Pada periode 1945-1949 merupakan periode perjuangan atau era rovolusi di Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu tentara Indonesia bahu membahu guna mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia dari serbuan tentara sekutu, khususnya Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia.
BACA JUGA: Bentrok Berdarah TKA China Vs Pekerja Lokal Telan 2 Nyawa, PT GNI: Tahan Diri dan Berpikir Jernih
Di masa ini, perlawanan dengan senjata ataupun jalan diplomasi merupakan alat yang digunakan para pejuang dan delegasi Indonesia guna tetap mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Pada masa ini pula perlawanan secara militer dilakukan dengan memanfaatkan persenjataan hasil rampasan dari tentara Jepang atau bekas-bekas milik Belanda yang telah dimiliki sejak lama. Salah satu sistem persenjataan yang digunakan pada masa ini adalah pesawat tempur bekas tentara Jepang. Satu dari sekian banyak pesawat tersebut adalah Nakajima Ki-43 “Hayabusa”.
1. Pesawat Tempur andalan Jepang
Bila mengenal pesawat tempur Jepang dari masa perang dunia ke-2 pastinya semua orang akan menyebut nama Mitsubishi A6M “Zero”. Namun, ternyata ada pesawat tempur lainnya yang justru memiliki rekam jejak tersendiri di kawasan Asia tenggara, khsusunya di Hindia-Belanda kala itu. Pesawat tersebut adalah Nakajima Ki-43 “Hayabusa” atau yang oleh pihak sekutu dikenal dengan nama “Oscar”. Pesawat ini mulai dikembangkan pada akhir dekade 1930-an dan diproduksi massal pada tahun 1940.
Pesawat yang sejatinya dikenal dengan nama Type 1 Army Fighter di kalangan militer Kekaisaran Jepang saat itu merupakan satu dari sekian banyak pesawat tempur Jepang yang berlaga di perang Pasifik saat perang dunia ke-2. Dilansir dari situs wikipedia.com, pesawat ini bertugas di Cina, Filipina, Semenanjung Malaya, Indochina, Burma, New Guinea dan juga Hindia-Belanda atau Indonesia.
2. Pernah Dimodifikasi Menjadi Pesawat Kamikaze
Pesawat ini juga terkenal pernah dimodifikasi menjadi pesawat serangan bunuh diri atau Kamikaze oleh tentara Jepang pada akhir perang dunia ke-2. Pesawat ini sejatinya cukup ideal menjadi pesawat tempur pada masa itu. menggunakan mesin piston Nakajima Ha-115 14-cylinder membuat pesawat ini mampu mencapai kecepatan hingga 530 km/jam. Untuk daya jelajahnya sendiri mampu terbang lebih dari 1.000 km dengan bahan bakar penuh.
BACA JUGA: Sepanjang 2020-2022, Ribuan ASN Langgar Netralitas
Pesawat yang diawaki oleh 1 orang pilot ini memiliki sistem persenjataan berupa 1-2 senapan mesin kaliber 7.7 mm atau sepasang senapan mesin kaliber 12.7 mm. Beberapa varian juga diketahui menggunakan senapan otomatis hingga kaliber 20 mm. Pesawat ini juga diketahui mampu membawa bom seberat 60 kg untuk misi standar dan 500 kg untuk misi kamikaze.
3. Menjadi Pesawat Tempur Indonesia pada masa Revolusi
Pesawat Nakajima Ki-43 menjadi salah satu pesawat tempur yang berhasil dirampas oleh para pejuang pasca perginya tentara Jepang dari Indonesia. Dilansir dari artikel karya Jos Heyman, yakni “Indonesian Aviation 1945-1950”, pesawat ini berhasil ditemukan sebanyak beberapa unit ditinggalkan di Lapangan udara Bugis, Malang. Beberapa unit sudah tidak layak terbang, akan tetapi beberapa unit masih dapat diterbangkan dan menjadi salah satu bagian kekuatan udara Indonesia pada masa revolusi.
Pesawat ini sejatinya juga menjadi bagian dari serangan udara 29 Juli 1947 yang merupakan serangan udara pertama yang dilakukan oleh militer Indonesia. Akan tetapi, pesawat Hayabusa yang sejatinya akan dipersiapkan menjadi pemukul posisi Belanda di Jawa tengah tersebut kemudian urung terbang karena alasan teknis. Hal inilah yang membuat misi serangan udara tersebut hanya dilakukan oleh 3 unit pesawat dari 4 pesawat yang tersedia di Maguwo, Yogyakarta. Kini, satu unit pesawat Ki-43 menjadi koleksi yang berada di Museum Dirgantara Adisucipto, Yogyakarta.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
-
Sama-sama Gagal, Ini Beda Nasib Timnas Putri dan Putra di SEA Games 2025
-
PSSI Cari Pelatih Berpengalaman Piala Dunia, John Herdman di Ambang Pintu?
-
Tak Pandang Bulu, Ini Cara Nova Arianto Seleksi Pemain Untuk Timnas U-20!
-
Persiapan Buruk, Pergerakan Melenceng: Kritik Keras untuk Timnas Indonesia U-22
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Troll 2: Sekuel Monster Norwegia yang Epik!
-
Review The Great Flood: Kisah Kim Da Mi Selamatkan Anak saat Banjir Besar
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
Terkini
-
Rayakan Natal dengan Style On Point ala Lee Junho 2PM, Ini 4 Look OOTD-nya!
-
Stray Kids Umumkan Film Konser Pertama, Tayang Global di Bioskop 2026
-
Ahmad Dhani Buka Suara soal Pernikahan El Rumi dan Syifa Hadju, Pakai Adat?
-
4 Film Kang Ha Neul yang Tayang di 2025, Wajib untuk Ditonton!
-
Second Child Syndrome: Mengapa Anak Kedua Kerap Dianggap Lebih Pemberontak?