Mengulik Penerapan Budaya Masyarakat Jawa yang Menetap di Suriname

Ayu Nabila | Dwi Apriyani
Mengulik Penerapan Budaya Masyarakat Jawa yang Menetap di Suriname
Foto Keluarga keturunan Suriname (DocPribadi/Dwi Apriyani)

Suriname yang sebelumnya bernama Guyana Belanda merupakan sebuah negara bekas jajahan Belanda yang merdeka pada tanggal 25 November 1975. Setelah merdeka, Suriname menjadi berkembang di Amerika Selatan memilki penduduk sebanyak 632.638 jiwa dan mempunyai ibukota bernama Paramaribo. Sebagian penduduk Suirname berasal dari etnis Jawa asli, sehingga salah satu bahasanya adalah bahasa Jawa.

Awal mula adanya penduduk Jawa yang tinggal di negara Suriname disebabkan oleh perpindahan sekelompok orang dari Jawa ke Suriname yang dijadikan budak perkebunan pada tahun 1863 oleh pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda menganggap bahwa mendatangkan orang dari Hindia-Belanda (Indonesia) akan menguntungkan mereka karena dapat membayar upah buruh dengan murah.

Sebanyak 94 orang pertama diberangkatkan ke Suriname untuk diperkerjakan di perkebunan tebu Marienburg setelah itu disusul lagi dengan 582 orang di keberangkatan kedua. Perpindahan ini telah mengurangi kepadatan penduduk yang ada di pulau Jawa. 

Walaupun tinggal di negara Suriname, masyarakat Jawa disana memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta adat istiadat turun menurun yang dijadikan aturan kehidupannya. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut sangat erat kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan, seperti sikap saling menghormati, saling menghargai, tepa slira, mawas diri, toleransi, mad sinamadan dan daya dinayan, serta nilai kebersamaan dan kesamaan.

BACA JUGA: 4 Tips Jitu Memilih Frozen Food agar Berkualitas, Praktis dan Simpel!

Hal-hal tersebut diterapkan melalui kesripahan yang selalu banyak pelayat, pesta lapangan masyarakat jawa seperti bakda kupat, prosesi acara pernikahan, upacara tedak siten, dan masih banyak lagi pergelaran seni dan adat-istiadat Jawa di Suriname. 

Selain itu, bahasa jawa di suriname memiliki perbedaan dengan bahasa jawa di Indonesia, perbedaan tersebut terjadi karena adanya percampuran bahasa jawa, bahasa Belanda, dan bahasa Kreol yang menjadikan bahasa Suriname berkembang dan memiliki keunikan dalam segi bahasa. Keturunan jawa di suriname sangat pandai berbahasa inggris dan berbahasa Belanda. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa di Suriname masih banyak yang menggunakan bahasa Jawa kromo alus. 

Beberapa orang masih banyak yang belum mengenal negara Suriname, bahkan nama negara ini masih terdengar asing bagi mereka. Padahal sebagian besar masyarakat Suriname adalah keturunan asli Jawa Indonesia. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak