Membaca puisi adalah salah satu kegiatan yang seru karena kita akan ditantang untuk memahami makna sekaligus menikmati setiap diksinya. Bahasa yang digunakan terkadang cukup rumit, tetapi di sana lah letak keindahan sebuah puisi.
Apa yang coba disampaikan oleh penulis terkadang tersembunyi atau tersirat di antara larik-larik dan bait-bait. Pembaca akan dibebaskan untuk menafsirkan sendiri makna sesuai dengan apa yang ditangkap pemahaman.
Salah satu buku kumpulan puisi yang cukup menarik untuk dibaca adalah buku karya M. Aan Mansyur yang berjudul Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau yang satu ini!
Identitas Buku
Buku kumpulan puisi karya M. Aan Mansyur ini memiliki judul lengkap Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau. Diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 98 Halaman. Tidak terlalu tebal sehingga bisa dijadikan opsi bacaan untuk mengisi waktu luang.
BACA JUGA: Ulasan Buku You Never Existed: Kumpulan Puisi tentang Patah Hati dan Berusaha Melupakan
Ulasan Buku
"Aku selembar kertas yang terbakar, tetapi aku gegabah menganggap diriku api." (halaman 34).
Isi dalam buku ini terbagi dalam 5 bab dengan beberapa puisi di dalamnya, siap mengantarkan para pembaca pada sebuah sensasi yang berbeda. Puisi memang media yang abstrak, tergantung bagaimana seseorang menangkapnya.
Sebagai seseorang yang tidak terlalu pandai membaca serta memahami puisi, sebagian besar isi puisi di buku ini tetap bisa aku nikmati. Beberapa ilustrasi berupa coretan abstrak, menambah kesan estetika tersendiri.
BACA JUGA: Ulasan Buku Filosofi Teras, Mengajarkan Hidup agar Tidak Banyak Masalah
Kehidupan orang dewasa yang rumit disoroti melalui beberapa puisi di buku ini. Tentang pikiran dan tubuh yang seringkali tidak sependapat, tentang kesedihan, hingga pencarian makna akan cinta.
'Pelajaran Menulis Puisi Dari Ibuku', salah satu puisi yang aku suka. Bercerita tentang cara mengubah luka menjadi sesuatu yang berwarna.
Buku ini mungkin cocok untuk kamu yang ingin berkenalan dengan puisi. Beberapa puisi yang dihadirkan cukup sederhana, tidak perlu pemahaman tingkat tinggi untuk bisa menyelami maknanya.
Puisi hanya cukup dirasakan dengan hati, tidak perlu dipaksakan. Apakah kamu termasuk salah satu penikmat dan penggemar puisi? Kamu wajib membaca karya salah satu penulis Indonesia ini!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Ulasan Buku Menjala Kunang-Kunang, Rayakan Patah Hati Lewat Sebuah Puisi
-
Ulasan Buku Pencurian Terbesar Abad Ini, Puisi dengan Perspektif Tak Biasa
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Ulasan Buku 'Berdamai dengan Air Mata', Merayakan Kesedihan Lewat Puisi
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!