilakukan pada 27 Juni 1950.
Pesawat tempur P-51 yang diterima oleh pihak AURI saat itu merupakan varian P-51D yang berjumlah sekitar 50 unit. Pesawat tempur P-51 “Mustang” tersebut kemudian digunakan oleh pilot-pilot AURI untuk menjaga kedaulatan udara Indonesia. P-51 “Mustang” bisa dibilanng menjadi salah satu pesawat militer yang paling populer dioperasikan oleh penerbang AURI di dekade 50-an karena jumlahnya yang cukup banyak tersebut.
2. Pesawat yang Melahirkan Banyak Pilot Handal di AURI
Rekam jejak pengoperasian P-51 “Mustang” di Indonesia terbilang cukup gemilang. Pesawat tempur dari masa perang dunia ke-2 ini seringkali melahirkan banyak pilot tempur handal di lingkup AURI. Sebut saja Roesmin Nurjadin, Mulyono, Hadi Sapandi, Pracoyo, Ignatius Dewanto dan salah satu pilot terbaik yang pernah dimiliki oleh AURI yakni Leo Wattiimena juga diketahui merupakan pilot P-51 terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
Bahkan, karena kehandalan pilot-pilot AURI saat itu dalam menerbangan pesawat ini, maka kemudian dibentuklah tim Aerobatik yang berisikan pesawat-pesawat P-51 “Mustang” varian P-51D sebagai pesawat aerobatiknya. Dilansir dari historia.id, penerbang aerobatilk P-51D tersebut bisa dibilang sebagai perintis dari tim-tim aerobatik militer yang ada di Indonesia hingga saat ini.
3. Kenyang Pengalaman dari Sumatera Hingga Timor-Timur
Pesawat tempur P-51 juga dianggap sebagai salah satu pesawat tempur paling kenyang pengalaman misi di tubuh AURI. Dilansir dari situs tni-au.mil.id, pesawat ini mulai berdinas saat operasi militer di Sumatera pada tahun 1955, operasi militer di Medan dan Pekanbaru pada akhir dekade 50-an. Kemudian berlanjut di operasi Merdeka di Manado, Operasi Trikora dan Operasi Dwikora di dekade 60-an. Bahkan, pesawat tempur legendaris ini juga sempat berdinas di Operasi Seroja di Timor-Timur pada tahun 1975.
Pengoperasian pesawat P-51 “Mustang” di tubuh militer Indonesia terbilang cukup lama. Hal ini dikarenakan beberapa kali pihak AURI memperoleh pesawat baru dan beberapa suku cadangnya. Salah satunya yakni pada akhir dekade 50-an saat adanya kontroversi penerbang Amerika Serikat yang ditembak jatuh akibat Peristiwa Permesta. Pilot tersebut bernama Allan Lawrence Pope yang kemudian ditahan oleh pihak Indonesia. Imbas dari kontroversi tersebut, pihak Amerika Serikat memberikan beberapa pesawat Mustang varian P-51K dan beberapa suku cadangnya kepada Indonesia.
BACA JUGA: Drama 6 Gol Tercipta Dipertemuan Terakhir Timnas Indonesia vs Kamboja, Akankah Terulang?
Selain itu, diketahui beberapa unit varian Cavalier Mustang juga sempat dihibahkan kepada pihak Indonesia di awal dekade 70-an sebagai bentuk bantuan militer barat kepada Indonesia sekaligus pemulihan hubungan kedua pihak pasca renggangnya hubungan keduanya di awal dekade 60-an. Pesawat P-51 “Mustang” milik TNI-AU resmi digrounded seluruhnya pada pertengahan hingga akhir 70-an karena faktor usia dan susahnya suku cadang meskipun beberapa unit telah digrounded pada awal dekade 70-an.
Pesawat ini di dalam tubuh militer Indonesia dikenal dengan nama “Si Cocor/Congor Merah” karena memiliki desain gigi hiu (shark teeth) berwarna merah di bagian hidungnya. Penamaan tersebut kemungkinan diberikan saat Belanda menggunakan pesawat ini pada masa Agresi militer I.
Akan tetapi, ada sedikit kerancuan karena pada Agresi militer I pihak Belanda belum menggunakan pesawat ini, namun menggunakan P-40 “Warhawk” yang juga memiliki desain gigi hiu di bagian hidung, sedangkapn P-51 sendiri baru diterjunkan saat Agresi militer II. Kemungkinan kesalahpahaman inilah yang membuat julukan “Cocor/Congor Merah“ melekat juga ke P-51 “Mustang” karena bentuknya sepintas juga cukup sama dengan P-40.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Video yang Mungkin Anda Suka.
Baca Juga
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Cek Fakta: Arab Saudi Batasi Kuota Haji Indonesia, Gara-gara Kalah 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia
-
She's 24: Kisah Perjalanan Emosional Ledi di Debut Mini Albumnya
-
Menteri Airlangga: Surplus Neraca Pembayaran Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia
-
3 Ratu Dunia Beauty Pageant Hadiri Grand Final Miss Teen Beauty Indonesia dan Indonesian Stars Search 2024
-
Setelah Ole Romeny, 3 Pemain Keturunan Indonesia Ini Layak Segera Dinaturalisasi PSSI
Ulasan
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
Terkini
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
NCT Dream Raih Trofi ke-3 Lagu 'When I'm With You' di Program 'Music Core'
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier