Melihat era modern seperti sekarang tentunya perdagangan senjata antar negara merupakan sesuatu yang cukup lumrah terjadi di dunia. Negara-negara dari seluruh dunia tentunya seringkali membeli sistem persenjataan dari negara lain guna memperkuat pertahanan negaranya. Akan tetapi, perdagangan senjata juga memiliki resiko tersendiri, salah satunya adalah rawan terkena embargo atau larangan penggunaan dari negara pembuat terhadap negara pembelinya.
BACA JUGA: Dibawa Pakai Pesawat Carter, Begini Kondisi Lukas Enembe Usai Dicokok KPK di Jayapura
Indonesia dalam sejarahnya sudah beberapa kali mendapatkan embargo dari pihak lain dalam penggunaan senjata. Salah satunya yakni embargo yang dilakukan oleh pihak barat karena terindikasi melakukan pelanggaran HAM di Timor Timur. Selain itu, Indonesia yang sempat menghadapi serangan separatis GAM (Gerakan Aceh Merdeka) juga terkena sanksi embargo dari pihak barat sehingga tidak bisa membeli atau menggunakan persenjataan buatan barat. Hal inilah yang mendorong industri pertahanan Indonesia mengembangkan beragam sistem persenjataan secara mandiri, salah satunya adalah APR-1 yang merupakan kendaraan angkut personil.
1. Lahir karena Tuntutan Kebutuhan
Dilansir dari situs indomilitercom, kelahiran dari APR-1V atau APR-1 dimulai sejak Indonesia terkena sanksi embargo sejak tahun 1999. Hal ini membuat Indonesia yang saat itu sedang mengalami konflik dengan GAM di Aceh mengalami permasalahan dengan sistem senjata yang digunakan dalam operasi militer di Aceh tersebut.
Pada tahun 2003-2004 kemudian dikembangkan kendaraan angkut personil yang kelak kemudian dikenal dengan nama APR-1 (Angkut Personil Ringan 1). Pabrikan senjata Indonesa yakni PT Pindad kemudian dipercaya untuk mengembangkan dan memproduksi kendaraan tersebut dan pada akhirnya kendaraan angkut personil tersebut diterjunkan di medan konflik Aceh.
2. Menggunakan Chassis Truk Sipil
Kendaraan angkut personil APR-1 ini memiliki desain yang cukup ketinggalan zaman dibandingkan kendaraan angkut personil lain semasanya. Hal ini dikarenakan pengembangannya yang memang serba instan karena tuntutan kebutuhan. Dilansir dari situs globalsecurity.org, kendaraan ini mengambil chassis dari truk sipil merek Isuzu yang cukup lazim digunakan di Indonesia.
BACA JUGA: Akui Tangkap Lukas Enembe di Jayapura, KPK: Sedang Dibawa ke Jakarta
Truk tersebut kemudian dimodifikasi dan dirubah menjadi kendaraan angkut personil yang memiliki bobot sekitar 6 ton. Kendaraan ini juga dilengkapi perlindungan lapis baja yang diketahui mampu menahan tembakan proyektil hingga 7.62mm. Selain itu, kendaraan yang mampu mengangkut 10 orang personil dan 2 awak kendaraan ini juga dilengkapi dengan turret di bagian atas kendaraan yang mampu dipasangi senjata mulai kaliber 7.62 mm ataupun pelontar granat otomatis. Untuk kecepatan maksimalnya sendiri mampu mencapai kecepatan 100 km/jam di jalanan datar dan dengan radius tempuh sekitar 500 km.
3. Battle Proven di Aceh dan Masih Digunakan Hingga Hari ini
Kendaraan ini terkenal sebagai kendaraan andalan TNI-AD dan Brimob Polri dalam penumpasan misi GAM di Aceh. Dilansir dari situs airspace-review.com, total kendaraan ini diprodukis sebanyak 40 unit hingga hari ini, meskipun tidak diketahui sisa berapa unit yang masih beroperasi. Kendaraan ini kini diketahui masih berdinas di Batalyon Kavaleri 11/Serbu Kodam Iskandar Muda sebagai kendaraan patroli dan sarana latihan personnil.
Meskipun dianggap sudah ketinggalan zaman, akan tetapi tidak dipungkiri kendaraan angkut personil ringan APR-1 merupakan salah satu alutsista buatan dalam negeri yang battle proven dalam konflik melawan separatis, khususnya di Aceh yang menjadi medan laga pertama dari APR-1.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan
Artikel Terkait
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Hasil NEC Nijmegen vs FC Utrecht: Ole Romeny Turut Permalukan Calvin Verdonk
-
13 Warisan Budaya Tanah Air Diakui UNESCO, Fadli Zon: Indonesia Siap Jadi Kiblat Budaya Dunia
-
IDI Bogor Komitmen Tingkatkan Kapasitas Dokter, Percepat Penanganan Darurat, Hengky Apresiasi
-
Eks Kapten Rival Manchester United Klaim Sudah Ciptakan "Predator" Berbahaya untuk Timnas Indonesia
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?