Pada periode 1960-an bisa dibilang kekuatan militer Indonesia pernah mengalami masa jayanya di era tersebut. Pada awal dekade 60-an pula berbagai alutsista baik dari blok timur maupun blok barat datang ke Indonesia guna memperkuat kemampuan tempur Angkatan bersenjata Indonesia kala itu. Di tubuh TNI-AD atau kala itu dikenal dengan nama ADRI (Angkatan Darat Republik Indonesa) cukup dominan beberapa alutsista dari negara-negara berhaluan blok barat, meskipun adapula beberapa alutsista yang merupakan buatan negara blok timur.
BACA JUGA: Situasi Terkini PT GNI Usai Dilanda Rusuh Buruh, 909 TNI/Polisi Disiagakan
Salah satu alutsista buatan blok barat yang menjadi pendukung kekuatan tempur TNI-AD kala itu adalah Panser Ferret atau yang dikenal dengan sebutan internasionalnya Alvis Ferret Armored Car. Panser yang digunakan sebagai panser intai di detasemen Kostrad ini memiliki rekam jejak sejarah yang cukup panjang selama pelayanannya di tubuh TNI-AD. Seperti apakah rekam jejak sejarah panser yang terbilang cukup mungil tersebut ? simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Didatangkan Pada Dekade 1960-an
Kedatangan panser Ferret di Indonesia tentunya dimulai sejak awal dekade 60-an. Saat itu pihak ADRI membeli beberapa sistem persenjataan dan alutsista dari blok barat seperti tank dan beberapa kendaraan tempur lainnya. Salah satu yang dibeli oleh ADRI adalah panser Ferret dari Inggris. Panser ini datang bersamaan dengan 2 kendaraan lain yakni panser Saracen dan FSV Saladin. Ketiga kendaraan tempur tersebut dikenal sebagai trio Alvis yang dibeli oleh Indonesia karena dibuat pabrikan Alvis di Inggris.
Panser Ferret memiliki peran yang cukup krusial bagi kavaleri TNI-AD atau ADRI pada saat itu. Dilansir dari situs indomiliter.com, kendaraan ini dipergunakan sebagai kendaraan intai bagi detasemen Kostrad TNI-AD dan juga sebagai kendaraan pengawal atau angkut pasukan ringan. Bobotnya yang ringan dan ukurannya yang tidak terlalu besar membuat kendaraan ini mudah untuk dipindahkan dan memiliki mobilitas yang tinggi.
2. Menjadi Saksi Peristiwa 65
Pada saat pergolakan politik di tahun 1965, pihak ADRI diturunkan untuk mengamankan beberapa tempat di sekitaran Jakarta dan beberapa tempat lainnya. Beberapa kendaraan tempur juga diturunkan oleh militer Indonesia kala itu, salah satunya adalah panser Ferret yang juga turut menjadi bagian pengamanan. Panser ini diketahui juga diturunkan di Jakarta guna meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan kala itu dan juga sebagai kendaraan patroli.
BACA JUGA: Pilih Hidup Santai, Dikta Contoh Penyu Dalam Jalani Kehidupan
Panser yang mulai didesain sejak dekade 1950-an ini memang sejak awal dirancang sebagai panser intai dan pengawal. Dilansir dari situs tanks-encyclopedia.com, panser ini diawaki ole 2-3 orang dengan satu orang berperan sebagai pengemudi. Panser ini memiliki kecepatan sekitar 90 km/jam dan memiliki jarak jangakuan sekitar 310 km. Untuk sistem persenjataannya panser ini dapat dipasangi 1-2 senapan mesin kaliber 7.62 mm sebagai pertahanan.
3. Masih Dioperasikan Hingga Hari ini
Meskipun telah berusia lebih dari 50 tahun, panser Ferret diketahui masih dioperasikan oleh detasemen Kostrad TNI-AD hingga hari ini. Dilansir dari situs indomiliter.com, panser Ferret yang masih beroperasi diketahui berjumlah sekitar 50 unit. Panser tersebut tentunya telah mengalami beragam peremajaan atau retrofit guna memperpanjang usia kendaraan.
Beberapa modernisasi yang dilakukan seperti pergantian mesin dan juga sistem senjata yang telah dimodernisasi. Panser ini juga beberapa kali digunakan dalam pelatihan bagi para personil dan siswa pelatihan sebelum menggunakan panser yang lebih modern seperti Pindad Anoa 1 dan Anoa 2.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Liga Putri Indonesia Digelar Musim 2027/2028, PSSI Sarankan Trial Dulu
-
Jelang Ajang ASEAN Womens Cup 2025, Indonesia Panggil 23 Nama Pemain!
-
Pindah ke Torino, 3 Nama Ini Diprediksi Bakal Jadi Pesaing Jay Idzes
-
Raih Topskor AFF Cup U-23, Jens Raven Dijamin Promosi ke Timnas Senior?
-
Futsal: Olahraga Murah Meriah, Jadi Sumbu Perputaran Roda Ekonomi Rakyat
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Film My Daughter Is a Zombie: Perjalanan Emosional yang Bikin Haru
-
Ulasan Novel Ceros dan Batozar: Rahasia Kelahiran Tuan Muda Ali
-
Ulasan Novel Pretty Prita: Terbangun Menjadi Seorang Perempuan
-
XG Lepaskan Suara Hati yang Kuat dan Bebas lewat Lagu Bertajuk Howling
-
Belajar Menerima Diri dan Merangkul Perbedaan dari Buku Flo si Gadis Bunga
Terkini
-
Mantap, Toprak Razgatlioglu Diizinkan Uji Coba Motor Yamaha Lebih Dulu
-
Jordi Amat Ungkap Antusias Jelang Laga Perdana Persija Jakarta, Bakal Jadi Starter?
-
Bergenre Komedi, Film Jay Kelly Pertemukan George Clooney dan Adam Sandler
-
Sinopsis Night Wanderer, Drama China Dibintangi Deng Lun dan Ni Ni di iQiyi
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Weapons dan Freakier Friday