Salah satu penulis produktif dan kreatif yang dimiliki Indonesia adalah Isbedy Stiawan ZS. Selain namanya populer sebagai penyair, ia juga merupakan penulis cerpen atau cerpenis. Banyak sekali cerpen-cerpen karyanya di media massa, begitu pun cerpen-cerpennya yang juga telah dibukukan.
Di antara kumpulan cerpen Isbedy Stiawan ZS yang telah dibukukan berjudul Selembut Angin Setajam Ranting. Di dalam buku ini memuat 12 cerita pendek. Salah satunya bertajuk Musala di Samping Rumah, Orang Kaya yang Selalu Berderma, Pulang Kampung, Biarkan Aku Merawatmu, Musala di Atas Air, Gadis Berjilbab, Sum Sudah Pulang, dan Selembut Angin Setajam Ranting.
Cerpen yang saya sebutkan terakhir ini berada di urutan pertama dalam buku terbitan Lingkar Pena Kreativa Depok (2005). Mengisahkan tokoh Is dan Agus yang sepulang dari kantor masih santai ke tempat hiburan diskotek. Agus mengajak Is ke diskotek untuk menghilangkan kejenuhan. Kata Agus, "Santai paling bagus menikmati musik dan memandang perempuan-perempuan cantik." Dan perempuan-perempuan cantik itu tidak ada di swalayan juga di supermarket, tetapi di diskotek.
BACA JUGA: Wawasan dari Buku 'The Power of Showing Up', Membangun Ikatan Orang Tua dan Anak
Terdapat pelajaran yang mesti dapat dipetik oleh pembaca dari kisah ini. Is yang tak ingin berlama-lama di diskotek sebab takut dimarahi istri yang sedang menantinya di rumah, tiba-tiba diceramahi Agus dengan 'nasihat' sebagaimana percakapan berikut ini:
"Ayo minum, jangan kau pandangi saja. Sudahlah, Is, sekali-kali kau berontak pada nuranimu. Hidup itu jangan monoton, misalnya alim terus. Sekali-kalilah keluar dari aturan dan norma. Maka kau akan banyak mengetahui persoalan hidup," Agus berbisik.
"Kau memang gila," Is membalas. (halaman 5).
Agus kemudian melanjutkan 'nasihat' dengan berujar bahwa angin tak selalu meniup dengan lembut. Ia bisa berubah sebagai topan, angin puyuh atau pun bahorok. Kita tak akan pernah tahu perasaan seorang penjahat, kalau kita tidak menjadi penjahat. Kita tak tahu bagaimana rasanya mabuk, kalau kita sendiri tak pernah minum alkohol. Kita juga tak bisa merasakan menjadi suami yang baik, kalau kita selalu menurut dan tak pernah selingkuh.
Is lalu menampik perkataan Agus dengan balik membalas bahwa hidup ini bukan mesin percobaan. Rumah tangga juga bukan arena akrobatik dan meja permainan. Hidup adalah amanah dan kita wajib menjaganya.
Setelah membaca sekilas dari kisah ini, kita mau ikut 'nasihat' siapa? Agus ataukah Is? Tanyakan pada nurani Anda masing-masing.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
Kiat Jemput Karunia Tuhan yang Berkah Melimpah dalam Buku Dongkrak Rezeki
-
Diperkirakan Bakal Rilis Oktober 2025, Berikut Bocoran Fitur Terbaik Realme GT 8
-
HP Infinix Hot 60 Pro, Usung Chipset Helio G200 Terbaru Demi Dukung Produktivitas dan Gaming
-
Poco M7 Plus 5G Debut di India 13 Agustus 2025, HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Baterai 7000 mAh
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Buku Make It Happen, Now! Panduan Perencanaan Finansial Keluarga
-
Ulasan Novel Notes on an Execution: Catatan Terakhir Seorang Terpidana Mati
-
Review Film The Bad Guys 2: Kombinasi Sempurna Antara Aksi dan Komedi!
-
Novel Onwards and Upwards: Perjalanan Wanita Paruh Baya Menemukan Harapan
-
Review Film The Girl with the Needle: Sepi yang Menjerat Begitu Kejamnya
Terkini
-
Komunitas Buku sebagai Safe Space: Pelarian dari Kegaduhan Dunia Digital
-
Ceria dan Penuh Energi, NCT Wish Siap Warnai Dunia Lewat Lagu Baru 'Color'
-
OOTD Gaeul IVE: 4 Gaya Kasual yang Fleksibel Buat Segala Momen
-
Bukan Lagi Panjat Pinang, Begini Cara Gen Z Rayakan HUT RI di Era Digital
-
4 Serum Buah Peach yang Bantu Kulit Auto Glowing dan Skin Barrier Kuat!