Siapa di antara yang tak mengenal WS Rendra? Bagi kalian yang sering membaca karya-karya sastra tanah air, tentunya sudah tak asing dengan nama yang satu ini. WS Rendra atau yang memiliki nama lengkap Wilibrordus Surendra Broto Rendra merupakan seorang penyair, pemikir kebudayaan, dramawan, aktor, dan sutradara teater. Beliau dilahirkan di Kota Solo pada 7 November 1935. Sebagai seorang pemikir kebudayaan, beliau sudah banyak melahirkan berbagai karangan yang menyinggung masalah kebudayaan, baik yang berupa puisi; esai; maupun pementasan drama.
Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas salah satu buku karya beliau yang banyak menyinggung masalah kebudayaan, yang berisikan berbagai esai pemikirannya. Penasaran dengan buku yang akan saya ulas? Silakan baca artikel ini sampai tuntas.
Buku karya WS Rendra yang akan saya ulas pada kesempatan kali ialah sebuah buku kumpulan esai kebudayaan yang berjudul Mempertimbangkan Tradisi. Adapun buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1983 oleh PT Gramedia. Pada buku Mempertimbangkan Tradisi ini, WS Rendra banyak menyinggung sikap masyarakat yang kerap menjadikan kebudayaan sebagai benda mati, bukannya sebagai makhluk hidup. Sehingga kebudayaan yang dimaksud menjadi tidak berkembang, karena memang tidak dikembangkan oleh masyarakatnya.
Sebagai contoh ialah ketika masyarakat masih sibuk dengan berbagai bentuk tradisi dan menentang siapa saja yang berniat melawan bentuk tradisi tersebut, tetapi nilai dan esensi dari bentuk tradisi tersebut malah tidak dipertahankan oleh masyarakatnya. Selain mengritik tradisi, WS Rendra juga mengkritik gaya hidup masyarakat yang semakin materialistis.
BACA JUGA: 5 Alasan Cinta Masa Sekolah Bukan yang Terbaik, Masih Main-Main
Beliau mengatakan bahwa hidup manusia sudah menyerupai robot, yang tak berjiwa dan bernurani. Dan tentu saja, hal itu disebabkan oleh sebuah sistem yang mengaturnya, dan sistem itulah yang kemudian dikritik habis-habisan oleh WS Rendra lewat buku ini.
Beberapa kelebihan yang terdapat pada buku ini, menurut saya, antara lain ialah penyampaiannya yang sederhana. Dalam menyampaikan berbagai gagasan dan kritiknya, WS Rendra menggunakan bentuk percakapan sehari-hari. Dengan menggunakan bentuk percakapan sehari-hari, berbagai gagasan dan kritiknya menjadi mudah dimengerti oleh pembaca, dan lebih daripada itu tak ada kesan menggurui antara penulis kepada pembaca.
Selain itu, kelebihan lain yang terdapat pada buku ini ialah isinya yang beragam. Tak hanya menyinggung masalah kebudayaan, buku ini juga menyinggung perkembangan teater modern Indonesia; hubungan antara sastra dan masyarakat; dan gerakan mahasiswa Indonesia. Kesemuanya itu tentu memiliki hubungan yang erat terhadap kebudayaan, karena kesemuanya itu merupakan produk dari suatu kebudayaan.
Menurut saya, buku Mempertimbangkan Tradisi ini sangat cocok untuk kalian baca, karena isinya yang dapat membuat kalian memikirkan ulang mengenai hakikat dan fungsi kebudayaan, serta nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat di dalamnya. Dan lebih daripada itu, kalian juga bisa mengetahui betapa bobroknya suatu kebudayaan pada suatu zaman, apabila kebudayaan itu tidak memerdekakan masyarakatnya.
Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku karya WS Rendra yang berjudul Mempertimbangkan Tradisi. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku tersebut. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik untuk membaca buku tersebut?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
Ulasan
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Teluk Kiluan, Spot Terbaik untuk Menyaksikan Kawanan Lumba-lumba di Lampung
-
Final Destination Bloodlines: Tawarkan Kedalaman Karakter dan Teror Mencekam
-
Ulasan Lagu Paranormal: Teman Minum Kopi di Pagi Hari Saat Sedang Jatuh Hati
Terkini
-
Venezia Terpeleset, Jay Idzes dan Kolega Harus Padukan Kekuatan, Doa dan Keajaiban
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh